Kehabisan ide buat judul
Age Switch
"Im Changhee! Ayo pulang."
Seorang gadis yang bernama Im Changhee itu kemudian berlari ke arah pemuda manis yang memanggilnya dan langsung memeluknya.
"Appa~ Changhee lapar~" rengek gadis berusia 5 tahun itu.
"Ne, ne~ sebelum pulang kita akan makan dulu. Changhee ingin makan apa?"
"Changhee mau makan ayam! Lalu Changhee ingin makan pancake~"
Pemuda manis itu tersenyum kemudian mengusap lembut kepala Changhee. "Jja~ kalau begitu kita akan pergi ke kedai Paman Kihyun. Changhee mau?"
Gadis cilik itu mengangguk dengan semangat. "Changhee juga ingin bertemu dengan Jongwon!"
Pemuda manis itu terkekeh gemas kemudian berdiri dan menggandeng tangan Changhee. "Kajja, kita ke tempat paman Kihyun!"
"Kajja~"
"Ya Im Changkyun!"
Pemuda yang bernama Im Changkyun itu menoleh dan mendapati Kihyun memanggilnya dengan gerakan tangannya.
"Changhee-ya, main dulu dengan Jongwon ya? Appa harus bicara dengan paman Kihyun sebentar."
Gadis cilik itu hanya mengangguk dan melanjutkan kegiatan bermainnya dengan Jongwon.
"Ada apa Kihyun hyung?"
"Apa kau sudah memikirkan tentang pembicaraan terakhir kita?" Tanya Kihyun langsung.
"Tentang?"
"Astaga Changkyun! Kau benar-benar lupa atau pura-pura lupa?"
Changkyun hanya mengeluarkan cengiran khas nya. "Maafkan aku. Kita membicarakan banyak hal terakhir kali kita bertemu hyung."
Kihyun hanya bisa menghela nafasnya kemudian menatap pemuda yang sudah dianggap seperti adiknya itu dengan serius. "Tentang pasangan hidupmu. Sampai kapan kau akan membesarkan Changhee sendirian?"
Kali ini giliran Changkyun yang menghela nafasnya. "Hyung... Aku tidak ada masalah dengan itu."
"Tapi tetap saja Changhee membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tua, Changkyun. Tidakkah kau ingin Changhee merasakan kasih sayang seorang ayah?"
"Changhee sudah menganggap Hyunwoo hyung seperti ayahnya dan kau seperti ibunya."
Kihyun mendengus kesal. "Kau tahu benar bukan itu yang kumaksdukan Im Changkyun."
Changkyun mengangguk. "Aku paham hyung. Hanya saja... berikan aku waktu lagi untuk memikirkannya, ne?"
"Hah~ baiklah. Pikirkan baik-baik Changkyun."
"Arasseo hyung."
"Changhee-ya..."
Changkyun buru-buru menghampiri Changhee yang sedang menundukkan kepalanya dengan bahu bergetar menahan tangis. Di hadapannya berdiri seorang pemuda yang menatap tajam ke arah Changhee.
"Appa~" Changhee kemudian memeluk Changkyun, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Changkyun dan menangis.
"Ya! Kenapa masih saja menangis??" Ucap pemuda bermata sipit itu.
"Maaf, tapi ada masalah apa dengan anakku?"
Pemuda bermata sipit itu mengalihkan perhatiannya kepada Changkyun yang sekarang sedang menggendong Changhee dan dalam sekejap, pemuda itu seperti terperangkap dalam pesona manis seorang Im Changkyun.
