Raphael berada di ruangan kantornya, sejak tadi kedua matanya yang tajam tidak berhenti untuk memonitor pekerjaan anak buahnya yang sekarang sedang bekerja di depannya.
Di depan Raphael ada dua IT yang sedang meretas situs situs yang tidak mau bekerja sama untuk menutup berita tentang Alard dan satu lagi senior dari bagian publik marketing bersama team nya yang sedang berbicara pada orang orang yang berkepentingan dari media online.
Dengan wajah dingin yang dimiliki Raphael sekarang, Raphael seperti seorang pria yang ingin menghancurkan seorang musuh yang sudah membuat dirinya marah. Karna di berita tersebut bukan hanya nama Alard yang menjadi topik utama, mereka membawa nama keluarganya terutama kakek nya Sean yang tidak ada sangkut pautnya.
Dalam berita tersebut menyebutkan kalau Alard Senator muda telah memiliki kekasih yang masih di bawah umur dan berita tersebut menyebutkan kalau keluarga nya memang sudah tahu akan itu.
Mereka juga menyudutkan Sean karna selama kampanye nya untuk maju menjadi presiden, Sean selalu bersuara tentang melindungi perempuan dan anak anak dari dunia yang di nilai Sean sudah tidak baik.
Bahkan di berita itu bilang kalau wanita yang telah menjadi kekasih Alard adalah bukan wanita baik baik karna telah menggoda Alard dan merebut Alard dari Elia Jacelyn. Mereka mengatakan seperti itu di karnakan sebelumnya berita yang selama ini beredar kalau Alard dan Elia memiliki hubungan khusus.
"Bagaimana?" tanya Raphael dengan tatapan tajamnya.
"Semua sudah beres Sir. Mereka setuju untuk bekerja sama." ucap salah satu senior dari publik marketing.
"Kalau kalian berdua?" tanya Raphael kepada kedua IT yang sedang fokus bekerja dengan laptop nya.
"Mereka tidak akan berani macam macam lagi Sir." ucap salah satu dari mereka yang memakai kaca mata.
"Are you sure?"
"Yes Sir."
"Terima kasih atas kerja sama kalian. Kalian boleh keluar dari ruangan ini sekarang." ucap Raphael dengan wajah datar.
"Baik Sir." ucap mereka serempak.
Di Stanford University banyak mahasiswa yang sedang duduk duduk di taman hanya untuk sekedar bersantai sejenak setelah keluar dari kelas. Begitu juga dengan Danielle dan Giovanna, mereka janji bertemu di taman kecil yang berada di kampus mereka.
"Sepertinya aku salah jurusan." ucap Danielle sambil merebahkan tubuhnya di atas rerumputan.
"Really.. Kamu baru mengeluh setelah hampir mau empat semester?" ucap Giovanna terkekeh.
"Makin lama rasanya kepala aku ingin meledak ketika para dosen tidak henti hentinya memberikan banyak tugas." curhat Danielle.
"Tapi itu kan memang jurusan yang kamu inginkan. Bukankah cita cita mu ingin menjadi seorang Dokter?" tanya Giovanna. Danielle menarik nafasnya.
"Kamu benar. Ini memang yang aku inginkan. Hanya saja materi yang mereka berikan benar benar membuat kami para mahasiswa kadang tidak bisa berkutik." desa Danielle mengasihi dirinya sendiri.
"Sudahlah.. Jalani saja. Sesulit apapun tetap saja semester kemarin IPK mu empat." cibir Giovanna membuat Danielle tersenyum.
"Well.. Aku ini memang pintar. Tapi sepintar apapun diriku tetap saja orang pintar ini butuh bersantai sejenak kan?" ucap Danielle dengan wajah polos yang di buat buat.
"Sialan..." maki Giovanna. Kemudian mereka berdua tertawa.
Hampir tiga puluh menit mereka tidak melakukan apa apa selain berbaring, menikmati angin yang sejuk dan juga cuaca yang cerah. Ketika dari kejauhan terdengar sedikit keributan yang mengganggu pendengar Giovanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...