Setelah mendengar penjelasan Dokter mengenai apa yang terjadi kepada Meisie membuat ketiga orang yang ada disana terdiam terkejut. Dokter mengatakan Meisie mengidap PTSD, pikiran Agung langsung teringat dengan kejadian bertahun yang lalu dimana saat itu ia hampir kehilangan nyawanya dikarenakan dijebak lalu dikeroyok oleh sekumpulan geng yang namanya tak disebutkan.Lelaki itu juga masih ingat sebelum ia kehilangan kesadarannya, keadaannya sangat parah ada beberapa tusukan ditubuhnya ia juga dicambuki. Setelah ia sadar sudah berada di rumah sakit disana ada Fidel dan juga Meisie. Agung mencoba menyimpulkan kejadian bertahun lalu adalah penyebab Meisie menderita PTSD dan kejadian tangannya bercucuran darah mengingatkan Meisie dengan trauma dimasa lalu.
"Gung lo baik-baik aja?" Tanya David melihat kondisi sahabatnya. Agung mengusap wajahnya ia juga terlihat syok mukanya memucat dan berkeringat.
"Lo apa-apaan? Sadar woi!" Teriak David menghentikan tindakan Agung yang membenturkan kepalanya ke dinding.
"Dav.. gue.. Meisie karena gue dia..."
"Gue ngerti apa yang lo maksud tapi ini bukan salah lo ini semua diluar kendali kita." David memegangi tubuh Agung, khawatir temannya akan melakukan sesuatu buruk pada dirinya.
"Gue mau ketemu Meisie." Agung memohon menatap David.
"Jangan sekarang tenangin dulu diri lo." Bukan bermaksud tidak mengijinkan Agung melihat keadaan Meisie hanya saja David juga mencemaskan kondisi temannya.
"Dav Meisie akan baik-baik aja kan?" Tanya Agung penuh harap agar David mengatakan kalau Meisie baik-baik saja.
"Tentu, dia adek kesayangan lo dia pasti kuat." David mengangguk menenangkan Agung yang masih dilanda syok dan menyalahkan dirinya. David juga masih ingat kejadian dimasa lalu, kejadian tersebut begitu membekas untuk perkumpulan mereka bahkan tidak pernah ada niatan untuk melupakan kejadian keji itu.
Berhasil mengalahkan Agung bukanlah sesuatu yang keren melainkan pecundang. Keroyokan tidak bisa disebut gentle, David dan yang lain menamai mereka loser perkumpulan para pecundang.
"Sie kamu sukses bikin aku ketakutan setengah mati." Mysha memegang tangan Meisie dan sesekali mengecupnya.
"Entah apa yang terjadi padamu dimasa lalu sampai buat kamu trauma gini. Sayang nggak ada lagi yang perlu kamu takuti, kejadian itu udah berlalu sekarang ada aku Sie." Dia tadi benar-benar syok mengetahui gadis yang dicintainya mengidap PTSD akibat trauma dimasa lalu.
"Aku akan jagain kamu." Mysha mengecup lama kening Meisie yang masih enggan membuka mata.
Gadis pemilik mata biru memikat itu mencoba memutar otaknya menerka kejadian mengerikan apa yang dialami kekasihnya.
"Sial."
Marahnya setelah mengingat Meisie pernah bercerita kepadanya kalau dimasa lalu dia hampir diperkosa dan melihat tubuh Agung bersimpah darah dipenuhi luka. Mysha bersumpah akan membunuh para bajingan yang hampir menodai gadisnya, akan ia cari tahu bagaimanapun caranya akan segera ia temukan.
Terbesit satu nama diotaknya untuk ia mintai informasi atas kejadian dimasa lalu. Diaa tidak bisa meninggalkan kekasihnya bagaimana jika nanti Meisie siuman lalu tidak menemukan keberadaannya disana. Itu akan membuat kekasihnya khawatir dan menjadi beban pikiran.
Mysha mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang yang akan mempermudahkan tujuannya. Saat ponsel itu menempel ditelinganya, pintu terbuka menampakkan sosok Ronal dan juga Deo disana lengkap dengan wajah cemas mereka.
"Mysha." Ronal menatap Mysha begitu juga Deo lalu bergantian melihat Meisie yang terbaring dikasur rumah sakit.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
MEISHA
Teen FictionKalian percaya seseorang bisa merubah hatinya saat ia mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama? Seperti Meisie, gadis manis yang sedang dimabuk cinta akibat David lelaki atletis yang di sukainya sejak awal tetapi tidak pernah mendapat restu dari...