Cuaca siang hari itu lumayan panas, namun tidak menghentikan kegiatan yang tengah berlangsung.
"Okay, cut!"
Para staff langsung menghentikan proses rekaman, sedangkan seorang pemuda manis tergopoh-gopoh menghampiri pemuda manis lainnya yang berjalan menuju kursinya.
"Ini Kyun, minumlah."
"Eoh, gomawo Wooshin-ah."
Sementara itu, seorang gadis menghampiri mereka dengan peralatan make up di tangannya.
"Changkyun-ah, retouch."
"Eum, silahkan noona."
Im Changkyun, aktor baru yang sedang naik daun itu kemudian memejamkan matanya, membiarkan make up artist-nya membenarkan riasannya.
Sementara itu, dua orang pria sedang berjalan menuju ke lokasi syuting. Semua staff membungkukan tubuhnya, memberi hormat, bahkan kegiatan membenarkan riasan Changkyun pun terhenti, membuat aktor baru itu membuka matanya perlahan dan dihadapkan pada sosok pria berwajah angkuh di hadapannya.
Memutar bola matanya malas, Changkyun kembali memejamkan matanya. "Noona, ayo selesaikan riasanku."
"N-ne."
Setelah mendapat anggukan dari pria angkuh itu, sang make up artist maupun staff yang lainnya pun melanjutkan pekerjaan mereka.
"Jinhyuk-ah."
"Ne sajangnim?"
"Dia aktor baru itu?"
"Benar sajangnim. Dia Im Changkyun-"
"Baiklah. Suruh dia menemuiku nanti setelah syuting di cafe sebrang."
"Baik sajangnim."
***
Menjelang sore, kegiatan syuting pun berakhir dengan sukses.
"Wuuuu, Changkyunie jjang!"
Changkyun terkekeh pelan. "Gomawo Wooshin-ah."
"Shin?"
Baik Wooseok maupun Changkyun menoleh.
"Oh? Wei!" Sapa Wooseok dengan mata berbinar membuat Jinhyuk terkekeh pelan.
"Selamat sore, Changkyun-ssi."
"Ne Jinhyuk-ssi."
"Maaf mengganggu waktumu, tapi sajangnim meminta untuk bertemu."
Changkyun menghela nafas pelan. "Baiklah."
***
Changkyun memasuki cafe yang sepi itu-diikuti dengan Wooseok dan Jinhyuk di belakangnya- dengan santai, tentu saja setelah mengenakan topi, kacamata dan masker hitam sebagai penyamarannya. Matanya melihat ke sekeliling dan menemukan CEO muda agency-nya sedang duduk di meja paling ujung.
Tanpa mengatakan apa-apa, Changkyun langsung duduk di hadapan CEO muda itu.
"Apa yang ingin kau katakan?"
Lee Jooheon mendengus pelan. "Benar-benar tidak memiliki sopan santun. Apa orang tuamu tidak mengajarimu?"
"Jangan membawa orang tuaku!"
"Baiklah, lagipula aku bukan mau membahas itu. Aku mau membahas masalah aktingmu itu."
"Akting ku?" Changkyun mengerutkan keningnya. "Ada apa dengan aktingku?"
"Aktingmu itu jelek. Sangat jelek."
"Mwo?! Ya! Memangnya kau mengerti apa tentang akting hah?! Kau hanya bisa mengandalkan nama orang tua mu untuk duduk di jabatanmu sekarang dan kau berani menghina aktingku?!"