workaholic

561 72 4
                                    

Lee Jooheon.

Siapa yang tidak kenal dengannya?

Si gila kerja dari Lee corps.

Jooheon menjadi seperti itu semenjak perusahaan milik keluarga Lee itu diwariskan sepenuhnya kepadanya.

Hidupnya hanya berkisar bangun pagi-kerja-makan siang-kerja-tidur.

Siklus hidupnya hanya sebatas itu semenjak ia menjabat menjadi CEO Lee corps.

Bahkan teman-temannya pun mempertanyakan kehidupannya yang terlihat membosankan itu.

'Carilah kekasih!'

'Sepertinya kau harus menghibur dirimu sendiri.'

'Ow man! Jangan bilang kau berkencan dengan tumpukan dokumen!'

Hal seperti itu sudah biasa masuk ke telinga Jooheon. Dia bahkan tidak peduli terhadap kehidupan sosialnya.

Yang dia pikirkan hanyalah kerja, kerja dan kerja.

Pernah suatu kali temannya bertanya alasan Jooheon tidak atau lebih tepatnya belum memiliki pasangan hidup di usianya yang sudah cukup, 28 tahun.

Dan jawaban Jooheon hanyalah. "Apakah dengan memiliki pasangan hidup, perusahaanku bisa bertambah besar?"

Mark the sarcasm, please.

Persetan dengan pasangan hidup!

Menurut Jooheon hidupnya baik-baik saja seperti ini.

Setidaknya sebelum ia bertemu dengan mahasiswa magang yang super duper ceroboh bernama Im Changkyun.



***



"Apa-apaan ini??"

Jooheon memijat pelan pelipisnya saat melihat banyaknya kertas berhamburan di ruang fotocopy.

Tadi dia memang menyuruh mahasiswa magang itu untuk mem-fotocopy berkas untuk rapat dan hampir 30 menit pemuda itu belum kembali dan Jooheon memutuskan untuk menyusulnya.

Dan inilah yang dia lihat sekarang.

Pemuda itu sedang menggigit ibu jarinya dengan mata berkaca-kaca di depan mesin fotocopy milik perusahaan.

"Jangan bilang kau tidak tahu cara mengoperasikan mesin itu??"

Pemuda itu, Changkyun mengangguk pelan. "Maafkan aku sajangnim. Hiks... ketua tim Yoo sudah mengajariku tadi. Tapi aku lupa. Hiks... dan tiba-tiba saja kertas itu berhamburan kemana-mana. Maafkan aku."

Jooheon hanya menghela nafas sambil berkacak pinggang. Kenapa perusahaannya bisa menerima mahasiswa magang seperti anak ini??

"Hahh~ sudahlah, biar kusuruh yang lain sa-"

"Jangan! Aku bisa melakukannya. Hiks... tunggu sebentar."

Changkyun kembali sibuk memperhatikan mesin fotocopy di depannya dengan tatapan tidak fokus antara mengingat cara yang diajarkan oleh ketua tim-nya tadi dan juga menahan tangis.

"Hiks..."

Jooheon pun yanya menghela nafas lelah. Pelan, Jooheon menghampiri Changkyun dan menepuk lembut puncak kepala yang lebih muda.

"Sudah, sudah. Tidak apa. Pelan-pelan saja hm?" Ucapnya lembut.

Tidak terduga kan?

"Hyung jangan marahi aku ya. Hiks..."

"Siapa yang bilang aku akan memarahimu hmm?"

Jooheon kemudian mengusap lembut kepala Changkyun.

"T-tadi hyung sepertinya akan marah." Jawab Changkyun sambil menggosok matanya, berniat menghapus air matanya mengenakan lengan kemeja panjangnya.

"Tidak, tidak. Hyung mana bisa marah pada tunangan hyung ini hm?"

Sebuah kejutan lagi.

Ternyata Jooheon sudah memiliki tunangan semanis dan seimut Im Changkyun.

Lantas kenapa dirahasiakan?

Itu karena Jooheon tidak mau Changkyun diganggu oleh awak media yang sibuk mencari berita tentang kehidupan pribadi Lee Jooheon, seorang CEO muda sukses di Korea.

"Eung~ tapi kan Changkyun salah. Harusnya Changkyun dimarahi seperti pegawai lainnya."

Jooheon tersenyum kecil dan malah memeluk Changkyun. "Disini hanya ada kita berdua jadi tidak perlu seperti itu."

Jooheon semakin tersenyum saat Changkyun malah menyamankan kepalanya untuk bersandar di dada Jooheon.

"Hyung..."












KRUKKKK~
















"Changkyun lapar~ Changkyun mau ice cream!"

"Iya, iya. Nanti setelah makan, hyung akan belikan ice cream kesukaanmu."

"Assa!"






CUP!





"Hyung, saranghaeyo~"

"Eum, nado saranghae."

















END

Monsta X collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang