Semua yang terjadi hari ini tidak ada yang terasa benar bahkan semenjak lelaki manis itu membuka matanya.
Hari ini ia terlambat bangun, bersiap ke kantor dengan terburu-buru. Kakinya bahkan sudah terantuk meja berkali-kali saat ia berlarian kesana kemari untuk menyiapkan pakaiannya sendiri dan juga sarapan.
Setibanya di kantor pun, ia diomeli oleh atasannya karena keterlambatannya apalagi data penting untuk rapat berada di tangannya, beruntung saja rapat belum dimulai dan lelaki manis itu bisa bernafas sedikit lega.
Kesialan lainnya adalah rapat berlangsung lebih lama dari perkiraan hingga ia dan beberapa karyawan lainnya harus melewatkan jam makan siang padahal perutnya sudah berbunyi dari tadi. Apalagi tadi pagi ia hanya sempat sarapan dua lembar roti tawar dan sekotak susu rasa pisang.
Ah, dan jangan lupakan karena kesalahan salah satu anak magang dalam proses penginputan data, seluruh team lelaki manis itu diharuskan untuk lembur demi memperbaiki kesalahan tersebut.
Intinya, hari ini adalah hari yang sangat sial menurut seorang Im Changkyun.
Pemuda manis itu bahkan tidak berhenti menggerutu meskipun ia sedang perjalanan pulang sekalipun.
Dan semua justru bertambah parah saat jalanan sangat padat meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Menyebalkan!"
"Sialan!"
"Kenapa harus macet sih??"
Lelah menggerutu, akhirnya Changkyun hanya bisa pasrah sampai kemacetan terurai sekitar 30 menit kemudian. Lelaki manis itu bernafas lega kemudian mengemudi dengan tenang sampai ke apartemennya.
Sesampainya di apartemen pun, lelaki manis itu kembali menggeram saat melihat kulkasnya kosong melompong dan itu artinya tidak ada yang bisa ia makan padahal perutnya sudah berbunyi sejak tadi.
"Arghhh!!" Changkyun mengacak rambutnya kemudian duduk di kursi meja makan sambil mencebikkan bibirnya. "Aku lapar!"
Ting tong!
"Apa lagi!"
Changkyun beranjak untuk membuka pintu dengan perasaan yang amat sangat kesal. Sebenarnya ia sedang tidak mood untuk kedatangan tamu, tapi mau bagaimana lagi.
"Sia-"
"Hey."
"Huweeeeeee!" Changkyun langsung menghambur ke pelukan lelaki yang baru saja datang itu. "Joo hyung~"
Jooheon terkekeh kemudian mengusap belakang kepala Changkyun. "Ada apa hm? Seharian ini banyak yang membuatmu kesal?" Tanya Jooheon yang mengerti jika kekasihnya itu sedang kesal.
"Hng! Aku kesal! Seharian ini rasanya sibuk sekali! Aku terlambat ke kantor, di marahi atasan, kemudian ada anak magang yang membuat kesalahan dan kita harus lembur! Jalan pulang pun macet dan sekarang aku lapar karena hari ini aku belum sempat makan apapun selain dua lembar roti tawar dan sekotak susu pisang! Tapi hyung tahu? Kulkas ku tidak ada isinya dan aku tidak punya sesuatu untuk di makan!" Adunya kepada Jooheon seperti anak kecil dengan alis menukik dan pipi yang menggembung.
"Hyung tahu, makanya hyung kemari dan membawakan makanan untukmu." Jooheon kemudian mengangkat plastik yang dibawanya dan langsung disambut dengan antusias oleh Changkyun.
"Woaahhhhh~ gomawo hyung!" Ucap Changkyun, mengambil alih plastik di tangan Jooheon kemudian mengecup pipi Jooheon berulang-ulang.
"Kkk~ sudah sana mandi dulu. Makanannya biar hyung siapkan."
"Nanti hyung menginap??"
"Tentu saja." Ucap Jooheon sambil menjawil hidung mancung Changkyun. "Hyung mau menemani kekasih hyung ini, supaya kekesalannya berkurang."
"Yeayyyyy!!!"
Jooheon tertawa melihat tingkah Changkyun yang mengangkat kedua tangannya ke atas kemudian berputar-putar sambil melompat-lompat kecil.
"Jja~ sana mandi. Katanya lapar?"
"Eung! Aku akan mandi dengan cepat supaya bisa cepat makan! Hyung tunggu aku ya!"
Melihat senyuman Jooheon, rasa-rasanya kekesalan Changkyun yang menumpuk dari pagi hari pun menguap begitu saja. Lelaki manis itu segera melesat menuju ke kamar mandi, menyelesaikan ritual mandinya kemudian bergabung dengan Jooheon yang telah menunggunya di meja makan.
Keduanya memulai makan bersama dengan Changkyun yang terus menceritakan kesehariannya dengan ekspresif dan Jooheon yang mendengarkan dengan seksama. Terkadang Jooheon akan mengusap sayang puncak kepala Changkyun, membersihkan noda makanan di sudut bibir Changkyun, kemudian menggenggam tangan Changkyun sambil mengusap punggung tangan kekasih mungilnya itu.
Dan ketika hari sudah semakin malam, lelaki manis itu menguap lucu dan Jooheon segera menuntun kekasihnya yang sudah hampir memejamkan mata itu menuju kamar. Membaringkan tubuh mungil kekasihnya itu kemudian menyusul untuk berbaring di sampingnya dan menutupi tubuh mereka dengan selimut. Jooheon kemudian menjadikan lengannya sebagai bantal Changkyun dan lelaki manis itu langsung melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Jooheon dan menelusupkan wajahnya di dada Jooheon.
"Hyung... jaljja~" ucapnya dengan suara lemah dan tak lama, lelaki manis itu sudah mengarungi dunia mimpinya.
Jooheon tersenyum kemudian mengecup kening Changkyun dengan lembut.
"Jaljja... Lupakan hari burukmu dan besok, mulailah hari yang baru dengan ceria. Hyung menyayangimu." Bisik Jooheon sebelum menyusul kekasih mungilnya itu ke dunia mimpi.
END
Pengan banget gitu ya punya pacar modelan Jooheon begini 🥺🥺🥺
Btw, yang baca book aku "My beta lovers", mohon maaf, itu book NC, jadi nda aku update sementara karena lagi puasa :(Selamat menunaikan ibadah puasa ya bagi yang menjalankan😘