Seperti ucapan gue kemarin, hari ini kita semua beneran pulang ke Tasik. Tadinya gue di Bandung bakalan seminggu tapi karna ada satu hal kami harus segera pulang. Hal tersebut menyangkut harga diri gue.
Untuk urusan si Zifa gadis itu udah jinak, walau pun dia sempet nangis pas gue berangkat tapi ya gue bakal balik lagi pas nikahan bang Ronal nanti.
Sekarang gue lagi di perjalanan pulang dan sebentar lagi sampai, gue naik motor yang gue dapet dari hasil balapan kemarin sendirian, sementara mobil di bawa sama si Gagan, bocah satu itu kang tipu, ngakunya gak bisa bawa mobil tapi nyatanya dia hanya males dan pengen berduaan sama si Vika, ck.
Tadi gue paksa dia buat bawa tuh mobil, soalnya gue bilang kalau gue mau langsung pergi ke kantor om Bima. Padahal gue langsung pergi ke rumah si Anggia untuk mendengar penjelasan darinya.
Yap, masalah yang gue hadapi adalah si Anggia, kemarin gue di kirimi vidio oleh orang gak di kenal, di dalam vidio gue lihat Anggia tengah berciuman sama seseorang yang engga gue kenal, gue merasa emosi saat itu tapi otak gue bilang jangan percaya begitu saja, makanya sekarang gue mau minta penjelasan sebenar-benarnya dari dia.
Mudah-mudahan vidio itu gak bener, gue harap si Anggia setia sama gue. Walau pun gue gak cinta sama dia tapi gue sedang berusaha mencintainya karna dia masih menyandang status pacar gue.
Gue sayang dia walau perasaan itu belum naik ke tahap selanjutnya yaitu cinta.
Motor gue berhenti tepat di depan gerbang rumahnya, nampak suasana rumah begitu sepi namun mobil Anggia ada di sana, berarti orang nya ada di dalam.
Gue sengaja gak ngasih tau kepulangan gue karna ingin tau apa yang ia lakukan selama gue pergi, gue harap dia gak berbuat yang aneh-aneh.
Gue mulai memasuki pekarangan rumah, perlahan gue membuka pintu dan ternyata pintu tidak di kunci oleh nya.
"Ang... Anggia..." panggil gue namun tidak ada yang nyaut.
Kalau begini pasti si Anggia lagi ada di kamar. Perlahan gue menaiki anak tangga menuju ke kamarnya, derap langkah gue lumayan terdengar cukup keras.
Ada satu hal yang gue takutkan saat ini, yaitu tentang kebenaran vidio tersebut, entah dari nomer siapa yang jelas gue merasa was-was takutnya itu beneran.
Langkah gue memelan saat mendengar suara dari dalam kamar.
"Ahhhh ahhhh ohhh ahhhh."
Langkah gue terhenti tatkala menyadari sesuatu, itu bukan suara biasa melainkan itu suara desahan si Anggia.
Gue masih menepis pemikiran buruk dan berpikir positif, mungkin si Anggia lagi main solo seperti kebiasaan nya kalau lagi sange.
Gue melangkah kembali dan melihat pintu kamar terbuka sedikit. Gue bakalan ngintip siapa tau gue bisa lihat dia lagi telanjang, haha.
Tapi...
Hati gue hancur saat itu juga, rasa yang selama ini gue mulai pupuk perlahan lebur bersama kekecewaan. Emosi mulai naik ke ubun-ubun, kedua tangan gue kepalkan sanking emosinya.
Disana, di dalam kamar gue melihat langsung betapa jalang nya wanita itu.
Dia... Wanita itu tengah bercinta dengan laki-laki lain.
Tubuh gue perlahan luruh. Dia, yang selalu gue jaga kehormatan nya ternyata main gila dengan orang lain di belakang gue.
Anggia... Wanita itu tengah ngesex entah dengan siapa, gue melihat dengan sangat jelas kalau kejantanan orang itu menancap di vagina si Anggia.
Anggia menaik turun kan pinggul nya berulang sambil meracau gak jelas, dia bahkan terdengar sangat menikmati nya, bahkan dia yang memimpin dan melakukan gaya women on top.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...