Alard terlihat begitu kacau, selesai dengan pekerjaan nya yang begitu banyak di tambah lagi harus menangani gosip murahan yang hari ini terjadi membuat tubuh dan pikiran Alard letih. Alard membutuh kan asupan vitamin dan di sinilah Alard sekarang berada, di kamar yang di tempati oleh Danielle.
Alard melempar jas dan dasi di sofa dengan asal, lengan kemeja panjang berwarna hitam sudah di gulung sebatas siku. Alard duduk di pinggir tempat tidur Danielle dengan masih memakai pakaian tadi pagi. Alard memandang wajah Danielle yang tertidur pulas. Alard melihat ada gurat kelelahan di sana.
Alard marah atas semua yang telah terjadi. Tidak seharusnya berita itu tersebar dan membuat Danielle menjadi seperti sekarang ini. Berita itu bukan saja hanya menyudutkan Alard dan nama besar keluarganya tapi juga mengakibatkan Danielle menjadi sasaran kejaran para awak media yang ingin mencari tahu berita tentang dirinya.
"Maaf. Maafkan aku." ucap Alard lirih. "Aku sudah berjanji akan melindungi mu. Tapi lihat apa yang terjadi sekarang." Alard mengelus pipi Danielle.
Danielle terusik dari tidurnya, Danielle mengerjapkan kedua matanya, melihat seseorang yang hari ini ingin sekali Danielle peluk erat tubuhnya.
"Al..."
"Hai.. Kenapa bangun? Ini masih jam satu dini hari."
"Benarkah?"
"Tidurlah."
"Aku tidak bisa tidur. Sejak tadi aku selalu terbangun." Aku Danielle. Alard tersenyum.
"Tidurlah, Danie. Aku akan menemanimu."
Alard membuka sepatunya dan masuk ke dalam selimut dimana Danielle sedang terbaring, Alard menarik tubuh Danielle agar mendekat dan memeluk tubuh Danielle erat. Alard mengusap kepala Danielle yang berada di bahunya.
"Tidurlah, baby." ucap Alard sambil mengecup puncak kepala Danielle.
Kedua mata Danielle berkedip terganggu akibat sinar cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Perlahan Danielle mencoba untuk bangun dan menyandarkan tubuhnya. Danielle melihat ke sekeliling kamarnya dan menghela nafasnya.
"Hanya mimpi." Danielle menundukkan kepalanya dengan sedikit tersenyum.
Kehadiran Alard tadi malam bagi Danielle begitu nyata. Apa karna Danielle sangat merindukan Alard, sampai sampai mimpi yang di rasakannya begitu nyata bagi Danielle.
Danielle melihat jam di atas nakas, ternyata sudah hampir menunjukkan pukul sembilan pagi. Danielle turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, karna kemarin Danielle terasa lelah dan langsung tertidur.
Beberapa pakaian Danielle ternyata sudah berada di koper kecil dekat meja rias. Tadinya Danielle ingin memanggil Giovanna karna Danielle lupa kalau tidak membawa pakaian. Ternyata pakaian nya sudah di koper dan Danielle yakin kalau Giovanna kembali ke penthouse mereka untuk mengambil pakaian mereka.
Danielle memilih pakaian santai berupa atasan yang memperlihatkan perut rata dan bahu nya, di paduan dengan hot pant. Danielle turun ke lantai satu menunju ke arah dapur untuk membuat sarapan. Karna cacing di perutnya sudah berbunyi untuk di beri makan. Danielle mendengar dari jauh kalau di dapur terdengar berisik, seperti ada seseorang yang sedang memasak.
"Gio .. That is you?" teriak Danielle. "Gio.. Apa kamu sedang membuat sarapan? Bisa buatan aku satu? Karna aku sangat lapar." ucap Danielle sambil menuju ke arah dapur. "Giovanna Marvell.. Apa kamu Tu.. Li."
"Good morning princess. Apa kamu lapar?"
"Al... You.. You here." Danielle mengedipkan kedua matanya yang masih bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...