Jam masih menunjukan pukul tiga sore, gue baru selesai mandi dan mungkin sebentar lagi mau berangkat kerja.
Gue sedikit bersiul untuk mengalihkan rasa jenuh gue, gak ada yang menarik setelah bolos apa lagi pas ngelawan para mahasiswa yang main nya keroyokan, gue kira mereka pada kuat ternyata eh ternyata mereka cemen semua, cih.
Gue mencoba merebahkan tubuh gue sebentar di atas kasur, namun suara ketukan di pintu menggagalkan niat gue.
Tok tok tok
"Bentar" gue menyahut dari dalam, dengan malas gue membuka pintu tersebut dan seketika itu langsung menampakan siapa gerangan yang bertamu ke gubuk gue.
"Alya".
Yap dia adalah Alya, entah mau apa dia kesini dan dari mana dia tau kostan gue yang jelas dia udah berdiri di depan pintu kamar kostan gue.
"Masuk Al".
Gue mempersilahkan dia masuk, namun ada yang aneh sama dia, Alya terlihat diam dan cemberut dengan mata yang nanar.
Heran, kenapa lagi dia.
"Al, ayok masuk !!!" gue kembali mempersilahkan, namun tanpa gue duga Alya malah memeluk tubuh gue dengan erat.
"Hikss hikss".
Weh, kok dia malah nangis sih ?.
"Lo kenapa Al ? Bilang sama gue siapa yang bikin lo nangis kayak gini ?".
Bukan nya berhenti, Alya malah semakin kejer-kejer nangis di pelukan gue.
"Tenang Al tenang, lo kenapa sebenar nya ? Jangan bikin gue parno kayak gini ?".
Gue berusaha menenangkan walaulpun asli nya gue udah panik banget liat dia nangis.
Gue menengadahkan kepala nya supaya dia menatap ke arah gue dan dengan ujung jari gue menghapus jejak air matanya.
"Tenang dulu, tarik napas dalam-dalam lalu buang perlahan-lahan, lakukan beberapa kali".
Alya menuruti nya, dan melakukan hal tersebut berulang-ulang.
"Gimana ? Udah baikan ?" tanya gue, Alya mengangguk pelan.
Karna tidak enak, gue membawa nya ke dalam dan mendudukan nya di sebuah kursi yang ada di kamar kostan.
"Cerita sama gue, lo kenapa bisa nangis kayak gini ?" tanya gue yang sedikit menekan nya.
Alya menarik napas nya dalam dan mulai berbicara "Gu-gue kira lo yang kena bantai sama anak-anak panca tadi Gus. Gue hawatir banget soal nya lo bolos sekolah tadi Gus, hiks gue panik banget sumpah".
Huh kirain kenapa, tapi nih gadis hawatir banget sama gue.
"Lo hawatir sama gue Al ?".
Alya mengangguk "Cewek mana yang tidak hawatir sama pacar nya, apalagi denger kabar yang gak enak kayak gitu Gus, apalagi gue denger yang kena bantai itu anak sekolahan kita juga" katanya lalu dia kembali memeluk tubuh gue.
Antara bahagia dan penasaran sih. Bahagia karna dia sangat menghawatirkan gue dan penasaran sama siapa yang kena bantai panca.
"Lain kali, lo gak boleh bolos lagi Gus. Gue takut lo kenapa-napa, pikiran gue langsung kalut Gus waktu denger kabar itu, maka nya gue langsung kesini buat mastiin lo udah ada di kostan atau enggak".
"Lo tau dari mana kostan gue Al ?" tanya gue penasaran.
"Dari temen-temen lo Gus, tadi gue maksa mereka buat ngasih tau ke gue alamat kostan lo" Alya merekahkan senyum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...