Suasana pagi yang masih dingin di kota Los Angeles tapi tidak membuat orang orang yang bekerja di salah satu mansion mewah di kota tersebut bermalas malasan. Sejak pagi mereka sudah mulai bekerja sesuai jobdest nya masing masing. Majikan mereka secara tiba tiba datang dan membuat semua sibuk melakukan pekerjaannya.
Di salah satu kamar yang berada di mansion, Danielle mencoba membuka matanya, dia terbangun karna sinar matahari yang langsung menyinari mata dari sela jendela kamar. Danielle melihat sekelilingnya dan tersenyum, karna dirinya berada di rumah.
Danielle ingat kalau tadi malam dirinya yang sedang bekerja di jemput oleh Alard, mereka langsung pergi menuju bandara dimana pesawat jet sudah menunggu dan mereka berangkat dari New York menuju Los Angeles dalam waktu beberapa jam. Danielle menoleh ke arah kamar mandi karna mendengar suara germicik dari sana, tidak lama pintu kamar mandi terbuka lebar dan Alard sedang berjalan dengan hanya menggunakan handuk yang menutupi area pinggang nya.
Danielle menarik nafasnya pelan ketika melihat Alard yang sedang berjalan menuju walk in closet. Danielle tersenyum kecil, bagaimana detak jantung miliknya masih saja berdetak kencang ketika melihat Alard, apalagi hanya memakai handuk. Padahal Alard adalah suaminya dan dirinya pernah melihat Alard tidak berpakaian sama sekali. Memikirkan hal itu saja sekarang wajah Danielle merah merona.
Alard keluar dari walk in closet dengan mengenakan celana panjang bahan dan piyama menyelimuti tubuhnya. Alard berdiri di dekat jendela dan tidak menyadari kalau Danielle yang sudah bangun dari tidurnya sedang mengamatinya sejak tadi. Hampir lima menit Alard berdiam diri di sana dan membuat Danielle mengerutkan dahinya.
"Honey..." panggil Danielle, tapi Alard tidak menyadari nya.
"Babee..."
Alard tersentak ketika Danielle memanggil untuk kedua kalinya. Alard menoleh ke belakang dan melihat Danielle yang sedang duduk bersandar di atas kasur. Alard tersenyum dan menghampiri Danielle, mengecup kening dan bibir Danielle.
"Good morning baby.. kamu sudah bangun?"
"Hmm... sejak kamu keluar dari kamar mandi tadi."
"Benarkah..? Aku tidak tahu kalau kamu sudah bangun."
"Karna kamu tadi langsung masuk ke walk in closet. Ada apa Al..? Apa ada masalah?" tanya Danielle.
"Tidak ada.. lebih baik kamu mandi dan kita sarapan bersama. Karna anak kita dan ibunya perlu di beri makan kan."
Danielle menganggukan kepala setuju, karna entah kenapa perutnya sangat lapar. Mungkin dikarenakan Danielle sedang hamil tua dan dirinya makan untuk dua orang.
Danielle dan Alard berada di meja makan, suasana di sana sedikit berbeda, Alard lebih banyak terdiam dan hanya berbicara apabila Danielle mengajukan pertanyaan yang membuat Danielle bingung.
"Apa aku berbuat salah Al..?"
"Apa..?"
"Hufh.. sejak kita berada di meja makan, kamu banyak diam tidak seperti biasanya. Ada apa? Aku perhatikan sejak dari kamar kamu menjadi pendiam."
Melihat raut wajah Danielle yang bingung bercampur sedih, Alard menarik nafasnya pelan, mendorong kursi ke belakang dan menghampiri Danielle yang sedang duduk di depannya. Alard berlutut dan memegang kedua tangan Danielle di pangkuannya.
"Sweetheart.. kamu tau bahwa aku sangat mencintaimu melebihi diriku sendiri. Aku ingin menjadi sandaran mu, kamu beserta anak yang kamu kandung segalanya untuk ku, aku bisa gila kalau kehilangan kalian berdua. Kamu harus tau itu sayang."
"Aku tahu.."
"Jadi jangan merahasiakan apapun dari ku sayang. Kamu bisa menceritakan apapun kepada ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...