Popularitas Yang Gila

540 26 0
                                    

Hari kembali berlanjut, gue dan Dara sudah balik lagi ke kota Tasik. Kami sampai jam delapan pagi tadi dan ya gue masih belum ada kejelasan tentang masa depan gue sebagai pelajar.

Dara sudah berbicara sama bu Lilis namun belum ada tanggapan, kak Arin pun belum pulang soalnya mendadak Kiara sakit, jadi ya mereka harus nunggu Kiara sembuh dulu.

Sepulang nya dari Bandung, Dara langsung berangkat mengajar, beruntung dia mengajar agak siangan jadi ya dia bisa istirahat sejenak, lagian gue yang nyetir pas balik tadi, sengaja karna gue tau kalau Dara ada jam ngajar hari ini.

Hubungan gue sama Dara semakin baik, setelah acara ngelamar tadi malam gue dan dia ngobrol banyak hal di taman belakang rumah nya. Gue dan dia saling curhat satu sama lain, Dara menceritakan banyak hal, begitu pun dengan gue.

Benar apa yang di bilang tante Dira, ternyata Dara itu belum pernah pacaran sama sekali dan soal ciuman waktu balapan itu, itu firsh kiss dia. Dia juga bercerita tentang alasan nya menantang gue dengan taruhan gila nya itu, katanya dia penasaran sama gue, dia selalu denger cerita dari orang-orang mengenai gue.

Dara juga cerita kalau pas dia nyium gue itu dadanya dag dig dug gak karuan dan yang bikin gue semakin terkejut adalah pengakuan dia yang katanya udah tertarik ke gue pas dari zaman kuliah dulu.

Itu artinya pas gue kelas tiga SMP.

Dara bercerita kalau dia tertarik sama gue setelah gue yang make motor matic ngalahin dia yang make motor ninja pas kebut-kebutan di jalan raya dulu. Entah lah gue gak inget, soalnya gue gak pernah inget sama siapa aja gue balapan atau kebut-kebutan di jalan, yang jelas setelah kejadian itu dia stalking-stalking gue gitu katanya.

Huh pantesan, dia lebih manja setelah kita resmi berstatus sebagai tunangan. Walau pun ya harus ada dosa dulu baru kami tunangan, tapi mungkin ini jalan yang sudah di gariskan oleh nya.

Udah lah lanjut lagi ceritanya.

Kini gue sedang dalam perjalanan menuju ke kampus tempat si Hendra dan lain nya berada. Entah ada apa, namun si Hendra nyuruh gue kesana, berhubung gue gak ada kegiatan, gue langsung iyain aja.

Motor ninja gue mulai memasuki halaman kampus, gue langsung di sambut puluhan pasang mata yang menatap heran ke arah gue.

Setelah memarkirkan motor, gue langsung membuka helm dan mulai beranjak masuk untuk bertemu dengan si Hendra.

Di sepanjang lorong samar-samar gue denger bisik-bisik dari sekumpulan mahasiswa sini.

"Eh, itu orang nya bukan?"

"Nampak nya iya, gue baru lihat aslinya dia."

"Itu yang orasi pas demo kemarin kan, Din?"

"What? Lo ikut demo juga Kar, Din?"

"Ngikut, cuma di belakang."

"Lo tau gak Nez, dia itu pelajar tapi orasi nya kemarin gila parah sumpah. Damage nya ngeri anjir, kalau lo denger langsung, meleleh deh lo."

"Bukan cuma meleleh, mungkin si Agnez bakal kelepek-kelepek."

"Masa sih Din, Kar?"

"Ye di bilangin juga. Gue denger juga dia itu pembalap nasional Nez, dia udah pernah juara tingkat nasional."

"Masa sih?"

"Au ah gelap, lo di bilangin gak percayaan banget. Kar, tunjukin deh artikel nya."

Gue pun memelankan jalan, agak penasaran juga sama apa yang mereka bicarakan. Gue denger dia ngebicarain masalah orasi dan balapan, dan mungkin itu merujuk ke arah gue, ha pede.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang