70 - Epilog

16.3K 534 8
                                    

Alard saat ini duduk di balkon kamarnya sambil melihat pemandangan yang berada di depannya dengan tersenyum. Melihat pohon pinus yang menjulang tinggi, langit yang berwarna biru dan di tambah udara pagi hari yang menyejukan. Sekarang kehidupan Alard sedikit relax. Karna jabatannya sebagai presiden telah selesai tiga bulan yang lalu.

Selama menjabat sudah banyak yang di lakukan oleh Alard untuk negaranya. Karna itu ketika jabatannya sebagai seorang presiden akan habis, banyak rakyat bahkan politikus yang mendorongnya untuk pemilihan kembali. Tapi Alard menolaknya, cukup satu periode saja dirinya menjabat, karna dirinya menginginkan lebih lama bersama keluarga kecilnya.

Di tambah sekarang Alard kembali menjabat sebagai CEO di perusahaan Beaufort, yang dulu pernah di serahkan ke adiknya Raphael untuk memimpin perusahaan, tapi sekarang justru di kembalikan lagi ke Alard, karena Raphael lebih suka menjadi orang kedua di perusahaan.

"Achh... mommyy..."

"Rora.. ada apa sayang? Kamu kenapa?" Daniella mendapatkan Aurora yang menangis di tempat duduknya.

"Ray... hick.."

"Rayner.. kenapa dengan Rora. Kalian bertengkar lagi?"

"Nope.. Rora cengeng mommy."

"Hey.. jangan bicara seperti itu. Rora tidak akan menangis kalau kamu tidak jahil."

Daniella memandang wajah imut anak laki lakinya yang terlihat cemberut, Daniella sangat gemas melihatnya tapi Daniella harua memasang wajah serius, karna Rayner begitu jahil kepada adik perempuannya.

"Aku hanya meminjam mainannya. Tapi tidak boleh Mommy." jawab Rayner pelan dengan wajah cemberutnya yang lucu.

"Benar itu sayang?" tanya Daniella kepada anak perempuannya, Aurora menganggukan kepalanya yang kecil.

"Iya mommy.."

"Rayner.. kalau kamu mau pinjam mainan Rora harus minta secara baik baik, tidak boleh memaksa. Kalau Rora mengijinkan, kamu boleh meminjamkannya."

"Kalau tidak di ijinkan?" tanya Rayner dengan wajah cemberut.

"Yah.. kamu harus menunggu sampai Rora mengijinkan." ucap Daniella sambil tersenyum. Rayner tidak puas dengan jawaban ibunya tapi dia tau kalau dirinya salah, karna dia telah membuat adik nya menangis, karna itu dengan berat hati Rayner mengangguk tanda setuju.

Rayner dan Aurora hampir berumur tiga tahun. Walaupun masih dalam kategori sebagai balita tapi kedua anak Daniella begitu pintar dan cerdas, sepertinya keduanya memiliki kecerdasan seperti kedua orangtuanya.

Semua interaksi mereka bertiga tidak luput dari kedua mata Alard, kadang Alard berfikir apakah Daniella tidak lelah mengasuh kedua anaknya yang begitu aktif, walaupun Alard tidak melarang Daniella untuk bekerja sebagai seorang Dokter tapi untuk saat ini Daniella masih belum mau kembali, dia ingin mengasuh anaknya sendiri sampai kedua anaknya bisa di tinggal untuk bekerja, karna untuk saat ini Daniella merasa kalau kedua anaknya masih terlalu kecil untuk di tinggal bekerja yang dimana sebagai seorang dokter pasti sangat sibuk.

"Daddy...." Rayner dan Aurora berlari menghampiri Alard yang sedang berjalan menuju ke mereka.

"Sayang kamu mau kemana?" tanya Daniella ketika melihat Alard sudah rapi dengan memakai pakaian casual.

"Aku mau bertemu dengan para sahabat ku. Bersiaplah."

"Aku..?"

"Iya kamu dan kedua anak kita. Aku tunggu kamu di dalam."

"Hmm... Baiklah."

"Daddy kita mau pergi?" tanya Aurora dengan suara kecilnya.

"Iya my princess. Jadi kamu harus siap siap." ucap Alard sambil menggendong Aurora.

"Horeee..."

"Kamu juga jagoan." ucap Alard kepada Rayner yang mendongkak kepalanya ke atas saking Alard begitu tinggi bagai raksasa bagi anak berusia tiga tahun.

"Yea.. Sir." ucap Rayner sambil hormat membuat Daniella dan Alard tertawa.

Hari ini Alard akan bertemu dengan para sahabatnya. Mereka berjanji bertemu di mansion milik Edric Durant Morrone yang sekarang menjadi orang nomer satu di amerika. Dulu Edric adalah wakil presiden yang membantu Alard menjalankan pemerintahan. Mereka sama sama orang sibuk dengan pekerjaan masing masing. Tapi mereka berusaha meluangkan waktu untuk berkumpul bersama.

Kini Alard merasa hidupnya begitu di beri anugerah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bagaimana tidak, Alard memiliki keluarga yang utuh. Keluarga yang saling mencintai. Para sahabat yang sudah di anggap saudara sendiri. Dan tentu saja seorang istri yang amat dia cintai.  Istri kecilnya yang sekarang sedang bermain di taman bersama kedua anak mereka yang sedang aktif aktifnya.

Untuk mendapatkan itu semua penuh dengan perjuangan. Tapi semua itu terbayar dengan kebahagiaan. Sekarang sudah hampir empat tahun pernikahan mereka. Dan cinta mereka tidak pernah berubah tetap sama seperti dulu.

End

***************

Sampai di sini yaa untuk epilog nya 😊

Jangan lupa baca cerita aku yang lain ☺

Next ada cerita dari anggota keluarga atau para sahabat dari Daniella dan Alard 😁

Tapi nanti yaa tunggu cerita aku selesai semua 😅

See you

YenniNdet

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang