ke-32

1.6K 182 37
                                    


Dipart ini Mysha ngerasa sakit lgi:( suka bat bikin Mysha tersakiti🙏 begitu juga dengan Keyla hehe:(

Aku up double nih seperti kemauan kalian, selamat menikmati.

****

Seperti yang sudah disepakati kemaren sore, masing-masing dari mereka mulai menjalankan tugas. Didepan gerbang sekolah sudah berdiri tiga lelaki tampan dan gagah, pastinya ketiganya menjadi incaran para siswi di dalam sekolah maupun diluar sekolah karena ketiganya memiliki pesona yang tidak bisa dibantah begitu saja. Sangat sulit mengabaikan kehadiran mereka begitu kharismatik membuat siapa saja betah berlama-lama memandang ketampanan mereka.

David menanyai tiap siswa-siswi yang datang dengan pertanyaan yang serupa. Sejauh ini tidak ada yang mengetahui jawaban atas pertanyaan David. Mereka menjawab tidak tahu, bahkan David juga menggunakan metode ancaman berharap salah satu dari mereka mau memberitahu.

"Sialan!!" Umpatnya putus asa.

"Masa nggak ada yang lihat, yang benar aja." Lanjutnya menendang gerbang didepannya.

"Bahkan kehadiran lo Gung nggak ngaruh, nggak ada yang mau kasih tahu." Perkataan David barusan mendapat tatapan datar dari Agung. Dalam diam Agung membenarkan perkataan David.

Siswa-siswi masih menatapnya dengan tatapan takut bahkan mereka tidak berani untuk menatap matanya tapi kenapa tidak ada yang mau buka suara. Apa ia harus memakai cara kekerasan? Jika dengan cara itu membuat mereka mendapatkan jawaban dia siap melakukannya.

"Bukan nggak mau ngaku. Emang mereka nya yang nggak tahu." Ronal buka suara seakan-akan mengetahui isi pikiran Agung. David menatap Ronal dan Agung mendekatinya.

"Gue nggak yakin salah satu dari mereka nggak ada yang lihat." Agung mengeluarkan pendapatnya. David mengangguk menyetujui pendapat Agung.

"Mereka takut sama lo ditambah dengan adanya gue dan David. Ada alasan bagi mereka untuk bohong?"

Agung dan David menatap satu sama lain. Kenapa sekarang-sekarang ini pendapat mereka selalu berbeda dengan pendapat Ronal, tidak seperti biasanya Ronal selalu mengikuti dan menyetujui pendapat mereka dalam melakukan apapun. Bisa di bilang Ronal malas berpikir jika itu tidak ada hubungan dengannya.

Meskipun begitu pendapat Ronal ada benarnya dan mereka berdua mengakuinya. Ronal sudah bertekad akan melindungi Mysha semampunya sampai mau melibatkan diri turun  mencari alasan agar teman-temannya tidak mengetahui siapa orang yang mereka cari.

"Kita tunggu kabar dari Fidel."

Mendengar perkataan David, langsung membuat Ronal kembali cemas. Dia berharap Fidelya tidak menemukan apa-apa, tadinya dia mau bertukar tugas dengan Fidelya tapi belum sempat berbicara Fidelya sudah ada di ruang keamanan.

Dia meyakinkan dirinya kalau Mysha tidaklah sebodoh mau melakukan itu ditempat yang terpasang cctv. Itu pegangan yang diyakini Ronal agar dirinya bisa tenang meskipun sulit dilakukan.

"Tuhan selamatkan Mysha." Batin Ronal mengharapkan keselamatan Mysha.

Fidelya, gadis cantik menyenangkan itu sedang fokus di ruang keamanan untuk memeriksa semua tempat dibagain sekolah yang terpasang cctv. Mata indahnya tidak lepas menatap tiap gambaran yang terekam di layar cctv, begitu tidak inginnya melewatkan hal sekecilpun.

Setiba di sekolah dia langsung mendatangi satpam membuat satpam itu tidak sempat bertanya dikarenakan raut wajah serius Fidelya.

"Udah dua jam tapi nggak ada tanda-tanda." Ucapnya seorang diri masih terus menatap layar tersebut.

"Sie andai kamu mau kasih tau, kakak langsung datangin orang itu dan kasih pelajaran buat nggak sentuh kamu sembarangan."

Dadanya sesak dikala terbayang-bayang tanda di tangan Meisie. Segitu tidak relanya dia ada yang menyentuh gadis kesayangannya. Amarahnya sangat kontras terasa tiap mengingat sikap lancang bajingan yang meninggalkan tanda di tangan Meisie.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang