Satu minggu berlalu sejak kejadian itu, kejadian yang membuat hati gue semakin buruk, tidak ada senyum ceria seminggu ini, yang ada hanya rasa sedih dan kecewa.
Dua mantan berbeda lebel itu membuat hati gue memburuk, satu mantan gebetan yang pergi karna lebih percaya sama orang lain, yang satu lagi mantan pacar yang main gila sama orang lain.
Mereka berdua bahkan semakin mengganggu seminggu ini, Wulan dan Anggia selalu datang dan ngasih perhatian-perhatian kecil ke gue.
Bukan nya seneng gue malah enek liat nya, jujur hati gue udah mati rasa buat mereka berdua.
Sabtu ini sekolah di pulang kan lebih cepat, para pelajar dari seluruh sekolah di pulang kan lebih cepat mengingat para guru akan melaksanakan rapat besar di balai kota.
Hal itu sangat membuat kami para pelajar senang, karna dengan itu kami bisa ngejalur lebih lama. Seharian tadi kami wara-wiri di jalur selatan, namun sial nya gak ada basis lain yang ngerecokin kami, alhasil kami hanya melintas saja di jalur.
Gak mau hari ini sia-sia, gue memutuskan untuk rekreasi di salah satu taman di jalur selatan, semua setuju bahkan mereka kayak bocah yang gak pernah liburan, seharian penuh mereka asik main air di salah satu sungai yang menjadi tempat rekreasi.
Kami pulang saat matahari mulai tenggelam, gue memutuskan untuk pulang ke rumah kak Arin mengingat ada hal penting yang ingin kak Arin bicarain ke gue.
Tadi gue di telpon untuk pulang dulu sebentar. Entah apa yang mau dia bicarain tapi gue langsung iyain aja, mengingat kalau pulang ke kostan gue bakal langsung di recokin si Anggia, yang gak tau malu selalu nangkring di kostan gue pas sore hari sepulang gue sekolah.
Di malam minggu seperti ini gue jadi ngenes, gue jadi jomblo ngenes di malam minggu.
Percuma juga gue mandi dan dandan sekece mungkin, palingan gue di rumah, kalau gak molor ya main ps ampe subuh.
Malam ini gak bakalan ada cerita kalau gue pergi buat ngapelin doi, malam ini adalah malam minggu pertama gue sebagai seorang jomblo.
"Hayo... Ngelamunin apaan kamu?"
Suara seseorang yang di barengi tepukan di pundak langsung mengagetkan gue. Itu ternyata kak Arin yang baru saja selesai nina boboin Tiara dan Kiara.
Kak Arin langsung mengambil duduk di samping gue, dia juga membawa kopi buat gue serta coklat panas buat dirinya sendiri.
Jam memang sudah menunjukan pukul sembilan malam dan itu jadwal nya Tiara sama Kiara tidur. Setelah itu kak Arin bebas.
"Di tanyain kok malah dieum!!! Kenapa?" kak Arin kembali bertanya.
Gue menggeleng pelan. "Kakak ngapain disini? Sana gih masuk temenin om Bima."
"Mas Bima lagi dinas ke luar kota, makanya kakak nyuruh kamu ke rumah biar kakak ada temen nya."
Oh... Pantesan mahmud satu ini bebas berkeliaran kayak setan dimari, ternyata laki nya lagi dinas ke luar kota.
Kasihan...
"Ngopi dulu, Gus. Biar gak ngantuk."
Gue mengangguk lalu menyesap kopi yang di bawanya tadi.
Setelah itu gue memicingkan mata ke arah kak Arin. "Kak Arin nyuruh Gusti kesini bukan untuk ngangetin kakak kan? Secara gitu om Bima gak ada, kakak pasti kedingingan." ujar gue sambil terkekeh.
Bukan nya marah, kak Arin malah tertawa. Dia paham apa yang gue ucapkan itu cuma candaan, dia gak pernah nanggapin hal kayak gitu denga serius, dia selalu santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...