Bold italic - lirik lagu (the one i love by super junior K.R.Y)
Italic - flashback
Disarankan baca sambil denger lagunya, semoga dapet feel nya 💜Seorang pemuda sedang duduk di atas kasur sambil memegangi sebuah pigura.
Sesekali, ibu jari nya akan mengusap lembut permukaan pigura yang berisikan foto seorang pemuda yang sedang tersenyum lebar.
Pemuda itu tersenyum namun tak lama kemudian, satu per satu air mata menetes di atas permukaan pigura itu.
Aku lupa sejak kapan ini berawal
mengapa aku seperti ini
akupun tidak tahu
Tangisan itu semakin deras, hingga pemuda itu tidak menyadari bahwa ada sepasang mata lain yang sedang memandang ke arahnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aku tahu
Tidak seharusnya aku begini
Pemuda itu memutuskan untuk menghabiskan waktunya di sebuah cafe. Bukan sembarang cafe, tapi cafe ini memiliki kenangan yang cukup banyak.
Kenangan manis.
Dan juga...
Kenangan pahit.
Cafe yang merupakan awal dan juga akhir dari pertemuan pemuda itu dengan seseorang yang akan terus ada hidup di dalam hatinya.
Seorang pemuda bermata sipit yang memakai celemek dengan logo cafe tempatnya bekerja itu menghampiri seorang pemuda manis yang tampak sedang melamun. Bahkan minuman yang baru saja dibelinya itu terabaikan di atas meja.
"Eum, chogiyo."
Pemuda manis itu terlihat sedikit terkejut kemudian mengerjapkan matanya pelan.
"A-ah. Ne?
Pemuda bermata sipit itu menyunggingkan senyumnya, menampilkan sepasang lesung pipi yang menggemaskan.
"Maaf, pesanan anda tertukar dengan milik orang lain." Ucap pemuda itu dengan raut wajah bersalah.
"Benarkah?" Pemuda manis itu terlihat terkejut sambil menatap minuman yang ada dimeja yang memang bukan pesanannya.
"Ne, tadi anda memesan green tea latte dan yang anda bawa adalah hazelnut latte milik pembeli di belakang anda."
"Ah, begitukah?"
"Eum, maafkan keteledoran saya." Pemuda itu membungkukkan badannya. "Sebagai permintaan maaf, saya akan ganti minuman anda dan juga cookies coklat untuk anda."
"Tidak perlu diganti, ini juga salahku tidak memeriksa pesananku dengan benar." Ujar pemuda manis itu tidak enak.
"Tidak masalah, tuan..."