Suara derap langkah terdengar di sepanjang lorong rumah sakit, entah kenapa kaki gue terus saja berlari tak kenal henti, langkah kaki Lestari juga ikut melangkah lebih cepat lagi.
Hight hells yang di kenakan oleh nya sudah ia lepas karna sedari tadi langkah nya tersered oleh genggaman tangan gue yang masih saja menempel di tangan nya.
Dia tidak banyak protes, karna sedari tadi Lestari juga merasakan hawa yang tidak mengenakan.
Kami berdua berlari kecil menuju ke area gawat darurat dan benar saja di sana sudah ada beberapa kawan gue dan beberapa orang yang gue tidak kenal siapa mereka.
"Gan, siapa yang kena ?" tanya gue dengan nada panik.
Gagan menoleh dan menghela napas nya sejenak "Si ujang ama si Wendi, Gus. Mereka kena di bagian kepala nya, yang lain juga pada kena, ngan heunteu parah".
"Eta saha Gan ? Nt kenal urang mah" gue melirik ks arah beberapa orang tadi.
"Dulur-dulur na si Ujang jeung si Wendi, Gus".
Anggukin wae lah.
Sekilas mata si Gagan memicing ke arah belakang tubuh gue.
"Saha eta Gus ?".
Gue yang paham langsung tersenyum tipis "Saha wen, moal di kenalken ka maraneh, bisi bogoh".
Tukk
Sebuah jitakan mendarat di kepala gue, tentu saja pelaku nya si Tari, siapa lagi coba.
"Sialan lo Gus. Lo juga, jadi orang oon banget Gan" sungut si Tari.
"Eh ? Kok kayak suara si Tari ya ?" heran si Abam.
"Lah ? Bener kayak suara nya si Tari, Bam" kali ini Gagan yang berceloteh.
Plakk
Plakk
Mereka berdua langsung meringis saat sebuah tamparan mendarat di pipi mereka.
"Gue emang Tari, goblok lo pada, masa gak ngenalin gue sih ?".
"Hah ?".
Semua langsung membulatkan mata mereka sambil menatap ke arah Tari. Mereka menatap cengo antara takjub dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.
"Kok lo bisa ama si Gusti ? Terus kenapa lo bisa dandan kayak gini ? Seumur sodaraan sama lo, gue gak pernah lihat lo dandan kayak gini deh" pertanyaan klasik yang keluar dari mulut si Abam dan di angguki oleh yang lain nya.
Tari nampak kikuk, pasti dia bingung mau jawab kayak gimana.
"Ceritanya panjang, entar gue jelasin deh. Yang pasti, keadaan mereka berdua kayak gimana ?" sambar gue dan langsung ngalihin topik dulu.
Mereka sedikit tertunduk lesu, nampak nya keadaan mereka sangat menghawatirkan.
"Parah Gus" lirih Galang salah satu anak basis nya si Ujang.
Gue langsung natap ke arah nya, gue mau tau sebenarnya apa yang terjadi.
"Lang, lo ikut tawuran juga ?" tanya gue basa-basi. Dia langsung mengangguk.
"Jelasin ke gue, sebenarnya apa yang terjadi ama basis lo ?" tanya gue penuh penekanan.
Dia sedikit menggeleng "Gue gak tau Gus. Tadi pas kita nongkrong, tiba-tiba aja mereka nyerang kita. Kita udah coba ngelawan namun kekuatan mereka banyakan dan kita-kita pada mencar ke segala arah".
"Terus kenapa si Ujang sama si Wendi kena ?".
"Mereka di kepung, Gus. Pas kita mau nolongin polisi keburu dateng Gus, gue juga gak tau tadi kondisi mereka berdua kayak apa, gue aja kesini ngendap-ngendap ngikutin polisi" jelas si Galang panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...