Provokator Dan UlahNya

431 20 2
                                    

Preng

Bugh

Batu-batu berterbangan menghujani kami, kami balas membalas dan bertahan sebisanya, kalau bukan demo gue dan anak-anak udah gunain BR dari tadi.

Tapi, mengingat ini situasai demo, gue berpikir ulang untuk menggunakan barang begituan, setelah ulah provokator yang melempat botol ke arah kami tadi, suasana langsung ricuh.

Para pendemo yang sudah terlampau emosi langsung membalas serangan itu, pagar yang menjulang tinggi sudah hancur di robohkan oleh masa.

"Tenang sodara-sodara tenang." teriakan si Hendra sudah tidak di dengar lagi.

Masa yang sudah terlanjur emosi mulai beringas, apa lagi pihak polisi juga mulai menyerang kami secara brutal.

Wusss

Water canon sudah di tembakan ke arah kami, polisi berharap masa langsung pecah dengan cara seperti itu, namun masa yang berada di garis depan kebanyakan adalah pelajar dan kami tidak pecah sedikit pun.

Kami semua malah menantang para petugas polisi itu.

"AIR WOY AIR, SEMPROTIN LAGI AIR NYA."

"AIR AIR, LAGI DONG PAK!"

"BAWA SHAMPO WOY, SEKALIAN KERAMAS KITA."

Kami terus menantang, polisi yang melihat itu malah berenti nembakin air ke arah kami.

"TEMBAKIN LAGI PAK! NANGGUNG NIH BELUM SHAMPOAN."

"GERAH PAK! BAGI AIR NYA LAGI DONG."

"BAGI AIR NYA, BAGI AIR NYA."

Teriakan-teriakan meminta air langsung menggema di depan gedung. Masa yang tadinya mundur perlahan maju dan bergabung kembali bersama kami.

"Maju sodara-sodara." kali ini si Hendra berseru seperti itu. Mungkin dia juga jengah dengan ulah para polisi tersebut.

Serentak kami maju dan mulai merangsak masuk ke halaman gedung DPRD, sesekali kami melemparkan batu, bahkan teman-teman gue berhasil mengambil tameng serta tongkat milik polisi, hebat gak tuh.

Melihat itu polisi bertindak tegas, mereka langsung menembakan gas air mata ke arah kami.

Peusssss

Seketika itu kami pecah dan menghindari gas air mata tersebut, entah berapa banyak yang mereka tembakan namun yang jelas suasana di depan sudah sangat berasap.

Beberapa dari pendemo langsung jatuh di tempat, mereka tidak kuat menghirup gas air mata. Entah apa isinya namun gas air mata itu sangat perih. Lebih perih dari pada kenangan bersama mantan, ha.

"BANTUIN WOY BANTUIN, ADA YANG PINGSAN NIH!"

"STOP PAK STOP!"

Namun bukan nya berhenti, para polisi tersebut kembali menembakan gas air mata ke arah kami.

Seketika itu kami meradang.

"JANCUK, ASU." seketika itu umpatan-umpatan kasar terlontar dari mulut kami.

Tembakan gas air mata tidak berhenti juga. Kami semua langsung mengoleskan pasta gigi di area bawah mata untuk menghalau rasa perih.

Namun ada juga yang keburu pingsan sebelum memakai pasta gigi. Melihat rekan-rekan banyak yang sudah tumbang, gue langsung berseru.

"BALIKIN WOY BALIKIN, LEMPAR BALIK GAS AIR MATA KE ARAH MEREKA."

Gue langsung mengambil satu gas air mata di dekat gue, gue sempat terbatuk sebentar. Harus gue akui gas air mata tersebut memang sangat perih.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang