Iyaa.. Iya.. Tau.. Maaf lama 🤭
Ihh.. Kalian Ga sabaran deh, kiss juga nih 😌
Kalau gitu lanjut deh yaa dari pada nunggu lagi 😊
***************
Konvoi kendaraan yang di naiki Danielle terlihat mencolok di sepanjang jalan yang mereka lalui. Pasalnya bukan mobil jemputan Danielle yang menjadi perhatian tapi ada beberapa motor besar dan mobil dari pihak kepolisian yang menjadi pengarah jalan mengiringi empat mobil hitam di belakangnya.
Danielle hanya bisa terdiam dan terlihat bingung dengan apa yang telah terjadi. Bertanya dengan Natan dan Rush sama saja berbicara dengan tembok tinggi. Kebingungan Danielle makin bertambah ketika mereka masuk ke dalam perkarangan mansion. Sepanjang halaman mansion yang luas, dari gerbang hingga menuju depan mansion terdapat beberapa mobil mewah terparkir.
Natan membukakan pintu untuk Danielle dan Jean, lalu mereka langsung menuju ke arah dalam mansion. Sepanjang jalan Danielle melihat di setiap sudut bahkan di sekeliling mansion terdapat bodyguard berpakaian hitam yang di lengkapi dengan peralatan komunikasi di telinga mereka.
Ketika Danielle masuk banyak orang berlalu lalang. Entah sejak kapan mansion yang tadinya sepi menjadi ramai di penuhi orang orang yang Danielle tidak kenal. Danielle melihat ke kanan dan kirinya untuk mencari orang yang dikenalnya.
"Siapa mereka?" tanya Jean bingung.
"Aku tidak tahu. Ketika aku tinggalkan mansion ini dalam keadaan sepi." jawab Danielle sama binggunnya.
Danielle menoleh ke arah Rush untuk mencari jawaban, tapi dengan wajah Rush yang datar malah membuat Danielle kesal.
"Anda sudah di tunggu Mrs. Eugene."
"Sama siapa..?"
"Mari ikut saya."
Rush menunjukkan jalan tanpa menjawab pertanyaan Danielle. Tanpa di sadari Danielle, Jean malah sudah bersama Natan menghilang menuju ke arah belakang mansion.
Rush membawa Danielle ke sebuah kamar di lantai dua. Rush membuka pintu dan mempersilahkan Danielle untuk masuk dan meninggalkan Danielle sendirian di ruangan tersebut. Danielle melihat sekeliling ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar tidur yang terlihat begitu cantik.
Ruangan itu berwarna emas berpaduan dengan warna putih yang terlihat elegan dan mewah. Danielle melihat barang barang yang berada di sana terlihat sangat mahal dan ketika Danielle menyentuh bedcover yang ada di tempat tidur begitu lembut.
Walaupun Danielle pernah beberapa hari tinggal di mansion besar yang di berikan oleh kakeknya Sean waktu itu, tapi Danielle belum sama sekali berkeliling mansion. Jadi Danielle terlihat cukup takjub dengan apa yang dilihatnya.
"Kamar siapa ini?" ucap Danielle pada diri sendiri.
"Kamar kita."
Danielle menoleh ke arah belakang dan melihat Alard yang sedang berdiri di dekat pintu dengan wibawanya. Alard tersenyum dan melangkah pelan ke arah Danielle yang bergeming. Tanpa Danielle sadari, Alard sudah berada di depan Danielle dengan memegang tangan Danielle dan mengecupnya.
"Ini kamar kita."
"A-apaa..." ucap Danielle yang sepertinya belum sadar dari termenung nya.
"Ini akan menjadi kamar kita baby, apa kamu suka?"
"A-al.. Ini.."
Sebelum Danielle menyelesaikan ucapannya Alard sudah mencium bibir Danielle. Walaupun Danielle sedikit terkejut Danielle membalas ciuman Alard. Alard melumat dan memperdalam ciumannya. Mereka saling membalas seperti melepas rindu tidak pernah bertemu. Danielle bisa mendapatkan nafasnya kembali ketika Alard melepaskan ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)
RomanceDi Negara maju dan Negara Demokrasi siapa saja bisa menjadi orang nomer satu. Apalagi ketika diri mereka memiliki kecerdasan, kekayaan dan kekuasaan. Mereka dengan cepat akan mendapat simpati dari masyarakat, di tambah dengan wajah yang tampan dan u...