11.30 malam, gue baru kelar kerja. Astaga cape banget sumpah, mungkin karna malam minggu jadi nya tamu yang datang ke cafe membludak.
Gue bersama yang lain tak henti-henti nya melayani tamu yang datang. Keluar satu pelanggan, masuk beberapa tamu lagi.
Untung nya mereka semua udah pulang kali ini, alhasil cafe pun langsung di tutup sebelum ada lagi tamu yang datang.
Pekerja yang lain pun sudah mengeluh saking terlalu cape mungkin. Tapi... Beruntung si bos memberikan bonus yang sepadan kepada kami semua.
Lumayan buat makan beberapa hari ke depan.
Cafe sudah di kunci, lampu nya pun sudah di matikan semua, tinggal gue mikirin gimana cara balik ke kostan malam ini.
Naik angkot gak mungkin juga, soalnya mana ada angkot jam segini.
Mau naik ojol gak mungkin juga, soal nya gue mana punya handphone sih, huh bingung kan jadi nya.
Gue memutuskan untuk berjalan beberap saat, siapa tau ada angkot yang narik malam-malam gini, ckck angkot ke sasar kali.
Saat gue tiba di persimpangan CTP, gue melihat beberapa wanita berpakaian cukup terbuka tengah berdiri di sepanjang jalanan tersebut.
Tak jarang, mereka memamerkan paha mulus mereka ke arah pengendara mobil yang melintas di persimpangan ini.
"Ckck, dasar" gerutu gue.
Gue tau mereka bukan wanita biasa, melainkan mereka adalah wanita-wanita malam yang selalu menjajakan tubuh mereka setiap malam nya di persimpangan ini.
Gue emang baru sebentar tinggal disini, tapi gue tau kalau di sini adalah salah satu tempat mangkal nya para wanita malam atau bahasa kasar nya adalah PSK alias pelacur.
Di sini selain menjajakan para PSK, juga tersedia berbagai minuman keras berbagai merk, ada yang minuman berkelas macam wine dan weskey, ada pula minuman rendahan macam ciu, inex dan anggur.
Namun gue juga harus akui kalau di sini juga menyediakan minuman oplosan dan berbagai macam obat-obatan terlarang.
Kalian semua pasti tau maksud gue apaan. Kembali ke cerita.
Beberapa saat berjalan melintasi persimpangan tersebut gue langsung di cegat oleh dua orang wanita malam yang langsung menawarkan jasa nya.
"Om, mau kita angetin gak malam ini ?" tawar salah seorang wanita yang memakai dress hitam.
"Ckck, Om ?" gumam gue.
Emang tampang gue udah kayak om-om apa ? Rabun kali tuh cewek.
"Malam ini aku masih free nih. Belum ada yang nyentuh" sambung salah seorang yang memakai dress pink.
"Atau mau threshome juga boleh om" kata si dress hitam menawarkan lagi.
"Eum, kami kasih setengah harga kalau om mau. Gimana om menarik bukan tawaran kami ? Itung-itung buat penglaris nih" sambung si dress pink.
Kesel bat sumpah, gue di panggil om-om.
Mentang-mentang gue kucel, gue ampe di katain om-om, ckck.
"Maaf ya kakak-kakak, gue bukan om-om dan umur gue juga masih 16 tahun. Jadi maaf, saya bukan om-om hidung belang".
Puas banget sumpah, mereka ampe cengo ngedenger nya.
Bukan nya pergi, mereka malah lebih ganas ngegodain gue "Oh, masih kecil to, masih perjaka tingtong dong ? Adek mau gak nemanin kakak ? Entar kakak kasih yang enak-enak loh, gratis deh buat adek mah, gimana ?".

KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...