12 - Penthouse

31.7K 1.5K 15
                                    

Setiba di Bandara LAX, Danielle keluar dari gate kedatangan dan di depannya banyak orang yang mau menjemput seseorang. Tapi Danielle tidak tau apa salah satu di antara mereka akan menjemputnya. Karna ibunya mengatakan bahwa ketika Danielle tiba akan ada dua orang yang menjemputnya.

Sudah hampir tiga puluh menit Danielle berada di coffe shop yang berada di bandara. Danielle sudah menghubungi ibunya dan menanyakan perihal orang yang akan menjemputnya. Ternyata mereka akan telat menjemput karna ada keperluan mendadak. Oleh karna itu Danielle berada di coffee shop untuk menunggu mereka.

"Mrs. Eugene..??" Danielle mendongak dan di lihat di depannya ada seorang pria tampan dengan pakaian berjas hitam.

"Iyaa.. Itu saya. Anda..."

"Nama saya Bruce. Bruce Tyson. Saya bertugas untuk menjemput anda Miss. Saya minta maaf kalau saya telat." ucap pria yang bernama Bruce.

"Owh.. Tidak masalah. Kalau begitu ayo..."

"Baik Miss. Silahkan." Bruce menunjukkan jalan.

Koper yang ada di tangan Danielle di minta oleh Bruce. Danielle sempat menolak tapi Bruce bilang sudah tugasnya dan dia memaksa. Jadi Danielle tidak ada pilihan untuk menyerahkan kopernya untuk berpindah tangan.

Danielle tidak bisa menutup mulutnya akan terkejutannya. Bagaimana tidak, Danielle di jemput dengan limousine tepat di depan matanya. Danielle menoleh ke arah Bruce yang sudah membuka pintu untuknya.

"Ini jemputan ku?" tanya Danielle seperti orang bodoh.

"Iyaa Miss. Silahkan." Bruce mempersilahkan untuk Danielle masuk.

Selama dalam perjalanan, Danielle berpikir keras. Sebetulnya sekaya apa keluarga jauh dari pihak ibunya. Karna ibunya hanya mengatakan kalau Danielle akan tinggal di apartemen milik keluarganya itu. Mereka baru saja berkomunikasi lagi setelah lost contact selama beberapa tahun.

Danielle sudah berada di gedung apartemen yang cukup terlihat elegan dari luar. Mereka sekarang berada di bestmant apartemen. Mereka menuju lift untuk menuju ke atas. Bruce menekan angka tiga dimana sepertinya Danielle akan tinggal di sana.

Apartemen ini berada di kota Palo Alto, California. Karna tadi di perjalanan mereka menuju ke apartemen Danielle sempat bertanya kepada Bruce.

Karna kota ini tempat dimana dekat dengan Stanford University berada. Danielle tidak masalah tinggal di kota mana, yang penting dekat dengan kampus dan Danielle tidak perlu mengejar waktu apabila bangun kesiangan. Karna sekarang tidak ada lagi ibunya yang akan membangunkan nya apabila alarm nya bermasalah.

Ketika mereka tiba di apartemen, sekali lagi Danielle di buat terkejut. Bagaimana tidak, tempat tinggal Danielle selama empat tahun kedepan bukanlah sebuah apartemen biasa. Melainkan sebuah penthouse.

Danielle di buat takjub akan interior apartemen yang di injaknya sekarang. Begitu luas dan sangat elegan. Semua interior begitu mewah.

Danielle melihat kan wajah bodohnya sekali lagi ke arah Bruce, Bruce hanya diam saja di tempat nya tidak bereaksi apa pun. Danielle menyusuri setiap sudut penthouse dari ruangan tamu, ruang keluarga bahkan dapur. Bruce hanya mengikuti Danielle dari belakang.

"Bruce... Ini tempat tinggal ku?" Bruce menganggukan kepala.

"Benar Mrs. Eugene."

"T-tapi.. Ini.." Danielle tidak bisa melanjutkan ucapannya karna terlalu terkejut.

Sekali lagi Danielle mengecek setiap sudut penthouse itu. Bahkan ada jacuzzi yang di tempatkan di luar balkon. Bruce juga menunjukan dimana letak kamar Danielle. Kamar yang terlihat bersih dengan warna putih dan coklat mendominasi ruangan tersebut. Kamarnya terlihat luas karna tidak begitu ada banyak barang di sana.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang