DARI PENULIS

174 12 4
                                    

Selamat malam, 

Sejak ibu tiada, aku menjadi lebih sering melewatkan malam dengan mata terbuka. Entah sudah berapa ratus malam kedua mataku menyaksikan detik-detik bergantinya hari, terkadang menjadi wasit pertarungan sengit antara dua kucing yang berebut sisa-sisa makanan di bak sampah, atau hanya diam menatap foto bapak dan ibu yang kupasang besar-besar pada dinding kamar yang langsung menghadap ke tempat tidur. 

Sejak ibu tiada, aku menjadi lebih sering menghabiskan waktu menjauh dari orang-orang. Aku merasa perlu menghukum diri sendiri karena sejak ibu tiada, aku perlahan sadar betapa takdirku telah menghukum jiwa ibuku sedemikian rupa hingga akhir hayatnya. 

Aku tidak bisa menyalahkan takdir. Aku juga tidak memiliki kekuatan sebesar itu untuk mengubahnya menjadi seperti yang kuinginkan. Yang bisa kulakukan adalah merawat hati, bergeser dan tempatku bersimpuh uluh,  berdamai dengan kenyataan. 

Aku butuh waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan mungkin selamanya, untuk melepaskan seluruh perasaan bersalah ini. Karena pada kenyataannya, aku terlalu pengecut untuk berdamai dengan kenyataan bahwa ibu tiada sebelum aku menuntaskan harapan terbesar ibu. Harapan yang pantas didapatkan oleh orang tua manapun di seluruh belahan dunia. Karena pada kenyataannya, sampai detik ini aku belum juga menemukannya.

Pada akhirnya aku diselamatkan oleh keyakinan bahwa setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua. Melalui cerita inilah, aku ingin memberi ibu apa yang hilang dalam hidup ibu. Meskipun sampai detik ini aku masih berusaha meyakinkan diriku sendiri bahwa apa yang kulakukan bukanlah sebuah pengelakan akan sesuatu yang tidak bisa kuberikan, sesuatu hanya untuk membuat perasaanku menjadi lebih baik. Lebih dari itu, cerita ini adalah caraku menyikapi takdirku, yaitu dengan memberi ibu apa yang disebut dengan........ kebahagiaan. Karena ibu dan aku layak untuk mendapatkan kesempatan kedua.

Ibu, semoga ibu bahagia. Sampaikan salamku pada ayah. Aku sangat mencintai kalian. 

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My father died on September, 1st 2016 and my mother followed three and half years later on March, 2nd 2020 and this story is dedicated to their everlasting happiness. 

After Their WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang