Rush sudah melakukan apa yang Alard suruh. Di bantu oleh Clare Kalinskie yang tidak lain adalah sekretaris Alard ketika masih menjabat sebagai CEO di perusahaan Beaufort. Alard mempercayakan Clare untuk membantu Rush mendekorasi ruangan yang akan menjadi Candle Light Dinner bersama Danielle nanti.
Clare sendiri tidak keberatan membantu Alard, karna bagaiman pun secara tidak langsung Alard masih atasannya. Clare juga sangat senang akhirnya mantan atasan nya itu memiliki wanita di kehidupannya. Karna selama Clare mengenal Alard, tidak ada satu pun wanita yang bisa menaklukkan seorang Alard.
"Apakah dia cantik?"
"Sorry Mam?" Rush sedikit bingung dengan pertanyaan Clare. Clare terkekeh.
"Wanita bos mu itu. Apakah wanita itu cantik?" Rush berdehem lalu terdiam. "Kalau kamu diam, berarti wanita itu cantik." ucap Clare menyimpulkan.
"Saya tidak berani menyimpulkan apa apa Mam." ucap Rush tegas. Clare tersenyum.
"Aku sudah mengenal mu semenjak Mr. Beaufort menjabat sebagai CEO Rush dan aku salut dengan dedikasi mu sebagai orang kepercayaan nya." puji Clare.
"Aku hanya ikut bahagia, akhirnya bos mu itu memiliki wanita spesial di kehidupannya. Terus terang, selama aku jadi sekretaris nya, aku tidak pernah melihat Mr. Beaufort dekat dengan wanita. Adiknya Mr. Raphael Beaufort pernah bilang, kalau kehidupan pribadi bos mu itu terlalu monoton." ucap Clare sambil terkekeh geli. Rush hanya memperlihatkan senyum smirk di wajahnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan waktunya bagi Danielle untuk bersiap siap karna Alard akan menjemput nya. Danielle sendiri terlihat sangat cantik dengan menggunakan dress panjang berwarna peach yang terlihat elegan.
Dress tersebut pilihan dari Dena ibu Alard, tentu saja di bantu oleh Giovanna dan juga Lauren. Mereka memilih dress sesuai dengan karakter Danielle. Mereka bertiga justru sangat antusias dengan makan malam yang akan Alard dan Danielle lakukan.
Dena sendiri sangat setuju apabila Alard anaknya berkencan dengan Danielle, bagaimana pun juga Danielle sudah di anggap anak sendiri oleh Dena. Apa lagi Candace sudah seperti adik baginya.
"Kamu sangat cantik sayang?" ucap Dena yang di setujui oleh Giovanna dan Lauren.
"Benarkah Aunty?" Dena mengangguk. "Aunt.. Apa ini baik baik saja. Maksud ku, aku pergi dengan Alard?" ucap Danielle. Dena tersenyum mengerti maksud dari ucapan Danielle.
"Semua terlihat sempurna ketika kamu dan ibu mu kembali menjadi bagian keluarga Beaufort. Apa lagi sekarang, ketika aku mengetahui kalau kamu menjadi salah satu bagian terpenting dari kehidupan putra ku Alard." ucap Dena membelai rambut panjang milik Danielle.
Alard terkesima ketika melihat Danielle baru saja turun dari tangga. Bagaimana tidak, Danielle terlihat sangat cantik dengan dress yang di pakainya, dress yang di kenakan Danielle memang terlihat sangat cocok di tubuhnya, seperti dress yang memang hanya di ciptakan untuk dirinya.
"Kamu sangat cantik Danie." puji Alard. Pujian Alard membuat pipi Danielle merona.
"Terima kasih Al." balas Danielle tersipu.
"Kembalikan dia sebelum tengah malam Al." sela Dena tiba tiba, membuat Danielle dan Alard menoleh ke samping.
"Come on Mom. Aku bukan anak tujuh belas tahun." protes Alard.
"Itu benar. Tapi Danielle masih tanggung jawab Mommy ketika tinggal di sini." ucap Dena tegas. "Sudah sana. Pokoknya jangan sampai jam dua belas malam."
"Aku pergi Aunty." pamit Danielle.
"Hati hati sayang, kalau Al berbuat macam macam bilang sama Aunty." ucap Dena memperingatkan. Alard mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...