Changkyun sedang duduk dengan gugup. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya dia mengikuti acara kencan buta setelah puluhan paksaan dari teman-temannya yang sudah menikah.
Usia Changkyun yang menginjak 26 tahun seharusnya sudah siap untuk menikah tapi Changkyun tidak pernah mau.
Bukannya tidak ingin, hanya saja ibu tirinya selalu saja menggagalkan semua hubungan Changkyun dengan gebetan nya, lantaran putrinya menyukai gebetan Changkyun.
Maka dari itu, Changkyun gugup.
Pertama, karena memang ini pertama kali.
Kedua, dia takut kalau-kalau adik tirinya kembali berulah.
"Hahhh~" Changkyun menghela nafas pelan guna menetralkan rasa gugupnya dan tak lama, tiba-tiba saja seseorang dengan pakaian casual sudah duduk di hadapannya.
"Im Changkyun?"
"A-ah, iya... kau pasti Lee Jooheon ya?"
"Heum... maaf menunggu lama."
"Tidak juga, aku baru tiba 10 menit yang lalu."
Bohong, Changkyun berbohong. Dirinya datang 30 menit lebih awal dari waktu janjian mereka dan Jooheon terlambat sekitar 15 menit.
"Kau tidak memesan sesuatu?"
Changkyun menggeleng pelan. "Aku tidak mungkin makan duluan tanpa menunggu tamu." Jelas Changkyun dengan polosnya yang membuat Jooheon tersenyum dalam hati.
"Baiklah, kau mau pesan apa?"
"Eum... samakan saja denganmu."
Jooheon kemudian memanggil pelayan dan memesankan makanan dan minuman untuknya dan juga untuk Changkyun.
"Jadi..." ucap Jooheon setelah pelayan selesai mencatat pesanannya dan pergi dari sana. "Kau tidak ingin bertanya apa-apa padaku?"
"Bertanya apa?" Lagi, Changkyun memberikan tatapan polosnya sambil sedikit memiringkan kepalanya.
"Apa saja. Tentang pekerjaanku mungkin?" Pancing Jooheon.
Lama Changkyun berpikir kemudian menggeleng pelan. "Kupikir tidak terlalu sopan menanyakan hal-hal seperti itu pada pertemuan pertama."
Dan untuk pertama kalinya, Jooheon tidak menyesali saran Lucas untuk mengikuti kencan buta.
***
"Hyung, mau mampir?"
Jooheon yang diketahui lebih tua 1 tahun dari Changkyun itu mengangguk dan mematikan mesin mobilnya.
Namun sedetik kemudian, Changkyun terlihat ragu saat ia melihat mobil ibu tirinya terparkir rapi di halaman rumahnya.
"Eum... hyung. Maaf, tapi-"
"Changkyun sudah pulang nak?"
Changkyun menggigit bibirnya disaat tiba-tiba sang ibu keluar dari dalam rumah dan tersenyum ramah saat melihat Jooheon di samping Changkyun.
"Ah, selamat sore bibi."
"Selamat sore. Kau pasti temannya Changkyun ya?"
"Eum, mungkin lebih tepatnya calon kekasih?" Goda Jooheon sambil tersenyum jahil pada Changkyun.
Changkyun sendiri bisa melihat raut wajah ibu tirinya yang berubah kesal kemudian dengan cepat berubah menjadi ramah lagi.
"Masuklah kalau begitu. Changkyun sediakan minum ya untuk tamu-mu."
Ibu tiri Changkyun masuk ke dalam rumah, diikuti Jooheon dan Changkyun di belakangnya.
Jooheon saat ini sedang duduk sendirian di ruang tamu yang sederhana tapi terlihat elegan itu.