Hampir Gagal

504 25 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 10.00 dan ini saat nya gue dan yang lain pergi ke basis MKB untuk berkumpul bersama yang lain nya, semua basis sudah mulai bergerak ke MKB.

Sesuai rencana, gue dan yang lain nya akan menyerbu ke barat, tepat nya ke daerah IDH, kali ini mungkin akan menjadi tawuran yang paling mlelahkan pasal nya kami akan menyerang tiga sekolah sekaligus dan kami juga sudah all base dan full tim.

Semua senjata sudah siap, kami juga mempersiapkan batu dan botol dalam jumlah yang sangat banyak.

"Semuanya ok, Gus" kata si Gagan sambil mengacungkan jempol nya ks arah gue.

"Ini akan masuk ke dalam buku sejarah dunia perbasisan di kota ini. Belum pernah kejadian kan satu sekolah bakalan nyerang tiga sekolah sekaligus. Senior-senior kita pun belum pernah melakukan nya" kata si Nino sedikit sombong.

"Yoi tuh. Kita bikin gempar kota ini dengan basis kita" sambung si Abam gak kalah songong.

"Gosah menyombong gitu bro" balas si Goma santai.

Mereka berdua cengar-cengir gak jelas.

"Kali-kali lah" kata mereka berdua santai.

"Yang lain udah pada jalan ke MKB ?" tanya gue.

"Udah, tinggal nungguin kita katanya" jawab si Tari cepat.

"Ok, kita berangkat sekarang" kata gue. Semua langsung berdiri dan menuju ke dalam bis yang udah kita palang tadi.

"GUS. TUNGGU GUS" .

Seseorang berteriak dan langsung mengalihkan tatapan kami. Terlihat dua oramg gadis berseragam sama datang menghampiri kami.

"Ada apa Rin, Sa ?" tanya gue ke mereka.

"Lo mau kemana ?" tanya Sasa dengan nada yang sedikit bergetar.

"Ke barat" balas gue singkat.

"Mau ngapain ?" tanya nya lagi.

"Mau balasin dendam si Ujang ama si Wendi ?" tebak si Rini.

Gue langsung tersenyum sinis.

"Gosah pergi deh, bu Lilis nyuruh kalian balik ke sekolah sekarang".

"Ngapain Rin ? Kita kan udah bukan anak sekolah sana" kata si Tari santai.

"Bu Lilis nyabut ucapan nya, dia gak jadi nge D.O si Gusti. Jadi lo semua bisa sekolah lagi disana" jelas si Sasa.

"Kita akan sekolah lagi kok, tapi sekarang kita mau jalan dulu" kata gue sesantai mungkin.

"Gosah pergi elah, lo bahayain nyawa tau gak".

"Gosah lebay deh Sa. Gue tau lo hawatir tapi itu tidak bisa ngurungin niatan gue buat pergi" kata gue lagi, dia langsung mencebik.

"Sebenarnya lo hawatir ama kita atau si Gusti doang sih Sa ?".

Skak, pertanyaan si Gagan langsung membuat Sasa gelagapan, nampak nya dia sedang berusaha menetralkan detak jantung nya.

Bukan rahasia lagi kalau si Sasa suka sama gue, gue pun tau namun gue enggan menanggapi nya serius.

"Cie-cie" goda semuanya.

"Kalian apaan sih ? Gue gak hawatir ya, udah sono pergi aja gue gak peduli".

Pembelaam aja lo Sa, bibir bisa berkata bohong tapi hati mana bisa sih bohong.

"Ya udah, lo berdua balik aja lagi ke sekolah. Gosah ngomong apa-apa sama guru" kata gue.

"Jangan ember lo Sa" tunjuk si Gagan. Sasa langsung ngacungin jari tenga nya ke arah Gagan.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang