28 - Memory

18.8K 1.2K 31
                                    

"Hai.." Danielle yang sedang mengambil air di pojok meja menoleh ketika dari belakang ada orang yang menyapanya.

"Oh.. Hai. Hmm.. Aku Danielle. Sepupumu. Kita belum pernah bertemu."

"Aku tahu." ucap Alard memandang wajah Danielle dengan tajam. Danielle merinding ketika Alard menatap nya. Bukan karena Danielle takut, melainkan seperti ada aliran listrik menjalar di tubuhnya.

*********************

Danielle memandang wajah Alard, mengerutkan dahinya dan tanpa sadar memiringkan kepalanya. Danielle seperti meneliti setiap sudut wajah Alard yang setengahnya tertutup oleh topeng. Alard ingin sekali tersenyum melihat tingkah Danielle yang sedang meneliti dirinya. Tingkah Danielle sungguh menggemaskan di mata Alard .

Alard mengutuk dirinya sendiri, seperti remaja yang sedang jatuh cinta untuk pertamakalinya, padahal di usia yang sudah matang Alard harus bersikap dewasa pada umumnya. Tapi apabila bersama Danielle, Alard seperti pria yang baru mengenal apa yang namanya cinta.

Danielle meneliti wajah Alard dari mata yang berwarna grey, bibir merah yang terlihat sexy untuk standar seorang pria dan bentuk rahang yang tegas. Danielle berpikir kalau sepupunya itu pria yang sangat tampan.

"Shit..." maki Danielle mengutuk dirinya sendiri karna telah memuji pria yang di depannya. Alard tersenyum mendengar makian Danielle.

Tiba tiba Danielle tertegun melihat senyum Alard. Senyum itu mengingat kan Danielle akan seseorang yang sangat di dirindukan nya. Karna senyuman itu yang membuat Danielle jatuh cinta. Kedua mata Danielle membesar.

"No.. No fucking way." Danielle menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Be careful what you say, young lady." Alard tersenyum smirk.

"How..? Y-you..?" Danielle tidak bisa berkata kata. Wajah cantik Danielle di balik topeng nya terlihat jelas sangat kebingungan saat ini.

"Relax honey. Tarik nafas dan hembuskan perlahan." pinta Alard sambil memegang kedua bahunya.

Danielle melakukan perintah Alard. Jantungnya berdetak kencang seakan mau keluar dari organ tubuhnya. Danielle masih tidak percaya kalau sepupu nya adalah orang yang Danielle kenal, orang yang selama ini Danielle rindukan.

"Apa maksud dari ini semua Al? Kamu.. Kamu anak dari Uncle Tristan?" tanya Danielle pada akhirnya bisa berbicara dengan lancar. Alard tersenyum lalu memegang tangan Danielle erat dan mengecup nya.

"Kita akan bicara. Tapi tidak di sini." ucap Alard. "Apa kamu mau ikut dengan ku?" pinta Alard yang di anggukkan oleh Danielle.

Sebelum pergi Alard berbicara kepada Sean, Sean melihat ke arah Danielle dan tersenyum. Sean mengijinkan Alard dan Danielle untuk meninggalkan pesta. Alard juga tidak lupa berpamitan dengan keluarganya begitu juga dengan Danielle. Danielle sendiri sudah berbicara dengan Giovanna dan Raphael meyakinkan kalau Giovanna akan pulang bersamanya.

Mereka pergi dari hotel tersebut melalui basement dimana Rush dan Bruce sudah menanti. Limousine yang mereka naiki meninggalkan hotel menuju ke jalan raya yang masih terlihat ramai. Sepanjang perjalanan Danielle banyak diam, hanya deru nafas mereka berdua terdengar, tapi lengan Danielle tidak lepas dari genggaman Alard.

Sekarang mereka akan menuju ke penthouse tempat tinggal Alard. Karna hanya di sana Alard bisa mendapatkan privasi untuk berbicara dengan Danielle.

"Duduklah.." pinta Alard ketika mereka sudah sampai di dalam.

Alard meninggalkan Danielle menuju ke dapur untuk membuatkan minum. Mata Danielle menjelajahi tiap sudut ruangan, penthouse yang di tempati Alard sangat luas dan elegan, lebih luas dari milik Tristan di Palo Alto yang sekarang di tempati oleh Danielle. Perpaduan warna dinding penthouse milik Alard  juga sangat cocok untuk karakter Alard yang terlihat misterius dan penuh ketenangan.

"Minumlah.." Alard menyodorkan Orange juice minuman kesukaan Danielle.

"Thank you." Danielle meminum sambil matanya melirik ke arah Alard yang berjalan dan duduk di depannya.

Alard memandang wajah Danielle lekat, Danielle sendiri hampir tersedak waktu Alard memandanginya. Danielle menaruh gelas yang isinya hampir setengah ke atas meja.

"Hmm.. Bisa kamu jelaskan di sini Al. Maksud ku apa yang telah terjadi sebenarnya." ucap Danielle dengan wajah serius. Karna keadaan sekarang membuat Danielle sangat kebingungan.

"Baiklah. Tapi dari mana aku akan mulai bercerita?"

"I do not know, you tell me."

Akhirnya Alard bercerita di mulai dari ibu nya Danielle. ketika Candace tidak bisa di hubungi oleh Sean, yang ternyata kedua orang tua Danielle mengalami kecelakaan. Sean mencari Candace dengan kekuasaan yang di miliki nya tapi pada akhirnya tidak pernah menemukan mereka.

Sampai akhirnya Sean memutuskan untuk menjadi orang nomer satu di negaranya hanya untuk menemukan Candace dan Danielle. Alard juga menceritakan kalau akhirnya mereka di temukan oleh dirinya dengan tidak sengaja, sampai akhirnya Sean bisa bertemu dengan Candace di kota Boston.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya. Maksud ku sebelum pertemuan waktu kita di Disneyland?" tanya Danielle.

"Apa kamu gadis yang sangat pelupa Danie?"

"Mungkin. Sejak kecelakaan yang menimpa Daddy dan Mommy, aku seperti tidak mau mengingat masa lalu." Alard mengangguk mengerti.

"Well.. Kita pernah bertemu Danie. Di tempat yang sama, tapi ketika kamu berusia tujuh belas tahun." ucap Alard yang membuat dahi Danielle mengerut.

"Benarkah. Tapi dimana, aku tidak pernah melihat mu. Maksud ku kita seperti nya tidak pernah saling bertemu."

"Coba kamu ingat ingat lagi. Apa saja yang kamu lakukan dan terjadi ketika kamu dan teman teman mu berada di sana." tanya Alard dengan wajah serius.

Danielle mengingat ingat kembali ketika dirinya berulang tahun yang ke tujuh belas. Ketika itu mereka pergi ke Disneyland karna itu adalah cita cita Danielle sejak kecil. Danielle mengingat mereka sangat bersenang senang di sana, sampai pada kejadian yang sangat memalukan itu pun terjadi.

Danielle menabrak seorang pria dan pria itu mencium nya. Bukan pria itu yang mencium Danielle, tapi lebih tepatnya mereka tidak sengaja berciuman akibat tabrakan tersebut. Pria itu telah mengambil ciuman pertama Danielle.

Secara refleks Danielle menutup mulutnya dengan punggung tangannya mengingat kejadian itu dan Alard sejak dari tadi melihat Danielle yang sedang mengingat masa lalunya pun akhirnya tersenyum. Danielle memandang wajah Alard. Senyuman itu, senyuman yang sama dengan pria yang mencium nya.

"Mafia.." ucap Danielle tiba tiba.

"Aku bukan Mafia seperti yang kamu kira Danie." ucap Alard berdecak.

"Oh my God. That is you. Pria yang mencium ku. Ciuman pertama ku." ucap Danielle tidak percaya.

"That is me. The man who took your first kiss." Alard terkekeh melihat raut wajah Danielle yang terlihat sangat terkejut.

Alard begitu senang akhirnya Danielle dapat mengingat pertemuan pertama mereka. Walaupun sebenarnya pertemuan pertama mereka jauh dari sebelum kejadian itu.

Danielle sendiri masih dalam keadaan terkejut, bagaimana tidak, anak pertama dari pamannya adalah pria yang selama ini di kenalanya. Di tambah lagi, ternyata pria yang mengambil ciuman pertamanya adalah pria yang di cintainya sekarang.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang