close

498 51 17
                                    

Tiap hari, tepat pukul 6 pagi, aku melihatnya selalu duduk di halte, sendirian. Ia mengenakan seragam sekolah yang sama denganku, tapi aku tidak pernah merasa melihatnya di sekolah.

Sebenarnya aku tertarik padanya.

Wajahnya manis, dengan rambut kecoklatannya yang terlihat halus dan lembut.

Tapi ada sesuatu yang membuatku tidak bisa memulai percakapan dengannya. Entahlah, auranya berbeda.

Akhirnya aku hanya duduk di ujung bangku sambil menunggu bis yang biasa kutumpangi itu tiba.

10 menit kemudian, bis ku tiba. Aku berdiri, menoleh ke arah pemuda manis yang masih betah duduk di tempatnya.

Ah... mungkin ia sedang menunggu temannya...

Aku mengedikkan bahu kemudian melangkah memasuki bis.

"Selamat pagi paman!" Sapaku pada sang supir.

"Eoh! Selamat pagi! Kau adalah penumpangku yang selalu paling pagi."

Aku tersenyum kecil. "Paman bisa saja. Masih ada yang lebih pagi dari aku."

Aku kemudian menuju bagian belakang bis dan duduk di tempat favoritku di sebelah jendela. Aku masih betah memandangi wajah manis pemuda yang masih saja duduk diam di halte tanpa melakukan apapun, hingga akhirnya bis mulai berjalan meninggalkan halte dan aku hanya bisa menghela nafas.

Mungkin besok aku akan mengajaknya bicara...



***



Keesokan harinya, senyumku mengembang saat mendapati pemuda manis itu telah duduk di halte.

Dia ini sebenarnya datang jam berapa? Untuk apa datang sepagi ini?

Aku mendekatinya dan memutuskan untuk duduk di sampingnya.

"Hey..."

Pemuda manis itu menoleh kemudian melihat ke sekelilingnya sebelum menunjuk dirinya sendiri, membuatku mengangguk dan mengembangkan senyumku.

"Iya, kau. Hanya ada kita disini bukan?"

Pemuda manis itu terdiam kemudian mengangguk kaku.

"Kau memakai seragam sekolah yang sama denganku tapi aku tidak pernah melihatmu di sekolah?"

Bisa kulihat pemuda manis itu memiringkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya, membuatku terkekeh pelan.

"Maaf, harusnya aku memperkenalkan diri dulu. Aku Lee Jooheon." Ucapku sambil mengulurkan tangan dan dia membalasnya dengan ragu-ragu.

"Sebenarnya aku penasaran... Sejak jam berapa kau disini? Tanganmu dingin sekali."

Pemuda manis itu segera menarik tangannya kemudian menundukkan kepalanya.

Apa dia ini tipe pendiam? Pikirku.

Tidak lama kemudian bis yang kutunggu pun datang. Aku segera berdiri, namun pemuda manis itu masih tetap pada posisinya.

"Kau tidak naik?"

Pemuda manis itu mendongak kemudian menggeleng pelan. Aku mengangguk dan tersenyum kecil. "Kalau begitu aku berangkat dulu ya."

Aku beranjak menaiki bis dan seperti biasanya, menyapa supir bis dengan senyuman lebar. "Selamat pagi Paman!"

"Yoksi, kau memang selalu menjadi penumpang pertamaku!" Balas sang supir dengan senyum yang tidak kalah lebar.

Monsta X collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang