ke-24

1.7K 197 19
                                    

Maaf sebelumnya kalau ada yg mikir alur cerita ini lambat atau scene Mysha Meisie dikit kurang romantis segala macamnya. Ini cerita gxg kok bagian cowoknya banyak kenapa gak fokus ke cerita cast utamanya aja?

Aku jelasin ya, disini Mysha ataupun Meisie awalnya nggak belok mereka normal jadi aku gamau bikin langsung ke situnya aku mau bikin sebisa mungkin ceritain mereka jdi belok ya dengan cara pelan2 butuh proses pendekatan dari teman sahabat. Saat mereka sahabatan apa aja yg terjadi sebelum mereka jadian, mereka ngapain aja dan ada orang2 disekeliling mereka ikut berperan penting juga.

Yok lanjut..

*
*
*
*

Mysha Pov

Setelah selesai mengerjakan hukuman yang diberikan dan membersihkan diri, aku memilih untuk ke ruangan musik. Aku masih belum memutuskan untuk masuk ke club apa, untuk itu aku mau melihat-lihat terlebih dahulu dan langkah kaki ku membawa ku ke ruangan musik.

Samar-samar aku mendengar alunan Biola terdengar indah namun dibalik keindahan itu aku bisa merasakan kesedihan disana. Aku mempercepatkan  langkah kaki ku, aku ingin mengetahui siapa gerangan yang begitu hebat dalam memainkan alat musik tersebut.

Bertepatan aku sampai didepan pintu saat itu juga suara musik itu berhenti juga. Aku mengerutkan kening merasa heran karena alunan melodi indah dari Biola tersebut berganti dengan suara isakan tanggis. Aku mengintip kedalam dari jendela kaca, aku melihat seorang perempuan memeluk Biola dengan berurai air mata. Aku tidak bisa mengenalinya karena wajahnya tertutupi rambut ditambah kondisinya menunduk.

Haruskah aku masuk?

Tapi untuk apa?

Yang lain kemana kenapa hanya ada dia?

Aku berdebat ke diri sendiri merasa bingung. Itu bukan urusanku lalu buat apa aku memikirkannya, sebaiknya aku pergi sebelum dia mengetahui kehadiranku. Akupun berbalik, hendak pergi dari sana tetapi aku mendengar suara mengaduh dari ruangan musik.

Bruk..

Aku membuka pintu, dia mendongak melihat kedatanganku yang tiba-tiba. Sebenarnya aku sedikit kikuk merasa tidak tahu harus berbuat apa, karena sikap gegabah aku masuk ke ruangan ini dan aku tidak mengenal perempuan di depanku ini, entah dia senior, junior atau satu tingkat denganku. Aku membalas tatapannya dan kembali menjadi sosok Mysha yang dingin.

Dia memegang kepalanya sambil meringis sakit. Apa suara tadi itu disebabkan karena kepalanya terluka? Ya aku rasa begitu. Aku dan dia sama-sama diam tidak ada yang mau duluan membuka suara.

Ketika dia berdiri dan merapikan penampilan yang sedikit berantakan akibat menangis tadi mungkin. Aku baru bisa melihat wajahnya, aku berpura-pura melihat semua alat musik yang ada diruangan ini sesekali aku melihat kearahnya yang masih mengelus kepalanya.

Pergerakan ku yang menyentuh alat musik terhenti setelah mengingat perempuan ini, dia adalah perempuan yang di taman tadi. Perempuan yang memberikan botol minuman ke Fidelya namun Fidelya seperti tidak menghargai pemberiannya. Saat melihat matanya masih ada bekas air mata aku seperti melihat diriku sendiri, dia bernasib sama sepertiku kurang lebih. Mencintai seseorang tanpa dicintai balik oleh seseorang itu.

Apa dia sama sepertiku yang menyukai sejenis? Tapi aku hanya menyukai Meisie tidak dengan perempuan lain. Apa dia juga begitu hanya menyukai Fidelya saja?

"Kayaknya kepala lo luka, nggak dibawa ke uks aja?" Tiba-tiba aku mengatakan hal itu. Aku tercengang dengan diriku sendiri kenapa aku mengatakan itu terkesan aku peduli kepadanya padahal dia orang asing.

"Nggak perlu." Jawabnya singkat tanpa melihatku. Apa dia takut ketahuan habis menangis? Tidak tahu saja dia aku sudah mengetahuinya sedari tadi.

"Lo yakin? Coba gue periksa." Aku mendekatinya bermaksud mengecek luka dibagian kepalanya. Belum sempat aku melakukannya dia sudah menepis tanganku.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang