Shock Terapi

498 24 0
                                    

Siang hari kembali bergulir berganti dengan malam, waktu terus berlalu berganti dengan waktu yang lain, hari demi hari terasa sangat membosankan.

Entah kenapa akhir-akhir ini gak banyak pelajar dari basis lain wara-wiri, biasanya basis gue selalu bentrok sama SMB atau GNJ, mereka dua basis yang selalu bentrok sama basis PDY di jalur, bahkan ada juga MCG atau LGR ikut ngerecokin kami.

Tapi entah kenapa beberapa hari ini basis-basis itu seperti hilang di telan bumi, bahkan waktu kami nyamperin ke kandang, mereka selalu gak ada, bahkan tempat nongkrong mereka selalu kosong melompong.

Makanya kerjaan kami beberapa hari ini di isi dengan liburan dan rekreasi saja, gak ada hal menantang lagi setelah mereka semua menghilang.

Tapi ada bagusnya juga sih, soalnya kita gak perlu cape-cape ngeluarin tenaga, hahaha.

Seperti sebelum-sebelum nya, gue pulang selepas magrib, kali ini gue di suruh pulang ke rumah kak Arin.

Entah ada hal apa, namun gue berharap ini gak ada hubungan nya sama masalah ciuman kami waktu itu.

Jujur gue malu banget saat ini, nyali gue menciut seketika.

Gue memantapkan hati untuk masuk ke rumah ini, gue juga lihat ada sebuah mobil yang engga gue kenal, mungkin itu tamunya kak Arin atu om Bima.

Helaan napas terus gue lakukan berulang, tanpa sadar kak Arin udah berada di depan gue, ternyata dia yang buka pintu sebelum gue mengetuk.

"Hayo... Ngelamun mulu kamu, Gus! Masih kepikiran yang kemarin?"

Aisss. Pake di ingetin lagi.

"Maaf kak maaf."

Kak Arin mengulas senyum nya. "Santai aja kali. Yuk masuk, kakak mau kenalin kamu sama teman kakak."

Gue mengangguk, lalu setelah itu gue ikut masuk mengekor di belakang kak Arin.

Sesampainya di ruang tamu, gue melihat seseorang berpakaian rapih tengah duduk di atas sofa.

Kak Arin langsung menghampiri nya. "Sorry lama. Kenalin Dar, ini adik aku namanya Gusti. Gus kenalin namanya Dara dia teman kakak."

Gue belum ngelihat mukanya sama sekali. "Kenalin nama saya Gusti." satu tangan terulur.

"Nama saya Da___" tenggorokan dia sama tenggorokan gue langsung tercekat saat kami bertatap muka.

Gue dan dia langsung melotot tidak percaya, entah apa maksud nya, namun takdir mempertemukan kami lagi, sial.

"Loh... Elo!" ucap kami bersamaan sambil saling menunjuk satu sama lain.

What the fuck man!

Kenapa bisa gue ketemu lagi sama si Dara! Dan lagi kenapa bisa kak Arin berteman sama tuh orang? Kebetulan macam apa ini! Ya tuhan.

Sungguh sangat tidak terduga.

"I-ini adik kamu, Rin?" tanya Dara sedikit tergagap.

Kak Arin mengangguk. "Iya, kayak nya kalian sudah saling kenal!"

"Kenal lah, rang dia joki yang Gusti kalahin kak, tuh motor kan punya dia, dan lagi sekarang dia nyambi jadi gurunya Gusti," jujur gue, kak Arin nampak terkejut.

"Wah, dunia kayak nya sempit banget." Dara terkekeh di ikuti oleh kak Arin.

"Enek gue liat muka lo, Dar." gue berkata sinis, gue sangat jujur, gue memang enek ketemu terus sama dia.

"Kamu jangan gitu! Ayo duduk dulu, Gus."

Akhirnya gue menurut, gue duduk di single sofa yang berada lebih jauh dari tempat mereka duduk. Gue mencoba sebisa mungkin untuk tidak terlibat dalam pembicaraan mereka.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang