Sreng
Jeruji besi tersebut langsung di tutup kasar oleh petugas, mereka tidak memperdulikan kami yang berada di dalam. Bahkan mereka jauh lebih kasar dari pada kami.
Anjing emang.
Pada akhirnya kami ngandang juga di dalam penjara, gue si Gagan dan beberapa kawan kami turut serta di amankan, ada juga beberapa mahasiswa yang satu kandang bersama kami.
Setelah kena grep tadi, gue gak tau lagi situasi di sana bagaimana, semoga saja mereka bisa pergi dan gak kena sama pihak kepolisian.
Pada akhirnya provokator membuat kekacauan yang sangat besar, mereka menciptakan teror yang menakutkan, mereka juga berhasil mengadu domba kami dan petugas, mereka tidak merasa bersalah sama sekali.
Karna ulah mereka itu, kami yang menjadi korban, kami di salahkan atas kericuhan yang tidak kami buat. Sedangkan mereka yang berada di balik ini semua tersenyum puas sambil menikmati tontonan gratis itu.
Kami semua langsung selonjoran di atas lantai, lelah yang mendera membuat kami dengan mudah luruh di lantai.
"Baru kali ini gue ngandang," curhat si Gagan. Memang ini yang pertama kalinya buat dia.
"Gue juga baru pertama kali ngandang, biasanya gue ngandangin ayam atau bebek, eh ini malah gue yang di kandangin."
Kami terkekeh saat mendengar keluhan si Aril, salah satu mahasiswa yang kena grep juga.
Kami berjumlah delapan orang termasuk mahasiswa, di dalam sini sudah ada dua orang tahanan yang lebih dulu nempatin jeruji besi ini.
"Kalau elo mah udah kedua kalinya kan, Gus? Dulu kena grep abis tawuran, sekarang kena grep abis demo. Lengkap deh catatan hitam lo."
Gue tersenyum tipis. "Gitu lah, dula mah enak gue ngandang ama cewek. Nah sekarang gue ngandang ama batangan semua, gak ngeh anjir," kata gue sambil terkekeh.
Hahahaha
Nikmatin aja lah. Walau pun ngandang juga, yang pasti kita mesti menikmayi hidup, bawa santai aja lah.
Kami mengisi waktu malam ini dengan cerita-cerita lucu, horor, pengalaman bahkan ada yang curhat masalah percintaan, pokok nya kandang rame dengan adanya kami disini.
Kebisingan itu membuat dua orang tahanan sedikit terusik, mereka yang tadinya acuh mulai melirik-lirik tajam ke arah kami.
"Lo semua yang demo tadi?" tanya salah satu tahanan.
Semua saling lirik, mungkin mereka bingung siapa yang mau jawab pertanyaan tuh orang.
"Iya, kenapa emang nya?" gue yang menjawab pertanyaan itu.
Kedua tahanan itu memicingkan matanya ke arah gue. Entah apa yang mereka pikirkan, namun mereka seperti meneliti gue.
"Gue kenal nih sama lo!" tunjuk nya ke arah gue. "Lo yang tadi orasi kan?"
"Lah iya ya, nih orang yang tadi orasi itu! Gila, kena grep juga lo," sambung yang satu lagi.
Gue mengernyit heran. "Lo berdua tau dari mana kalau gue orasi tadi?"
"Tuh." dia menunjuk ke arah sesuatu, kami mengikuti arah telunjuk nya.
Oh... Ternyata mereka nunjuk ke sebuah televisi yang terpasang di dinding tembok penjara. Televisi tersebut untuk para polisi namun para tahanan juga bisa melihat dari dalam jeruji.
"Gila... Orasi lo keren banget bro, damage nya ngena, merinding gue pas denger tadi."
"Yoi tuh, para polisi sini juga langsung muji lo tuh. Orasi lo itu mantap lah, keren."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Fiksi RemajaKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...