Terinspirasi dari sebuah novel.
Oh ya, disini maaf ya kalo author nistain Minhyuk (lagi), abis Cuma kepikiran sama Minhyuk buat antagonis nya, apalagi kalo inget pas Minhyuk jadi Dior, ngakak, wkwk
Dan disini, Minhyuk seumuran sama Changkyun, sedangkan Jooheon itu setahun lebih tua ya. Jadi kagak usah bingung karena emang author buat begitu.
Happy Reading, Readers! JJ
Seorang pemuda berwajah manis, dengan rambut berwarna dark brown itu sedang termenung, menatap kosong ke arah lapangan basket.
Dilihat dari segi manapun, pemuda ini sebenarnya tampan dan tentu saja manis dengan pembawaan yang lemah lembut. Namun karena penampilannya yang sedikit 'kampungan' dengan kacamta bulat yang bertengger manis di hidungnya itu, pemuda ini tentu saja menjadi target yang mudah untuk di bully.
Tiba-tiba saja, pemuda ini merasakan kepalanya basah, seperti diguyur sesuatu dari belakang. Pemuda ini pun menoleh dan mendapati tatapan benci salah seorang penguasa sekolah.
"Hei Im Changkyun, kapan kau akan berhenti menghancurkan hidupku?"
Pemuda yang bernama Im Changkyun ini hanya mengerutkan keningnya. Menghancurkan hidupnya? Apakah dunia ini sudah berbalik? Dirinya yang dibully dan sekarang dirinya dituduh menghancurkan hidup orang? Memang apa yang sudah ia lakukan? Seperti mengerti tatapan bingung Changkyun, Lee Minhyuk, pemuda yang baru saja menyiramnya dengan air itu menyeringai licik.
"Gara-gara kau, nilai ujianku berada di urutan ke 2 di kelas!"
Ah, jadi karena itu lagi? Batin Changkyun. Ini bukan pertama kalinya Lee Minhyuk membully-nya hanya karena peringkat kelas. Changkyun yang jelas-jelas murid beasiswa itu harus belajar dengan giat untuk mempertahankan beasiswanya itu dan Lee Minhyuk merasa tersingkir karena kehadiran Changkyun.
Melihat Changkyun yang hanya terdiam, Minhyuk menggeram dan dengan kesal pergi meninggalkan Changkyun bersama dengan teman-temannya.
Changkyun hanya menatap sendu ke arah punggung Minhyuk yang semakin menjauh.
"Apa yang kau irikan dariku?" Lirih Changkyun.
"Kau itu sempurna, Lee Minhyuk. Tampan, ceria, pintar, disukai banyak orang. Keluargamu juga sangat menyayangimu begitu juga kekasihmu." Changkyun kembali bergumam dengan air mata yang tanpa sadar sudah membasahi pipinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang pria sedang tersenyum tipis melihat kekasihnya yang sedang merajuk."Kenapa hm?" Tanya pria itu dengan lembut.
"Aku kesal, Joo! Dia selalu saja mencari masalah denganku!"
"Dia siapa, Minhyuk?"
Pemuda itu, Lee Minhyuk mengeluarkan kertas berisikan draft nilai ujian dan meletakkannya di atas meja.
"Lihatlah Joo. Aku lagi-lagi berada di urutan kedua kelas! Dan ini semua gara-gara pemuda kampungan itu!"
Pria itu mengambil draft nilai ujian itu dan membaca nama yang tertulis sebagai peringkat 1 kelasnya.
"Im... Changkyun? Siswa pindahan dari Busan itu?"
"Iya, dia! Menyebalkan! Padahal kau tahu kan kalau orang tua ku ingin aku menjadi peringkat pertama semester ini dan pemuda itu mengacaukan segalanya!"
Pria itu tersenyum kemudian tangannya terulur mengusap lembut rambut kekasihnya.
"Kau juga sudah belajar kan? Sudahlah, lagipula kau juga punya segudang kegiatan lain, jadi dengan mendapatkan peringkat kedua ini sudah bagus menurutku." Pria itu berusaha menenangkan kekasihnya yang merajuk itu.