Pelajar Bergerak

601 18 0
                                    

"Jadi gimana?"

Entah sudah yang keberapa kalinya pertanyaan itu terucap, namun yang jelas gue udah mendengar itu lebih dari lima kali dari mulut anak-anak.

Mereka semua saling pandang lalu beralih menatap ke arah gue, gue hanya mengangkat kedua bahu gue gak tau. Toh yang mutusin itu mereka semua.

"Gimana, Gus? Kita ngikut juga?" ini yang nanya si Eno dari basis MHZ.

Semua basis gue kumpulin disini, si Tono sama si Otoy dari basis UNS, si Eno dari MHZ, dan si Gilang dari basis MKB, semua pentolan basis ada disini, kita semua sedang kumpul di halte tongkrongan gue.

Tadi sewaktu istirahat kami sudah membahas ini tapi bel keburu bunyi dan kesepakatan belum terbuat. Sekarang sepulang sekolah gue ngumpulin lagi mereka semua, gue juga udah nyuruh orang buat mantau situasi di tempat demo.

Gue beralih menatap ke arah mereka semua. Jujur gue masih ngantuk, tapi di situasi saat ini gue banyakin ngopi, lumayan lah rasa kantuk gue perlahan hilang.

"Gus, jangan dieum aja lo! Gimana nih?" tanya si Gilang.

"Napa nanya ke gue? Lo pada kan yang punya basis, jadi mereka bakal ngikut elo-lo pada lah," jawab gue.

"Lo kan yang punya sekolahan, jadi kita ngikut lo aja, haha."

Kamprettt lo, Toy. Lagu lo pake bilang gue yang punya sekolahan, kayak apaan aja dah.

"Yoi tuh, gue juga ngikut lo deh, yang lain juga pasti bakal ngikut elo, Gus."

Gue berpikir sejenak sebelum memutuskan. Kalau sudah begini ya sudah kita berangkat dah.

Gue langsung berdiri, spontan yang lain juga ikutan berdiri. Gue menatap ke arah mereka sebentar lalu tersenyum tipis.

"YPP, jadwal kita hari ini ke gedung DPRD, kita akan turun bergabung bersama para mahasiswa dan buruh," teriak gue kencang.

"Yeaahhhhhh."

Semua langsung berdiri sambil bersorak sorai.

"Bawa BR gak nih?" teriak seseorang bertanya.

"Gosah, kita mau demo bukan mau tawuran."

"Terus kalau rusuh gimana? Masa sebanyak itu pasti banyak provokator nya."

"Gampang, banyak benda yang bisa kita gunakan disana. Yang jelas kita gak boleh kena razia dulu oleh polisi, bisa gagal ngikut kita kalau itu terjadi."

Semua mengangguk paham, sebelum kita pergi, gue beli beberapa dus air mineral untuk kita atau pun untuk kita bagikan nanti disana, yang jelas kita harus tetap kompak.

Aksi demo tersebut di ikuti lebih dari sepuluh ribu orang, gabungan dari mahasiswa dan buruh. Mereka merapatkan barisan demi satu tujuan yang sama yaitu menolak UU cipta kerja yang akan merugikan kaum kecil.

"Palang bis palang," teriak gue.

Mereka langsung mencegat beberapa bis yang kebetulan berjalan beriringan, sepertinya keberuntungan berada di pihak kami.

"Naik woy naik. Kita berangkat sekarang juga."

Semua langsung naik ke atas bis, gue dan beberapa orang lain nya naik ke atas atap bis, empat bis langsung penuh dalam sekejap.

"GUSTI TUNGGUIN KITA."

Kami semua mendongak saat mendengar teriakan yang sudah tidak asing lagi di telinga. Kami melihat Rini, Sasa dan beberapa anak cewek lain berlari ke arah kami, mereka nampak kecapean.

"Ngapain lo semua kesini?"

"Kita ngikut lo semua, kita juga mau ikut turun ke jalan buat nyuarain suara rakyat," balas si Sasa mewakili semuanya.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang