Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi. Danielle tertidur nyenyak di kamarnya, dirinya tidak sadar kalau ada seseorang berada di kamarnya yang sedang memandang lekat wajah Danielle yang masih terlihat cantik walaupun tertidur.
Alard baru saja pulang dari kantor nya. Pekerjaan nya memakan waktu sampai jam sebelas malam. Alard sengaja pulang ke mansion keluarganya hanya untuk bertemu dengan Danielle. Karna waktu yang tidak memungkinkan akhirnya Alard diam diam mengunjungi kamar yang di tempati oleh Danielle.
Alard duduk di sisi tempat tidur, tersenyum melihat Danielle tertidur seperti bayi. Danielle gadis pertama yang menyentuh hatinya. Wanita selain dari keluarga nya yang bisa membuat seorang Alard memiliki rasa cinta yang berlebihan. Seorang gadis yang membuat luluh pria dingin seperti Alard.
"Good night princess. Sweet dream." Alard mengecup kening Danielle pelan.
"Hmm.. Alard."
Tubuh Alard membeku ketika Danielle memanggil namanya, Alard memastikan untuk melihat wajah Danielle dan ternyata kedua matanya masih terpejam. Alard menghela nafasnya, ternyata Danielle hanya bermimpi. Alard tersenyum memikirkan apa yang ada di dalam mimpi Danielle sampai menyebut nama nya dalam tidurnya.
"Sebentar lagi kita akan bertemu sayang." ucap Alard pelan.
Alard keluar dari kamar Danielle menuju ke dapur untuk minum air. Alard membutuhkan asupan air dingin karna ulah Danielle yang membuat tenggorokan kering. Alard begitu menahan hasratnya untuk tidak mencium Danielle ketika sedang tertidur tadi.
"Apa yang kamu lakukan?" Alard tersedak kaget mendengar suara dari arah belakang nya.
"Shit Raph..."
"Sorry..." ucap Raphael dengan wajah tanpa dosa. "By the way.. Aku melihatmu keluar dari kamar Danielle tadi?"
"Jangan ikut campur Raph." ancam Alard dengan mata tajam. Raphael dengan santai mengambil gelas dari tangan Alard lalu meminum air hingga habis.
"Aku tidak berani. Kamu tau itu." ucap Raphael sambil terkekeh. "Hanya saja jangan ketahuan oleh Mommy. Bisa bisa nanti kamu langsung di nikah kan." ucap Raphael asal. Alard mendengus.
"Apa yang kamu lakukan di sini sebenarnya?"
"Aku haus." Raphael mengangkat gelas yang di pegangnya. "Ternyata kamu benar benar tertarik dengan gadis itu." ucap Raphael dengan wajah serius.
"Kamu tau ceritanya. Apa perlu aku ceritakan lagi." ucap Alard dingin.
"Well.. Aku hanya mendengar cerita dari kakek tua dan orang tua kita saja. Belum dari versi kamu sendiri."
"Sama saja. Lagi pula aku malas berbicara dengan mu." ucap Alard dengan nada mengejek. "Aku pergi dulu."
"Kamu tidak menginap?"
"No.. Besok masih ada pekerjaan sebelum ke pesta Lauren. Bilang sama yang lain kalau aku pasti akan datang."
"Baiklah. Hati hati di jalan kalau begitu."
Mereka semua berada di ruang meja makan, mereka sedang menikmati sarapan masing masing sambil berbincang kecil. Hari ini Danielle dan Giovanna akan pergi ke butik untuk membeli dress. Mereka berdua tidak memiliki dress yang sesuai untuk ke acara pesta Lauren jadi mereka akan shopping hari ini.
"Aku ikut yaa.." pinta Lauren ketika mendengar kalau mereka akan pergi ke salah satu butik di daerah sini.
"Tentu saja. Kamu juga bisa merekomendasikan butik di kota ini." ucap Danielle.
"Benarkah."
"Hmm.. Karna aku hanya mengenal satu butik yang sering di kunjungi Aunty Emilia." ucap Giovanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...