"Hyunggggg~"
Changkyun menyembulkan kepalanya dari balik pintu kemudian tersenyum lebar saat melihat Jooheon yang sudah bersiap-siap untuk tidur.
"Eoh? Kyun? Kemarilah."
Changkyun melompat kecil kemudian menghampiri Jooheon yang sudah berbaring di atas kasurnya dan mengerucutkan bibirnya. "Aku ingin sekamar dengan Jooheon hyung."
Jooheon terkekeh pelan. Masalahnya kamar panitia dan anggota memang berbeda dan Jooheon di sini sebagai ketua OSIS, sedangkan Changkyun hanya murid yang tidak mau mengikuti organisasi sekolah apapun.
Changkyun kemudian melihat ke sekeliling kamar. "Hyung nanti tidur sendirian?"
"Tidak. Soonyoung sedang bermain di kamar sebelah. Merindukan Jihoon katanya."
Changkyun hanya mengangguk-anggukan kepalanya sebelum pemuda manis itu menguap lucu sembari merenggangkan tubuhnya.
"Mengantuk?" Changkyun mengangguk dengan bibir bawah dimajukan.
"Kemarilah." Jooheon merentangkan tangannya dan Changkyun dengan senang hati menyambut pelukan Jooheon.
Jooheon kemudian menepuk-nepuk pelan punggung Changkyun, sesekali mengusap lembut bagian belakang kepala Changkyun.
"Tidur yang nyenyak ya."
"Hnggg~ mau tidur disini saja dengan hyung~"
Jooheon terkekeh kecil. "Sini."
Jooheon menggeser tubuhnya sedikit, membiarkan Changkyun membaringkan tubuhnya di sampingnya sambil memekik kegirangan sebelum masuk kembali ke dalam pelukan Jooheon.
Jooheon kembali menepuk-nepuk punggung Changkyun sambil bersenandung pelan dan benar saja tidak lama kemudian dengkuran halus terdengar menandakan pemuda manis itu telah tertidur.
Jooheon tersenyum kecil kemudian mengecup kening Changkyun sebelum mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil kekasihnya itu.
"Selamat tidur, kesayangannya Jooheon."
Di sisi lain...
"Jiiii~ ijinkan aku tidur di sini ya??"
"Tidak Soon! Kembalilah ke kamarmu! Lagipula kau sudah kembali tadi kenapa masih kemari??"
"Aku tidak mau sekamar dengan Jooheon! Dia tidur dengan Changkyun!"
Jihoon menghela nafas pelan kemudian menatap Wonwoo, teman sekamarnya yang sudah tidur dan nampak tidak terganggu sama sekali sebelum akhirnya menggeser tubuhnya. "Kemari."
"Assa!"