Thony menahan diri untuk tidak tertawa akan tetapi dia tidak kuasa menahannya tatkala melihat tingkah kekasihnya yang sedang cemas dan juga rasa bersalah namun tidak bisa berbuat apa-apa selain gigit jari seperti bayi kehausan."Ah Thony jangan ngeledek ihh aku itu cemas sama mereka aku ngerasa jadi penghianat disini." Rengek Zanna terdengar manja ditelinga Thony.
Melihat kekasihnya seperti ini ada kebahagiaan tersendiri dalam dirinya, sungguh menggemaskan ingin rasanya Zanna ia masukan ke dalam karung untuk dibawa pulang.
"Santai aja udah, hitung-hitung mereka olahraga." Thony mengelus lengan Zanna lembut dan meminta kekasihnya untuk tidak khawatir.
"Kamu enak ngomong kan aku yang ngerasain. Malah yang ngehukum Bang Ronal lagi makin suram deh suasana nggak bisa bantuin mereka."
Thony kembali mengingat saat dimana Ronal memintanya untuk berkenalan dengan sepupunya. Haruskah ia membantu seniornya itu untuk dekat dengan Mysha atau malah sebaiknya? Terlebih ia tahu bahwa sepupunya sudah menaruhkan hatinya kepada Meisie yang berkelamin sama dengannya.
Dia memang tidak mempersalahkan perasaan Mysha terhadap Meisie dia tidak punya hak untuk itu namun jika ada lelaki yang bisa meluluhkan hati Mysha dia akan sangat bersyukur.
"Thon kok diem? Kamu laper, maaf ya aku kelupaan.." sesal Zanna karena rasa cemasnya dia malah melupakan kesehatan pasangannya.
"Nggak sayang aku nggak laper." Thony tersenyum hangat memberi respon saat melihat penyesalan dalam diri Zanna.
"Soal mereka berdua aku yakin mereka baik-baik aja, kamu tenang aja ya."
Nuria tersenyum cerah menemukan buku yang dicari di perpustakaan. Dia membuka buku itu sekilas melihat isi dari buku tersebut. Bukannya tidak peduli atau melupakan ke dua temannya yang sedang dihukum, dia juga harus mengerjakan tugas yang belum selesai ia kerjakan.
Nuria memang mengambil ekstrakurikuler drama dan dia butuh buku ini karena ada hubungannya dengan club drama yang sedang mereka kerjakan.
"Telat dikit aja udah nggak ada lagi nih buku." Dalam hatinya ia begitu bersyukur tidak terlambat.
Nuria sampai mencium buku itu karena terlalu bahagia mendapatkan bukunya, maklum saja kelamaan jomblo.
"Nggak ada lagi kan ini doang?" Dia mengaruk kepalanya yang tidak gatal mencoba untuk berpikir.
"Udah ini doang kayaknya."
Setelah selesai menyelesaikan proses pinjaman buku yang membuat lututnya pegal karena mengantri dahulu sebab hari ini lumayan banyak yang meminjam buku. Ketika membuka pintu perpustakaan disaat bersamaan juga seorang gadis juga ingin memasuki perpustakaan dan itu mengejutkan Nuria.
Beda halnya dengan Nuria yang terkejut gadis itu terlihat biasa saja malahan dia tidak memperdulikan reaksi Nuria yang bisa dibilang berlebihan. Dia hanya melihat dua detik kearah Nuria setelah itu berlalu begitu saja memasuki perpustakaan.
Nuria bersikap demikian bukan tanpa alasan melainkan dia terkejut sekaligus terpesona dengan paras gadis itu. Wajahnya terlihat bersinar dan sangat bersih, dirinya bahkan tidak melihat dan tidak menemukan adanya noda sedikitpun diwajah gadis manis itu.
"Yang tadi itu apaan ya? Bidadari?" Pujinya takjub bahkan dia tidak sadar buku yang dijaga sepenuh hati lepas dari genggamannya. Dia hanya bertatapan muka hanya beberapa detik tapi kenapa aura gadis manis itu masih membekas dikepalanya.
"Kek kenal."
"Kek pernah lihat tapi siapa ya?"
Mulutnya terbuka lebar, dia terperangah setelah mengingat siapa gadis tadi. Gadis hipnotis yang sudah membuatnya tidak berdaya akan pesona yang dipancarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...