48 - Assistant

13.8K 928 34
                                    


Rumah Sakit Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles merupakan rumah sakit terfavorit bagi para selebriti Hollywood dan tentu saja di kalangan orang orang yang berpengaruh dan berduit.

Tak hanya itu, tempat ini juga menyediakan beragam fasilitas mewah, seperti makan siang dengan bahan terbaik, jamuan teh, serta asisten pribadi yang akan selalu sedia memenuhi seluruh kebutuhan pasien.

Walaupun Rumah sakit Cedars-Sinai Medical Center mewah dan cukup mahal, mereka masih peduli dengan orang orang yang kurang mampu. Setiap bulannya pihak rumah sakit mengadakan pengobatan gratis untuk orang yang tidak memiliki biaya untuk berobat.

Danielle sudah bekerja hampir tiga bulan lamanya di rumah sakit tersebut, walaupun Danielle bekerja di bagian unit gawat darurat yang dimana pasien begitu banyak, tapi itu semua tidak membuat Danielle patah semangat dalam bekerja.

Di tambah lagi ketika mendapatkan libur Danielle harus kembali ke kampus untuk melaporkan pekerjaan magangnya. Danielle juga merasa bersyukur beberapa temannya mendapatkan pekerjaan dekat dengan rumah sakit termasuk Giovanna.

Pekerjaan Danielle berjalan dengan lancar tapi tidak dengan hubungan percintaan nya dengan Alard. Danielle sibuk dengan masa magang nya di rumah sakit sedangkan Alard sibuk dengan pekerjaan nya sebagai kepala negara.

Mereka hanya berkomunikasi beberapa kali dalam tiga bulan ini. Danielle memakluminya karna sekarang Alard memiliki pekerjaan yang sangat penting, bukan hanya bagi masyarakat di negaranya tapi juga dunia.

Ada rasa sedih dan juga bangga pada diri Danielle, sedih karna merasakan kerinduan yang amat dalam pada sosok kekasih yang di cintainya, karna tidak pernah bertemu dalam tiga bulan ini. Bangga karna Alard memiliki kepemimpinan seorang kepala negara yang di akui oleh seluruh masyarakat ketika baru menjabat.

"Dokter Eugene.. Anda di cari oleh Dokter Mills di ruangannya." ucap suster jaga di unit gawat darurat.

"Dokter Mills ada di ruangan nya?" tanya Danielle dan suster itu menganggukkan kepala. "Tapi ini jam sembilan malam." ucap Danielle heran sambil melihat ke arah jam tangannya. Suster itu terkekeh.

"Anda baru tiga bulan di sini Dok. Ketika anda orang lama, pasti tahu bagaimana Dokter Mills gila dalam bekerja. Dia bukan hanya Direktur utama di rumah sakit tapi juga seorang Dokter seperti anda." ucap suster itu lagi sambil tersenyum.

"Baiklah, aku rasa harus segera ke sana. Terima kasih suster Marry." menyentuh lengan Marry dan berlalu.

Danielle menuju ke lantai paling atas rumah sakit. Danielle tidak menyangka kalau seorang pemimpin rumah sakit masih mau mengurus pasien. Danielle merasa hanya Dokter Mills seorang saja. Danielle tidak salah kalau selama tiga bulan ini mengagumi dan menjadikan Dokter Mills sebagai mentor bagi dirinya.

Tok.. Tok..

"Masuk.."

"Selamat Malam Dokter Mills, anda memanggil saya?"

"Masuk Dokter Eugene dan silahkan duduk." pinta Dokter Mills. "Tunggu sebentar, saya merapikan meja ini terlebih dahulu. Begitu berantakan." keluh Dokter Mills.

"Silahkan Dokter." ucap Danielle sambil tersenyum.

Danielle memperhatikan Dokter Mills sambil tersenyum kecil. Ternyata Dokter Mills sama saja dengan dirinya yang selalu tidak rapi dalam bekerja ketika menghadapi berkas berkas yang menumpuk. Padahal dulu Danielle adalah wanita yang mencintai kerapihan.

"So.. How..?"

"Apa.. Bagaimana Dokter?" tanya Danielle bingung. Dokter Mills tersenyum.

"Maksudnya bagaimana selama kamu bekerja di rumah sakit ini?"

"Ohh.. Semua baik Dok. Tidak ada masalah. Saya senang sekaligus bangga bisa bekerja di rumah sakit ini." ucap Danielle tersenyum.

Apa yang Danielle ucapkan memang benar. Danielle merasa senang dan bangga bekerja di Rumah Sakit Cedars-Sinai Medical Center. Bukan dikarnakan rumah sakit tempat Danielle bekerja sekarang adalah rumah sakit mewah dan juga terkenal tapi di karenakan ada kebaikan yang sangat tulus di lakukan oleh pihak rumah sakit yaitu pengobatan gratis bagi orang orang yang tidak mampu.

"Bagaimana dengan unit gawat darurat?"

"Well.. Seperti biasa. Banyak pasien." jawab Danielle yang membuat Dokter Mills terkekeh.

"Tentu saja. Dulu juga ketika saya di posisi anda saat ini, saya berada di unit gawat darurat dan saya menyukainya."

"Benar Dok. Saya juga. Karna dari sana kita banyak belajar dari bertemu berbagai macam pasien yang datang dengan penyakit yang harus kita tangani." balas Danielle, Dokter Mills tersenyum mendengar perkataan Danielle.

"Hmm... Begini Dokter Eugene, mungkin kita sedikit bicara serius." ucap Dokter Mills dengan wajah yang sudah berubah sedikit serius. Danielle mengangguk.

"Baik Dok.."

"Selama anda bekerja di rumah sakit ini, bukan hanya anda saja tapi juga Dokter Dokter muda yang magang di rumah sakit ini. Saya selalu meminta evaluasi pekerjaan kalian selama satu bulan dua kali. Jadi selama tiga bulan ini kami selalu mengawasi kalian semua." ucap Dokter Mills.

"Setelah mendapatkan evaluasi dari Dokter dan suster senior yang bekerja dengan kalian, saya melihat evaluasi milik anda. Dan hasil evaluasi itu sangat baik Dokter Eugene." ucap Dokter Mills tersenyum.

Danielle menarik nafas pelan dan menghembuskannya perlahan. Berhadapan dengan Dokter Mills seperti ini rasanya membuat jantung Danielle mau copot.

"Jadi untuk minggu depan anda dan dua Dokter yang lainnya tidak perlu lagi bekerja di unit gawat darurat lagi." ucap Dokter Mills. Membuat Danielle mengerutkan dahinya.

"M-maksudnya Dok. Saya dan yang lainnya tidak bekerja di rumah sakit ini lagi? Masa magang kami sudah selesai?" tanya Danielle dengan wajah kecewa.

Danielle sedikit kecewa kalau masa magang nya sudah selesai. Karna Danielle bener benar masih membutuhkan ilmu di rumah sakit ini. Kalau memang sudah keputusan dari pihak rumah sakit Danielle hanya bisa pasrah dan menerima.

"Kenapa wajah mu terlihat murung. Bukannya bagus kamu sudah tidak bekerja di unit gawat darurat lagi. Jadi banyak waktu luang yang tidak kamu habiskan di rumah sakit ini."

"Mungkin ada benarnya. Tapi saya merasa masih belum cukup dan masih butuh waktu banyak untuk belajar di rumah sakit ini Dok." ucap Danielle sambil tersenyum kecil. "Tapi kalau memang sudah keputusan rumah sakit saya akan menerimanya. Justru saya sungguh sangat berterima kasih karna rumah sakit ini mau menerima saya."

"Well.. Saya juga berterima kasih karna dengan tenaga kamu dan juga yang lainnya, rumah sakit ini memiliki bantuan yang begitu baik dengan kedatangan kalian. Karna kalian bertiga sudah bekerja dengan baik dan bisa membuat para Dokter senior bangga dengan kalian. Untuk itu secara pribadi saya merekomendasikan kalian bertiga untuk menjadi asisten Dokter senior. " ucap Dokter Mills sambil tersenyum.

"A-apa Dok.."

"Anda dan yang lainnya akan menjadi asisten Dokter. Walaupun masih ada asisten Dokter yang lain, kalian bertiga akan menjadi asisten ke dua."

"Jadi saya masih bekerja di rumah sakit ini, begitu Dokter?" tanya Danielle dengan wajah masih bingung yang membuat Dokter Mills melihatnya terkekeh.

"Tentu saja Dokter Eugene. Apa saya gila membiarkan Dokter seperti anda, saya sia sia kan." balas Dokter Mills tertawa lepas karna melihat wajah Danielle yang masih bingung. "Selamat Dokter Eugene. Minggu depan anda sudah menjadi asisten Dokter." ucap Dokter Mills sambil berdiri memberikan selamat.

"Terima kasih Dokter." Danielle membalas uluran tangan Dokter Mills dengan senyum ceria nya.

Walaupun menjadi asisten Dokter membutuh kan waktu berbulan bulan bagi Dokter magang seperti Danielle, tapi tidak dengan Danielle dan juga dua Dokter yang lainnya. Karna itu Dokter Mills sangat percaya dengan penilaian Dokter Senior. Apalagi Dokter Mills pernah melihat sendiri bagaimana cara bekerja mereka bertiga.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang