Rasa rindu hanya mampu diucapkan keduanya didalam hati tanpa berani mengungkapkan. Mereka seperti lebih mengutamakan rasa gengsi dan ego mereka setidaknya untuk saat ini.Agung mempersalahkan Mysha masuk tanpa memperdulikan ekspresi saudaranya lebih tepatnya tidak mau mempertanyakan kenapa. Dengan langkah sedikit bimbang Mysha berjalan memasuki rumah Meisie. Sementara Meisie menatap keduanya dari belakang dengan sorotan mata sendunya.
"Udah gue duga pasti ada lo disini Del." Kata Agung melihat Fidelya duduk santai diruang tamu. "Nggak ada rumah ya lo?!" Tambahnya mengambil duduk disebelah Fidelya.
"Sha silahkan duduk." Senyum Agung menatap Mysha yang terlihat canggung. Mysha duduk setelah dipersilahkan untuk duduk.
"Kalau nggak ada Mysha udah gue usir lo Gung berkunjung nggak lihat jam." Semprot Fidelya kesal menatap tajam teman sebayanya itu.
"Nggak apa-apa kali ini juga rumah kedua gue, lo tuh pulang cucian numpuk." Agung sangat santai menyuruh Fidelya pulang.
"Sialan lo." Umpat Fidelya memukul Agung dengan bantal. "Gue mau nginap sini mau nemanin kesayangan gue lo ganggu aja sih."
Mysha yang tadinya tidak peduli dengan pembicaraan Agung dan Fidelya, tersentak saat Fidelya secara gamblang mengatakan kalimat tersebut. Mysha menutup matanya sebentar dan teringat kalau Fidelya memang pemberani bahkan mencium Meisie saja dia berani didepan banyak orang. Sikap Fidelya membuatnya gelisah sementara ia belum ada pergerakan sama sekali.
"Dek kasih pinjam Mysha pakaian lo boleh ya pakaian dia basah nanti masuk angin." Pinta Agung melihat kedatangan Meisie. Semua mata tertuju kearah Mysha menatap gadis cantik itu yang tampak kedinginan.
"Nggak usah udah ada jaket lo." Tolak Mysha tidak ingin merepotkan orang lain lagi.
"Baju kamu basah Sha udah nggak apa-apa pakai baju Meisie aja ya."
Mysha delema antara ingin dan tidak. Bajunya memang basah dia bisa saja masuk angin seperti yang dikatakan Agung tadi namun melihat ekspresi wajah Meisie sekarang terlihat tidak bersahabat dia jadi merasa sungkan. Meisie bukannya tidak suka dengan kedatangan Mysha melainkan tidak suka melihat interaksi antara dia dan Agung apalagi melihat jaket Agung melekat manis ditubuh Mysha.
"Sie kasih pinjem gih Mysha bajunya kalian teman kan." Sekarang Fidelya yang meminta. Teman? hahaha keduanya tertawa hambar dalam hati mendengar kata itu.
"Ikutin gue." Titah Meisie datar lalu berjalan menuju kamarnya menaiki tangga.
Mysha mengekor dibelakang tidak ada alasan untuk menolak lagi, dia justru merasa takut jika nanti dia menolak Meisie akan menganggapnya tidak sopan. Mysha kan serba salah mulu dimata Meisie haha.
****
Didalam kamar seperti yang sudah kalian duga kecanggungan itu kembali hadir ditengah mereka. Mysha tampak ragu masuk kedalam kamar gadis itu lebih memilih berdiam diri ditepi pintu. Meisie sudah membuka lemari pakaiannya dan memilih pakaian yang dirasa cocok untuk gadis tinggi itu.
"Kamar gue bersih lo nggak perlu takut masuk apalagi pakaian gue aman buat kesehatan." Sindir halus Meisie melihat Mysha masih berdiri disana lewat ekor matanya.
Mysha meneguk ludahnya merasa tidak enak hati karena bersikap demikian, lagi-lagi sikapnya membuat Meisie salah paham
"Kamar kamu bagus." Puji Mysha melihat area kamar Meisie setelah duduk di tepi ranjang besar Meisie.
"Hm."
Melihat respon Meisie terbilang dingin Mysha mencoba memutar otaknya untuk berpikir agar gadis kesayangan itu tidak kesal kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...