God Damn 🔞

809 44 27
                                    

Warn!
Anak kecil jangan baca!
🙂































Suasana club hari itu ramai. Dentuman musik memenuhi seluruh penjuru ruangan club, bahkan sampai ke ujung toilet pun -kecuali kamar-kamar VIP yang kedap suara-. Semua pengunjung bahkan terlihat menikmati suasana malam namun tidak dengan sosok lelaki manis yang duduk di meja bar dengan kondisi setengah mabuk. Lelaki manis itu bahkan membiarkan wanita-wanita penghibur disana untuk menyentuhnya.

Tapi lama-lama risih juga.

"Sial!" Mendecih pelan, lelaki manis itu mengusir wanita-wanita haus belaian itu lalu meneguk habis vodka miliknya tanpa bersisa dalam satu tegukan, membiarkan tenggorokannya terasa panas saat cairan bening itu mengalir di sana.

Dengan mata setengah terpejam, lelaki manis itu bangkit dari duduknya dan berjalan sempoyongan ke arah resepsionis.

"Berikan kamar terbaik kalian untukku."

Resepsionis itu mengangguk dan memberikan kartu kamar VVIP kepada lelaki manis yang memang langganan di club itu.

Lelaki manis itu mengucapkan terima kasih kemudian berjalan dengan susah payah ke lantai 2 tanpa menyadari sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

***

BRUK!

Lelaki manis itu mendesah lega saat punggungnya menyentuh kasur empuk. Telapak tangannya sedikit menekan keningnya yang berdenyut pelan.

"Dasar laki-laki sialan!" Makinya.

Lelaki manis itu kemudian mengubah posisinya menjadi berbaring menyamping dan meringkuk layaknya janin di dalam kandungan dan tidak lama, isakan pelan memenuhi kamar VVIP itu.

"Sial! Sial!" Tangan itu terkepal kemudian memukul kasur dengan pelan. "Sialan! Brengsek!"

"Kau tidak lelah sedari tadi memaki terus hm?"

Lelaki manis itu terkesiap saat mendengar suara lain di dalam kamarnya dan semakin terkejut saat menyadari bahwa tubuhnya telah berada di bawah kungkungan sosok yang paling tidak ingin ditemuinya itu.

"Mau apa kau?"

Nadanya tidak terdengar marah sama sekali, namun siapapun yang mendengar akan tahu bahwa lelaki manis itu menyimpan banyak kekecewaan.

"Ingin minta maaf."

"Tidak dengar."

"Yakin?"

"Uh-huh."

Lelaki bermata sipit itu tersenyum kecil kemudian melayangkan kecupan-kecupan ringan pada leher jenjang si manis.

"Hentikan. Aku tetap tidak akan memaafkanmu, Lee Jooheon."

Lelaki itu- Lee Jooheon tersenyum manis. "Maka aku akan melakukannya sampai kau memaafkanku, Lee Changkyun."

"Ugh! Namaku Im Changkyun!" Lelaki manis itu malah kelepasan mendesah pelan saat Jooheon kembali mengecup lehernya, bahkan sesekali menghisap dan menggigit kulit putih itu hingga meninggalkan bekas.

"Sial! Jangan meninggalkan bekas, bodoh!"

"Apa ini artinya aku dimaafkan?" Ucap Jooheon dengan tangan yang merambat naik, membuka kancing kemeja Changkyun kemudian menyusupkan tangannya untuk meraba permukaan kulit halus milik Changkyun.

"A-ah... Tidak!"

"Benarkah?" Jooheon menyeringai. "Kau pasti tahu bahwa aku akan melakukan apapun untuk mendapat maaf darimu kan?"

Monsta X collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang