ke-36

1.6K 210 50
                                    


Anthony terpaksa bangun dari tidur pulasnya dikarenakan ada yang mengetok pintu kamarnya berulang kali. Ia baru saja memejamkan matanya 15 menit yang lalu tapi sekarang sudah ada yang menganggu waktu istirahatnya.

"Sebentar." Dia turun dari tempat tidur dan memakai sendal lalu berjalan menuju pintu.

"Ada apa?" Tanya Thony menatap wanita paruh baya yang sudah menjadi asisten rumah tangganya sudah sangat lama.

"Maaf den mengganggu waktu tidur aden. Tapi ada teman aden yang dateng mencari aden." Thony mengerutkan keningnya mendengar penjelasan ART tersebut.

"Oh ya sudah bi, terimakasih."

Thony menutup pintu kamarnya terlebih dahulu sebelum menemui teman yang sudah menunggunya. Dengan kepala yang sedikit pusing ia berjalan dengan langkah hati-hati agar tidak terjatuh sambil menduga-duga siapa teman yang berkunjung itu.

"Bang David kak Fidel?" Kagetnya setelah mengetahui bahwa seniornya yang datang.

Fidel maupun David berdiri dari duduknya dan mendekati Thony. Dapat Thony lihat ke dua wajah seniornya sedang ada sesuatu yang mereka cemaskan.

"Kalian kenapa?" Tanyanya mulai penasaran. Terlebih dia adalah orang yang gampang penasaran dan rasa keingintahuannya juga besar.

"Thon lo harus ikut kita sekarang, ini gawat." Ucap David. Nada suaranya begitu kalut.

"Kemana Bang? Ini ada apaan sih, kak Fidel apa yang terjadi?" Thony menatap Fidelya dengan ekspresi bingung dicampur penasaran.

"Lo harus tenang tapi ya." Fidelya menatap balik Thony. Thony pun mengangguk. David memastikan keadaan sekitar agar pembicaraannya mereka tidak didengar yang lain.

"Mysha ada dalam bahaya, Agung marah besar."

****

Disisi lain ada ada Deo dengan motor sport nya, Iva dan Keyla dengan mobil mewah mereka sedang menelusuri jalan untuk mencari keberadaan Agung, Mysha dan Ronal. Mereka tidak mengetahui keberadaan pasti ketiga orang tersebut, hanya saja mereka mencoba terus mencari berharap menemukan jejak dan mereka juga menunggu kabar dari Fidelya.

"Lo jangan sampai bunuh orang lagi Gung." Batin Deo cemas sambil tetap fokus mengendarai motor.

"Dia cewek Gung. Kita berharap lo masih punya hati nurani buat tidak bertindak terlalu jauh." Sekarang Iva yang berharap semoga temannya tidak berbuat hal yang bisa mengantarkan ia ke jeruji besi.

"Siapa yang harus gue khawatirin, lo  atau Mysha?" Beda dengan kedua temannya. Keyla malah merasa bingung siapa yang sebenarnya iblis diantara dua orang tersebut.

Pencarian mereka masih terus berlanjut meskipun sudah malam dan hujan mulai turun membasahi bumi. Namun tidak ada dari mereka yang ingin berhenti dan terus mencari. Mencari tanpa petunjuk memang melelahkan dan merasa sia-sia.

Thony memilih mengendarai motor untuk mencari sepupunya. Ia tahu hujan akan segera turun tetapi dengan motor bisa lebih cepat dan terhindar dari kemacetan dengan mudah. Thony sangat ketakutan dan sedih atas keselamatan Mysha tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan seniornya terhadap sepupunya itu.

Jika saja Thony tidak menggunakan helm orang-orang akan tahu ia sedang menangis. Dia mengendarai motor begitu kebut, ia tidak memikirkan keselamatannya yang bisa saja jatuh dari motor akibat jalanan licin atau karena menabrak pengendara lain.  Fokusnya saat ini hanya kepada Mysha, selain karena dia menyayangi sepupunya ia juga tidak mau membuat keluarga Mysha kecewa padanya.

Ini bukan perihal keselamatan Mysha saja melainkan Agung dan orang-orang sekitar lelaki itu nantinya juga akan mendapatkan ganjaran yang tidak bisa lelaki itu lupakan seumur hidupnya. Mysha bagaikan permata indah dan susah untuk didapatkan, ia dijaga sangat baik dan dibesarkan oleh keluarga berpengaruh dan tentunya menakutkan bila terjadi sesuatu kepada salah satu anggota keluarganya.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang