Pagi itu, Changkyun terbangun lebih dulu, bahkan sebelum matahari menampakkan dirinya.
Changkyun menoleh ke samping dan mendapati suaminya, Lee Jooheon masih tertidur dengan nyenyaknya.
Diusapnya wajah lelah itu dengan penuh kelembutan kemudian dikecupnya pelan kening sang suami.
"Good morning, daddy-nya baby." Gumam Changkyun pelan sambil tersenyum sebelum memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah merasa lebih segar, Changkyun turun ke dapur kemudian mulai mengambil bahan-bahan makanan untuk membuat sarapan untuk keluarga kecil mereka.
"Baby, nanti kalau daddy sudah bangun, kita ajak daddy jalan-jalan ya!" Ucap Changkyun sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit dengan tangan kirinya.
Setelah sarapan sederhananya siap, Changkyun kembali ke kamar dan melihat Jooheon yang masih tidur dengan damainya.
"Daddy pasti lelah ya?" Lirih Changkyun sambil memandangi raut lelah pada wajah Jooheon kemudian menatap perutnya.
"Baby, kalau daddy lelah, tidak apa kan kita bertiga di rumah saja? Biar daddy bisa istirahat?" Bisik Changkyun pada baby-nya sambil mengusap lembut perutnya kemudian kembali berbaring menyamping sambil memandangi wajah damai suaminya.
Changkyun tersenyum kemudian tangannya terulur untuk mengusap lembut pipi Jooheon.
Saat matahari mulai bersinar, Jooheon mulai menggerakan bola matanya dan perlahan, kelopak mata itu terbuka dan mendapati wajah cantik pasangan hidupnya tepat di hadapannya.
"Good morning, mommy."
Changkyun tersenyum lebar. "Good morning daddy!" Kemudian mengecup kilat bibir Jooheon.
"Daddy lapar?? Mommy sudah siapkan sarapan."
Jooheon tersenyum kemudian merengkuh tubuh mungil sang istri yang mulai berisi.
"Nanti saja ya? Aku ingin seperti ini dulu." Gumam Jooheon kemudian meletakkan dagunya di puncak kepala Changkyun, sedangkan yang lebih mungil terkekeh pelan dan menyamankan posisinya bersandar di dada Jooheon.
"Bagaimana keadaan baby?"
"Eum! Baby baik-baik saja! Tapi tadi baby bilang merindukan daddy!"
"Benarkah?" Tanya Jooheon sambil sesekali mengecup puncak kepala Changkyun dengan sayang.
"Ne~ mommy juga merindukan daddy."
Dan seketika itu juga, Jooheon merasa bersalah pada istrinya ini. Jooheon terlalu sibuk bekerja hingga tanpa sadar jarang meluangkan waktu untuk Changkyun, apalagi Changkyun sedang dalam kondisi berbadan 2.
"Maaf ya?"
"Eung? Kenapa daddy minta maaf?"
"Karena jarang ada waktu untuk mommy dan baby."
Changkyun memggeleng kemudian memundurkan kepalanya agar bisa menatap wajah Jooheon.
"Tidak apa. Daddy kan bekerja untuk mommy dan juga baby. Hanya saja daddy jangan terlalu lelah ya? Ingat untuk makan jika lapar, istirahat jika lelah dan jangan terlalu stres. Nanti daddy cepat tua!"
Jooheon tertawa pelan melihat wajah menggemaskan sang istri kemudian mengecup lembut kening Changkyun.
"Terima kasih ya sayang. Aku bahagia bisa memilikimu dan juga baby."
"Eung~ Changkyun juga!"
Dan Changkyun kembali menyandarkan kepalanya di dada Jooheon, menikmati detak jantung Jooheon yang teratur dan selalu menjadi irama favorit Changkyun.
Hingga keduanya tanpa sadar kembali terlelap dengan posisi memeluk satu sama lain, melupakan sarapan yang sudah Changkyun buat di atas meja makan.
END