Entah jam berapa sekarang, namun yang jelas gue udah ketinggalan beberapa mata pelajaran, lagian gue males sumpah, lebih baik ke kantin ngopi-ngopi santai.
Sip, gue langsung otw ke kantin, di tengah perjalanan gue berpapasan sama segerombolan siswi yang gue tebak mereka adalah adik kelas gue.
Gue berjalan santai sambil memasukan sebelah tangan ke dalam saku, tiba sampai kami berpapasan gue melihat sosok Kaila besama mereka.
Gue sedikit menatap ke arah nya, dia langsung mundur dan bersembunyi di belakang tubuh teman nya, mungkin dia ketakutan.
"Lo kenapa Kai ?" tanya seorang teman nya. Kaila menggeleng.
Seseorang dari mereka langsung menyapa gue "Pagi kak Gusti !!!".
"Pagi" balas gue datar.
Seseorang langsung menarik tangan Kaila dan mendorong nya ke arah gue "Tuh Kai, kasay lo, kata nya kangen" katanya menggoda Kaila, kening gue mengkerut seketika.
"Cie-cie, Kaila. Uhuy deh".
"Kalian yang buat taruhan konyol itu ?" tebak gue.
Mereka langsung terkejut, lalu terdiam sambil menundukan kepalanya, mereka berjumlah empat orang termasuk Kaila di dalam nya.
"Kalian tau taruhan kalian itu merugikan orang lain ?".
Mereka masih saja bungkam.
"Kalian berempat gak punya otak atau apa ? Otak kalian di taruh dimana ?".
"Maaf kak. Ka-kami cuma bercanda kok" cicit mereka.
"Candaan kalian gak lucu, coba kalian pikir gimana rasa nya jika kalian berada di posisi orang yang kalian pertaruhkan itu ? Jika orang lain mungkin sudah sangat marah dan mungkin kecewa sama sikap kalian. Lo semua masih beruntung karna gue gak ngapa-ngapain lo semua, jika mau gue bisa aja bunuh kalian satu persatu".
Mereka langsung memucat seketika, tubuh mereka menegang dan bergetar hebat.
"Coba lo tanya temen lo si Kaila, dia udah rasain sendiri seberapa bejat nya gue".
Mereka menoleh ke arah si Kaila, Kaila menunduk sambil meneteskan air matanya.
"Ma-maaf kak".
"Gue harap lo semua gak berbuat bodoh lagi kayak gini. Saran gue, lebih baik lo ngaca dulu, jika lo semua mau di hargai, hargai dulu orang lain. Gue gak bakal macam-macam sama lo semua, asalkan lo semua gak pernah ngusik lagi zona nyaman gue, camkan itu".
Setelah mengucapkan itu gue melanjutkan langkah kaki ini kembali, kantin adalah tujuan gue.
Kalimat terakhir gue begitu sangat menusuk, tapi gue gak pernah menyesal karna mereka yang memulai dan gue cuma membalikan apa yang pernah mereka buat ke gue.
Sesampainya di kantin gue langsung duduk di sebuah bangku, semuanya nampak kosong karna sekarang memang masih jam istirahat.
"Kang kopi item satu" teriak gue, lalu di acungi jempol sama kang Dadang.
Gue langsung ngebuka handphone dan lihat-lihat sedikit media sosial gue, gak ada yang menarik sampai panggilan masuk mengagetkan gue.
Itu dari si Anggia, mau ngapain lagi sih tuh cewek. Angkat aja lah.
"Apa ?" gue langsung to the point dan sedikit ngegas.
"Wis, santai dong Gus santai gosah ngegas juga ngomong nya".
"Ba-cot. To the point deh".
"Malam minggu lo kelintasan nya si Joni, gue tunggu".
"Mau ngapain lagi ? Gue lagi males ngeladenin lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Novela JuvenilKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...