Basis SMB

751 33 0
                                    

Gue akhirnya berhasil ikut sama mereka semua, awalnya mereka menolak karna gue lagi sakit, tapi gue berhasil meyakinkan mereka semua nya tuh.

Well di sini lah gue sekarang, berada di sebuah warung kecil di jl.merdeka.

Kita semua kesini karna mendapatkan kabar bahwa Vika sedang berada di sini di temani sahabatnya bernama Zahra.

Saat tiba di sana, gue lihat Vika langsung memeluk Gagan sambil menangis terisak-isak. Iuw jijik juga gue liatnya.

Dia dan teman nya baru pulang sekolah dan masih mengenakan seragam putih abu-abu, mereka sekolah d SMK IK yang berada cukup jauh dari sini.

"Siapa yang udah lakuin ini sama kamu ?" Gagan langsung to the point.

Gue pahan bahwa hatinya lagi panas saat ini dan emosi nya mungkin sudah sampai di ubun-ubun.

Tapi bukan nya jawab, Vika malah kembali nangis di pelukan nya. Hadeh tinggal jawab aja apa susah nya sih.

Akhirnya mau tidak mau Zahra yang bercerita "Jadi gini Gan, tadi kita abis main ke rumah temen di daerah SMB. Saat jalan di sana gue sama Vika di cegat sama segerombolan pelajar sono" jelas Zahra.

Bla bla bla, akhirnya Zahra menyelesaikan ceritanya dan itu sangat membuat hati Gagan terluka, pasal nya Vika pacar nya di godain dan pasti mendapat pelecehan fisik sama anak-anak basis sana.

Sebenarnya mereka berdua, cuma karna Zahra memakai kacamata dan terlihat cupu serta udik membuat mereka semua tak tertarik. Alhasil Vika lah yang menjadi sasaran mereka karna berpenampilan cantik dan modis.

Gue tau suasana hati Gagan bagaimana dan pastinya dia ingin menuntut balas sama mereka. Lantas gue mendekat dan menyentuh pundak nya, Gagan langsung menoleh ke arah gue penuh tanda tanya.

"Lo bawa BR gak ?".

Sontak mereka semua langsung memandang ke arah gue.

"BR buat apaan Gus ?" tanya Abam bingung.

Tari udah nunjuk-nunjuk ke arah gue "Jangan bilang lo mau nyamperin tuh anak basis ?".

Tau juga apa maksud gue, senyum miring langsung tercetak di bibir gue "Ck, lo tau aja jalan pikiran gue".

"Jangan gila deh Gus" komentar Nino.

"Bisa-bisa lo mati Gus" Abam udah megang pundak gue.

"Kenapa ? Lo semua pada takut ? Ya sudah kalian duduk yang manis di sini, biar gue sendiri yang nyamperin mereka" kata gue sambil melangkah pergi.

Namun Gagan menghentikan langkah gue "Gus..." gue langsung menoleh penuh tanda tanya "Gue ikut, gue mau nuntut balas sama tuh keparat".

Gue langsung tersenyum "Gue bawa kopel, lo bawa apaan ?" tanya gue.

"Eh, anjing kalian berdua bercanda kan ?" Nino udah keliatan panik.

"Serah lo, kalau lo gak mau ikut, ya sudah lo diam aja gak usah banyak bacot" sungut Gagan berapi-api.

Nino mulai gugup "Bu-bukan gitu Gan, tapi mereka kan banyakan dan lagi pasti bawa BR lengkap".

"Hooh, masa kita pake tangan kosong terus mereka pada pake BR. Bisa keburu koit di sana kita".

Alasan mereka ada benar nya juga, tapi kalau urusan begini gue paling gak suka, apalagi teman gue sendiri yang di lecehkan kayak gitu. Cih anjing.

"Bodo amat, gue gak peduli" Gagan udah sangat emosi, namun Vika buru-buru menahan niatan nya.

Vika menggenggam tangan Gagan sambil menangis tersendu-sendu, Vika tak berucap namun bibirnya mengisyaratkan jangan pergi.

Gagan menghela napas nya dalam, lalu kembali memeluk pacarnya tersebut, gue tau kalau Vika hawatir dan takut kalau Gagan kenapa-napa.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang