Dua Mantan Beda Lebel

486 25 0
                                    

Gempar.

Heboh.

Geger.

Tawuran tadi membuat seisi sekolah heboh, apa lagi pihak sekolah sangat terusik dengan kejadian itu, pihak kepolisian juga datang dan memberi penyuluhan kepada kami.

Ini memang bukan salah kami, karna kami di serang dan kami hanya mempertahankan diri kami dan juga sekolah, maka dari itu pihak kepolisian tidak ada yang menangkap kami.

Kami hanya di beri hukuman oleh pihak sekolah, hukuman nya di jemur sambil hormat ke arah bendera merah putih.

Itu masih mending dari pada harus ngandang di kantor polisi.

Setelah hukuman selesai kami langsung pergi nongkrong di PDY seperti biasa. Huh cape mana haus lagi.

Karna kejadian tadi sekolahan di pulangkan lebih cepat, berhubung kegiaran belajar mengajar belum normal, sekolahan bebas.

"Beli minum woy, haus nih... Tenang, si Gagan yang bayar."

Gue teriak sanking kehausan nya.

"Lah napa jadi gue?" si Gagan protes.

"Bener tuh si Gagan yang bayar," timpal si Abam yang membuat si Gagan mendengus.

Beberapa anak kelas satu langsung pergi ke warung buat beli air mineral bahkan ada juga yang bawa minuman berwarna.

Kami langsung menghabiskan semua yang mereka bawa, tidak banyak tapi cukup lah, kami juga bisa bagi-bagi sama yang lain kalau tidak ada yang kebagian.

"Anjing. Gak ada yang lebih keras apa minuman nya?"

"Batu noh keras. Lo makan sekalian ampe habis, Gom."

Hahahaha, kami semua tertawa.

"Tadi seru juga, udah dua minggu gue gak rasain sensasi kayak gitu, rasanya beda."

"Yoi tuh Bam, gue juga kangen sama suasana kayak gini."

"Gue harap setelah lulus bisa kumpul-kumpul kayak gini lagi sama kalian semua," lirih si Tari.

Kami semua terdiam, benar juga apa kata si Tari. Setelah lulus gue gak tau apa kita semua bakal ngumpul lagi kayak gini atau engga, semoga aja bisa.

Gue langsung ngerangkul bahu si Tari. "Gosah sedih, kita kan keluarga, pasti bakal ngumpul kayak gini."

Tari tersenyum getir. "Semoga."

Kami kembali terdiam, hening tercipta bahkan suasana menjadi melow kayak gini.

"Udahan dong melow-melowan nya, gue jadi sedih anjir." si Abam ngehapus air mata buaya nya.

"Tau lo, gue kan jadi ikutan sedih."

Hadeh kalau udah gini mah pasti lebih repot lagi, masa ia preman nangis-nangis gak jelas.

"Ya udah, ambil makanan gih biar kita gak sedih lagi. Borong Gan makanan di warung," titah gue kepada si Gagan.

"Lah!!! Gue lagi yang bayar?" tanyanya.

"Patungan lah," tegas gue, senyum terbit di bibir si Gagan.

"Guys, bantuin gue bawa makanan."

Beberapa orang langsung pergi ngikutin si Gagan, makanan yang kami borong lumayan banyak jadi ya cukup lah buat semua.

Semua makanan langsung di gares oleh semuanya, nampak nya mereka kelaparan sehabis tadi ngeluarin energi pas tawuran.

"Oh ya Gus, tadi yang ngerecokin lo ngisi ya? Gak nembus tuh," ucap si Gagan.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang