33 - I Love You

26.3K 1.2K 54
                                    

Seumur hidup, Alard tidak pernah perduli terhadap seorang wanita seperti sekarang ini kecuali ibu dan adiknya. Tapi sekarang justru yang di rasakan Alard lebih dari perkiraannya.

Seorang gadis seperti Danielle bisa membuat hati Alard porak poranda. Sebut saja Alard budak cinta, Alard tidak peduli. Alard akan melakukan apa saja demi kebahagian orang yang di cintainya.

Alard akan meminta maaf walaupun secara garis besar bukan kesalahannya tapi Alard rela meminta maaf kepada Danielle karna telah menyakiti hati kekasihnya.

Alard berada di kamar Danielle, Danielle tertidur karna kelelahan akibat mabuk di tambah karna menangis sepanjang jalan menuju penthouse. Alard mengusap pipi Danielle yang memerah karna pengaruh alkohol.

Alard menarik nafas pelan dan menyalahkan dirinya sendiri. Alard berfikir seandainya berita itu lebih cepat di ketahui oleh nya, mungkin Alard akan langsung menemui Danielle.

"Maaf. Maafkan aku. Maaf karna telah menyakitimu." ucap Alard lirih.

Alard mengelus pipi Danielle, sepertinya Danielle terusik dari tidurnya, Alard menjauh kan lengannya. Alard mencium kening Danielle sebelum Alard keluar dari kamar.

"Goodnight my love."

Matahari mengintip dari sela jendela kamar, menyoroti wajah Danielle yang sedang tertidur. Danielle terganggu tidurnya karna matanya tersorot cahaya dari pancaran sinar matahari. Danielle terbangun, wajahnya terlihat letih, kepalanya terasa berat dan sedikit pusing.

Danielle meringis karna kesakitan, matanya yang terpejam perlahan lahan terbuka. Danielle melihat dinding langit langit kamar berwarna putih. Danielle melihat sekeliling yang ternyata dirinya berada di kamarnya sendiri.

Danielle berusaha untuk duduk, tapi tubuhnya terasa lemas, lalu Danielle kembali merebahkan tubuhnya. Danielle memijit keningnya dan merintih karna kepalanya sangat pusing.

"Sesakit itu kah?" tanya seseorang.

Danielle yang mendengar suara pria di dalam kamarnya langsung membuka mata. Danielle menoleh ke arah suara dan kaget karna mendapatkan Alard yang sedang duduk bersimpuh dengan kedua tangannya sedang memandang ke arah Danielle intens.

"Al..? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Danielle dengan suara kas orang bangun tidur.

Alard bergeming di tempatnya, masih memandang wajah Danielle lekat. Danielle masih memegang dahinya karna pusing masih di rasakan nya. Alard berdiri menuju ke arah nakas lalu mendekati Danielle yang sudah duduk di atas tempat tidur.

"Minumlah.." Alard menyodorkan gelas berisikan air putih dan dua buah pil. "Ini akan menghilangkan rasa sakit di kepala mu." jelas Alard.

Danielle mengambil gelas dan obat lalu meminum nya dan memberikan gelas kosong kepada Alard. Alard duduk di pinggir tempat tidur menghadap ke arah Danielle. Alard menyentuh pipi Danielle, yang membuat Danielle terkejut.

"Masih sakit?" tanya Alard, Danielle menganggukkan kepala.

"Sedikit. Terima kasih Al."

"Apa kamu mau aku bawakan sarapan ke sini?" tanya Alard, Danielle menggeleng.

"Tidak. Aku akan turun." ucap Danielle dengan suara pelan.

"Baiklah. Aku akan tunggu di bawah. Bersiaplah."

Setelah sarapan Giovanna pergi ke kampus karna ada perlu dan di antar oleh Rush, Danielle tidak di ijin kan pergi kemana mana karna kondisi nya masih tidak baik. Lagi pula Alard perlu berbicara dengan Danielle dan menjelaskan semuanya.

Danielle dan Alard berada di ruang keluarga, mereka cukup lama terdiam, Danielle hanya menundukkan kepala tidak berani melihat wajah Alard. Alard sendiri hanya memandang wajah Danielle dengan kerinduan yang di rasakannya.

"Apa kita akan diam saja seperti ini?" tanya Alard yang membuat Danielle mendongak.

"M-memang apa yang harus kita bicarakan?" ucap Danielle sedikit gugup.

Alard mendengus tidak suka melihat Danielle yang berbicara gugup kepadanya. Alard menarik nafas dan menghembus nya perlahan.

"Semua yang kamu lihat dan dengar tidak seperti apa yang kamu pikirkan Danie." ucap Alard, Danielle mengerti apa yang Alard bicarakan dan itu malah membuat Danielle sedikit kesal.

"Benar kah? Tapi yang aku temukan tidak seperti itu?" jawab Danielle dengan wajah kesal.

"Kamu salah. Maksudku tidak semua." ucap Alard. "Benar.. Aku adalah seorang Senator. Itu pekerjaan lain selain pekerjaan yang aku geluti. Tapi sisa dari berita yang beredar hanya berita bohong." jelas Alard dengan suara Bariton nya yang tegas.

Danielle terdiam, mengerti berita apa yang Alard maksud. Tapi tetap saja Danielle kesal akan berita itu semua. Kenapa Alard harus menutupi pekerjaan yang sebenarnya, walaupun Danielle ada adil di sini untuk tidak mencari tahu, tetap saja seharusnya Alard tidak menutupi nya.

"Aku tidak memberitahukan mu pekerjaan ku yang sebenarnya, karna aku tidak mau paparazi mencari tahu tentang diri mu Danie. Aku tidak mau privasi kehidupan mu terganggu karna memiliki kekasih seperti ku." ucap Alard yang sepertinya tahu isi pikiran Danielle.

"Aku bukannya tidak mau terbuka tentang hubungan ku ke publik, tapi aku belum siap. Belum siap berbagi dirimu dengan masyarakat luas. Aku ingin kamu menjadi milik ku seutuhnya tanpa di ganggu oleh orang lain."

Danielle yang mendengar perkataan Alard langsung merona. Alasan Alard yang tidak memberitahukan pekerjaan nya membuat jantung Danielle berdetak terlalu cepat. Danielle mengumpat di dalam hati, bisa bisa nya Alard dalam keadaan seperti ini malah membuat dirinya salah tingkah.

"A-Aku... Tidak. M-maksud ku.."

Sekarang Danielle malah tidak bisa berbicara dengan benar. Alard tersenyum dan mendekati Danielle dan duduk di samping nya, yang sebelumnya Alard duduk di depan Danielle.

Alard menggenggam tangan Danielle dan menyalurkan kehangatan di telapak tangan Danielle yang dingin.

"Maafkan aku. Maaf.. Karna diriku, kamu menjadi seperti ini. Maaf karna telah membuat kamu bersedih. Maafkan aku sayang." ucap Alard bersungguh sungguh.

Danielle melihat kedua mata Alard yang terlihat menyesal, Danielle melihat tidak ada kebohongan disana. Kedua mata Danielle berkaca kaca. Danielle memaafkan pria yang berada di samping nya, pria yang sangat di cintainya, karna secara garis besar bukan salahnya. Danielle menganggukkan kepalanya.

"Iyaa.. Aku memaafkan mu Al."

Alard tersenyum dan langsung memeluk tubuh Danielle erat. Danielle membalas pelukan Alard dan mencium wangi tubuh Alard yang menenangkan.

"Terima kasih sayang. Aku mencintaimu." aku Alard.

"Aku juga mencintaimu Al." balas Danielle sambil mengeratkan pelukan nya.

Alard berada di ruang tamu sementara Danielle di dalam kamar sedang beristirahat sejenak. Alard menoleh ketika pintu masuk terbuka oleh seseorang.

"Dimana Giovanna?"

"Miss Marvell masih di kampus dan akan pulang dengan temannya." ucap Rush, Alard mengangguk.

"Rush apa kamu masih menyimpan undangan dari wanita itu?" tanya Alard.

"Saya taruh Box di atas meja kerja anda, Sir."

"Kenapa kamu tidak membuangnya?" Alard mendelik.

"Saya minta maaf Sir. Saya pikir mungkin suatu saat undangan itu berguna untuk anda." ucap Rush sedikit merasa bersalah.

"No Rush. Tindakan kamu sudah benar." ucap Alard dengan senyum smirk di wajahnya.

Katakan kalau Alard pria kejam, Alard tidak peduli. Untuk melindungi Danielle, Alard akan berbuat apa saja, sekalipun memanfaatkan orang orang di sekitarnya yang membuat dirinya resah.

Di pesta sialan itu Alard berjanji akan membuat orang orang yang hadir di sana tau akan kebenarannya. Alard yakin di pesta tersebut banyak orang penting yang hadir, bukan hanya dari entertainment semata tapi juga orang orang bisnis dan politik. Apa lagi nanti banyak nya media yang akan hadir.

Alard hanya tinggal meminta Danielle untuk datang bersama nya. Apa bila Danielle takut atau resah datang ke pesta tersebut, Alard harus meyakinkan Danielle kalau semua akan baik baik saja. Karna Alard akan selalu bersamanya.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang