"Apa?"
"A-aku hamil, tuan."
"Dan kau ingin aku percaya pada perkataanmu? For God's sake! Kau itu pekerja malam di bar itu dan kau ingin aku percaya bahwa kau hamil anakku??"
Pemuda manis itu mengepalkan tangannya dengan erat. Diangkatnya kepalanya dan menatap sosok pria di hadapannya dengan tatapan tajam.
"Perlukah kuingatkan bahwa aku hanya bartender di bar itu?? Semuanya tidak akan terjadi jika kau tidak nekat memasukkan obat perangsang ke dalam minumanku, brengsek!"
"Woah! Kau bahkan berani memakiku?? Dasar sialan!"
"Baiklah, kupikir tidak ada gunanya melanjutkan pembicaraan ini, Lee Jooheon-ssi. Aku tidak akan meminta apapun darimu, setidaknya kau mengetahui bahwa kau memiliki anak yang sama sekali tidak kau akui! Aku permisi."
"Ya! Im Changkyun! Tunggu! Aish, sialan!"
***
Pemuda manis bernama lengkap Im Changkyun itu sedang duduk di sebuah bangku taman dengan tangan yang mengepal erat di atas lututnya.
"Seharusnya memang aku tidak percaya padanya!"
"Siapa?"
"Dia! Tipe-tipe pria brengsek yang- eh??"
Changkyun menolehkan kepalanya dan terkejut saat ada seorang pria asing tiba-tiba sudah duduk di sampingnya.
"A-ah, maafkan aku." Changkyun menundukkan kepalanya, merutuki kebodohannya sendiri.
"Lanjutkan saja, aku tidak akan mengganggumu."
Pria itu memang benar hanya duduk diam di samping Changkyun yang merasa canggung. Mereka terdiam lumayan lama hingga angin berhembus kencang, membuat tubuh Changkyun yang hanya terbalut sweater dan celana jeans itu menggigil kedinginan.
Pria itu melirik ke arah Changkyun yang sedang memeluk tubuhnya sendiri, kemudian tersenyum kecil sebelum melepaskan syal yang melilit lehernya dan melilitkannya di leher Changkyun.
"T-tuan..."
"Kenapa keluar dengan pakaian seperti ini pada cuaca dingin eoh?"
Changkyun hanya diam, membiarkan pria asing itu melakukan apa yang ia mau.
"T-terima kasih."
"Sama-sama."
Lagi, keduanya terdiam hingga tiba-tiba...
"Ah! Bintang jatuh!"
Changkyun mendongak dan benar saja, ada bintang jatuh membuat Changkyun cepat-cepat memanjatkan doa. Setelah selesai, Changkyun membuka matanya dan tersenyum lebar.
"Kau masih percaya pada hal-hal seperti itu?"
Changkyun menoleh dan menatap pria asing itu dengan senyuman konyol.
"Tidak ada salahnya kan mencoba?"
Pria asing itu tersenyum kemudian mengulurkan tangannya. "Jung Jinyoung."
Changkyun pun menerima uluran tangan itu. "Im Changkyun."
***
"Kau kenapa masih kembali kemari?"
Changkyun mengerutkan keningnya bingung. "Ini hampir jam kerjaku."
"Bukankah kemarin kau sudah mengundurkan diri? Seorang pria mendatangiku dan berkata kau berhenti bekerja disini."
Changkyun tidak tahu siapa pria yang dimaksud oleh boss-nya itu, tapi Changkyun sangat yakin jika pria itu adalah Lee Jooheon.
Mengingat kuasa yang dimiliki Lee Jooheon, Changkyun lantas berpamitan pada boss-nya itu sebelum mengambil barang-barangnya.