Balapan Ala Bandung

496 24 0
                                    

Malam ini adalah malam ke tiga gue dan kawan-kawan berada di Bandung, kami juga sudah menginap di sebuah kostan milik temen gue dan ya harga miring langsung di berikan ke gue oleh temen gue itu, maklum gue kan tenar jadi ya lumayan lah ngemanfaatin ketenaran gue dikit, hahahaha.

Malam ini gue bersama yang lain kumpul di markas DXR, kebetulan kostan tempat kami tinggal tidak jauh dari markas nya DXR dan perjalanan bisa di tempuh hanya dengan berjalan kaki saja.

Malam ini rencananya kami akan melihat balapan di lintasan barat, gue udah lama gak kesana semenjak gue pindah ke kota Tasik.

Disini cuma ada beberapa orang saja karna sejak tadi hampir semua orang sudah berangkat ke lintasa lebih dulu bersama bang Ronal yang akan ikut balapan malam ini untuk yang terakhir kalinya.

Disini tinggal sekitar 20 orang lagi termasuk gue dan teman-teman gue. Kebanyakan adalah ladys DXR dan beberapa teman gue seperti si Jak, Argo, Acuy dan empat orang anak baru.

"Gus, kita kesana naik apa ? Mobil ?" ini yang nanya si Abam.

Sebenarnya gue mau nikmati malam ini pakai motor, mobil sengaja gue tinggalin di kostan biar aman.

"Motor bro, gak asik jalan malam pake mobil" ini yang jawab si Jak bukan gue.

"Lah kita gak bawa motor".

"Nebeng lah, noh banyak yang kosong juga" kata gue santai.

Gue pun bergegas naik ke atas motor si Zi, sebuah motor matic yang sudah di modifikasi tentunya, motor yang menyimpan banyak kenangan antara gue dan si Zi dulu.

"Setia banget lo sama nih motor!" komen gue kepada si Zifa.

Gadis itu langsung meletakan kepalanya di bahu gue, kedua tangan nya sudah melingkar di pinggang gue mesra.

"Mana bisa gue lepasin nih motor, kenangan-nya banyak banget sumpah" balas nya.

Gue tersenyum mendengar nya, sedetik kemudian terdengar keriuhan dari temen-temen yang lain nya.

"Neng Lesta, sama Aa Jak yuk!!!"

"Modus lo dasar buaya" cibir si Argo sambil menoyor kepala si Jak.

"Sorry. Gue sama Reta aja" balas si Tari yang langsung membuat si Jak cemberut.

"Yah, terus gue sama siapa ?".

"Bonceng si Nino tuh" teriak gue.

"Ck, gak asik lah. Masa gue bonceng batangan lagi ? Bosen gue".

"Nasib lo, buruan elah keburu balapan-nya di mulai nih" gerutu si Zifa kesal. Si Jak langsung kiceup di buat-nya.

Akhirnya mereka sudah naik ke masing-masing motor, yang cewek bersama cewek lagi dan yang cowok bersama cowok lagi, disini cuma gue yang ngeboncengin cewek yaitu si Zifa.

Mereka semua gak bakalan protes karna sedari dulu kami selalu begini, kemana-mana selalu bersama di setiap perjalanan kami, di setiap waktu di setiap situasi kami selalu bersama tanpa ada seorang pun yang pernah protes sedikit pun.

Motor gue hidupkan dan langsung gue mainin sediit gas nya, suara bising langsung memekik ke dalam telinga mereka.

"Woy, berisik anjing".

"Buruan jalan, gosah mainin gas mulu."

Jari tengah gue arahkan ke si Jak dan yang lain nya. Setelah itu motor gue jalankan dengan kecepatan sedang yang langsung di ikuti oleh yang lain nya.

Sekitar sepuluh motor langsung membelah jalanan kota Bandung di malam hari, suara bising kenalpot saling bersautan satu sama lain nya. Jalanan kota malam ini yang lenggang membuat kami leluasa di jalan raya, orang-orang di pinggir jalan hanya bisa melihat tajam ke arah kami.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang