34 - Blitz Cam

20.8K 1.1K 43
                                    

Satu minggu telah berlalu, Giovanna mengisi masa liburnya dengan kembali ke Boston, karna Giovanna sangat merindukan ibunya Jeniffer. Sedangkan Danielle sendiri harus pergi ke Los Angeles untuk bertemu ibunya Candace yang berada di sana.

Candace berada di tengah tengah keluarga nya sudah tiga hari lamanya dan Danielle sudah berada di Los Angeles sekitar lima hari. Alard memaksa Danielle untuk berlibur di Los Angeles, karna itu Alard mendatangkan Candace di tengah tengah keluarganya agar Danielle tidak pulang ke Boston.

Danielle senang sekali bertemu dengan ibunya dan juga keluarga yang lain, apa lagi Sean meluangkan waktu selama satu hari untuk menghadiri acara makan malam keluarga walaupun sedang sibuk.

"So.. Dad. Jam berapa besok Dad berangkat ke Jerman?" tanya Tristan di tengah tengah makan malam yang penuh suka cita.

"Mungkin Siang. Kenapa?"

"Sebelum pergi, bisa kita bicara?"

"Sure Son. Aku akan minta Darrel untuk kosongkan waktu untuk mu."

"Thanks Dad."

"Honey.. Dad... Bisakah bicara bisnis atau politiknya nanti saja. Jangan di meja makan." gerutu Dena kepada Tristan dan Sean yang terkekeh.

"Sure honey. Aku minta maaf." ucap Tristan sambil tersenyum.

"Apa kamu sudah mempersiapkan semua Al?" tanya Sean.

"What is that, Grandpa?"

"Tiga bulan lagi pemilihan." ucap Sean mengingatkan.

"Oh. Take it easy Grandpa, everything is ready."

"Daddy...." Dena mendengus.

"I am sorry, dear." ucap Sean sambil tersenyum dan yang lainnya terkekeh.

"Aunty Candace, apa EO yang Aunty punya bisa terima pelanggan dari luar kota?" tanya Lauren.

"Tentu saja bisa. Memangnya kenapa sayang?"

"Great.. Kakak teman ku akan menikah dan aku bilang pakai saja jasa EO milik Aunty, ketika aku kasih tunjuk Website milik Aunty mereka sangat suka dengan konsep konsep yang Aunty miliki." ucap Lauren dengan antusias.

"Aku kira kamu yang akan menikah." ejek Raphael.

"Oh... Diamlah Raph." Lauren memutar kedua matanya jengah yang membuat yang lainnya tertawa.

"Bisa sayang. Berikan nomer telpon aunty saja oke." ucap Candace yang di anggukan oleh Lauren.

"Apa usaha mu lancar sayang?" tanya Sean. Candace menganggukan kepala.

"Yeah Dad. Terima kasih untuk para pekerja dan juga tentu saja Jeniffer dan Raina. Mereka semua membantu ku dari awal sampai sekarang." ucap Candace tersenyum.

Tanpa mereka semua dan tentu saja putri tercinta nya, Candace tidak akan sukses seperti sekarang ini, Candace sangat bersyukur memiliki mereka semua.

"Aunt.. bolehkah besok aku mengajak Danielle pergi ke sebuah pesta?" tanya Alard yang membuat semua mata tertuju padanya.

"Pesta..?" tanya Candace yang di anggukan oleh Alard. Candace melihat Danielle yang tertunduk malu. "Tentu saja. Asal jangan lewat sampai jam dua belas malam. Kamu harus mengembalikan Danielle dengan selamat." ucap Candace menyetujui sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat semua tertawa.

"Kalau begitu besok pagi kita akan mencari dress untuk mu Danie." ucap Lauren bersemangat. Danielle hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Seharian Danielle dan Lauren pergi ke butik yang satu ke butik yang lainnya, untuk mencari dress yang sesuai dengan Danielle. Sampai akhirnya ada satu dress yang sangat cocok untuk Danielle menurut Lauren.

The Beloved President And I (#1 Beaufort) (The End ✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang