ke-11

2K 201 2
                                    


Mungkin dari kalian ada yang tidak langsung pulang kerumah setelah jam sekolah telah usai. Ada yang memilih mampir dulu ke Cafe, ke teman atau tempat yang ingin dikunjungi namun ada juga yang memilih menetap di Sekolah untuk latihan.

Benarkan masa-masa terindah seseorang ada disekolah? Apakah sejak beranjak usia remaja. Mulai dari pengalaman jatuh cinta pertama kali, memiliki banyak teman yang sebelumnya adalah orang yang tidak kita kenal lalu menjadi dekat dan terjalin hubungan persahabatan. Menghabisi waktu bersama seolah-olah tanpa beban yang ada hanya kesenangan. Tidak jarang juga kesedihan selalu mengiringi kebahagiaan, tentu tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Seperti halnya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kebahagiaan yang mutlak perlu melalui berbagai rintangan dan kisah yang rumit.

Sepasang kekasih terlihat mesra walaupun hubungan mereka bukan lagi terbilang baru. Ada orang yang mengatakan cinta hanya manis diawal saja lantas kenapa sepasang kekasih yang menjalin hubungan cukup lama ini masih tampak hangat-hangatnya? Mungkin bukan masalah tentang berapa lama kamu bersamanya melainkan bagaimana kebahagiaan itu terjalin dihubungan mereka.

"Na lihat burung yang disana nggak?" Tanya Anthony menunjuk burung yang hinggap di pohon. Posisi mereka berdua tengah berada di kursi taman yang kelihatan masih sepi, dengan kepala Thony yang direbahkan di paha Zanna. Terlihat romantis serta mengundang iri orang yang melihat.

"Lihat, kamu kepengen melihara burung?" Zanna melihat burung disana sebentar lalu kembali menatap kekasihnya.

"Burung yang ada dirumah udah mati?" Tanya Zanna sambil mengelus rambut Thony.

"Udah dicekik Mysha."

"Hah? Serius? Kenapa nggak kamu aja yang dicekik kasihan burungnya ih Thon." Ujar Zanna terlihat berduka atas kehilangan peliharaan Thony. Melihat ekspresi kekasihnya sekarang ini terlihat menyebalkan dimata Thony.

"Pacar kamu itu aku apa burung sih yang?" Thony meluapkan kekesalannya menarik hidung mancung cewek yang sudah menemaninya 14 bulan lebih 9 hari ini. Satu-satunya cewek yang ingin dinikahinya nanti.

"Pacar aku ya kamu lah bodoh." Tidak mau kalah Zanna mencubit bibir Anthony dengan gemes. Sadar dengan kebodohannya mereka lalu tertawa seakan itu sesuatu yang lucu.

"Bener di cekik Mysha?" Zanna meminta kepastian atas perkataan Thony tadi. Thony bangkit dari rebahannya dan menatap lekat pancarnya.

"Kalau Mysha denger ini bakal beku aku Na fitnah dia."

"Sampai segitunya?" Zanna balas menatap Thony tepat dimanik matanya.

"Kamu nggak ngerasain tatapan dia? Kalian sekelas kan. Pernah ngobrol bareng atau kamu bercandaan sama dia kek isengin dia, pernah?" Tidak perlu berpikir dahulu Zanna langsung menggeleng memberikan respon.

"Jangankan isengin minjem buku dia aja aku nggak berani." Akui Zanna teringat kejadian tadi disekolah saat dia tidak kuasa menyontek buku tugas Mysha.

"Sungkan gitu kan ya? Ngerasa udah nggak bakal dikasih pinjem." Kali ini Zanna mengangguk membenarkan perkataan cowok tampan disampingnya.

"Butuh keberanian untuk dekat sama dia. Irit ngomong gitu malah kitanya keliatan dongo kalau ngobrol sama dia. Tapi Mysha itu anaknya hangat kalau lagi jinak." Thony terkekeh diakhir kalimatnya. Dia membawa kepala Zanna untuk bersandar di bahunya.

"Aku yakin cepat lambat kalian bakal jadi temen baik." Thony meyakinkan kekasihnya seperti memberikan motivasi. Zanna mengangguk pelan dibahu Thony sambil memejamkan mata. Pikirannya kembali teringat dengan sahabatnya yaitu Meisie yang terlihat biasa saja berinteraksi dengan Mysha seolah aura dingin yang dipancarkan Mysha tidak berpengaruh apa-apa. Ditambah Mysha tidak mempersalahkan sikap manja sedikit agresif Meisie kepadanya.

MEISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang