Hanya sebuah kisah singkat seorang Im Changkyun yang mencintai Lee Jooheon dengan caranya sendiri...
Chagkyun tahu ia bodoh, mau-mau saja dibodohi oleh seorang bad boy seperti Lee Jooheon. Menerima pernyataan cinta Jooheon meskipun ia tahu bahwa perasaannya hanya dihargai sebatas taruhan.
Lebih bodohnya lagi adalah Changkyun yang memohon pada Jooheon agar tetap bersamanya meskipun taruhan itu sudah berakhir.
Bodoh?
Iya, Changkyun akui ia memang bodoh. Kepintarannya dalam masalah hati tidak berbanding lurus dengan kepintarannya di bidang akademi.
Changkyun bahkan rela dihina, mendapat cibiran pedas dari seluruh mahasiswa di kampus. Mereka mengira bahwa Changkyun tidak ingin putus dari Jooheon karena kekayaan keluarga Lee itu. Tapi tidak. Changkyun mempunyai 2 alasan tersendiri kenapa ia tidak mau memutuskan hubungannya dengan Jooheon.
Karena perasaannya sendiri dan juga janjinya.
***
Lagi-lagi Changkyun harus merasakan sesak di dadanya ketika melihat Jooheon berjalan mesra dengan seseorang yang Changkyun tidak peduli identitasnya.
Harusnya Changkyun sudah terbiasa, tapi masih saja ada sedikit rasa sakit yang memaksa hinggap di hatinya.
Mengabaikannya, Changkyun menghampiri Jooheon yang sedang sibuk bercanda dengan kekasih barunya itu, menyerahkan sebuah bungkusan berisi bekal yang selalu Changkyun masak untuk Jooheon.
"Makanlah dengan kekasihmu."
Jooheon sendiri hanya menerimanya dengan cuek. Toh selama ini ia memang selalu memakan bekal yang dimasakkan Changkyun karena bekal itu mengingatkannya kepada seseorang.
Tanpa Jooheon tahu, bahwa Changkyun selalu menghabiskan uang jajannya hanya untuk membelikan bahan makanan yang terbaik untuk Jooheon. Merelakan dirinya sendiri untuk tidak makan karena Changkyun hanya ingin yang terbaik untuk Jooheon
***
"Aku datang lagi."
Changkyun duduk di atas tanah, tidak peduli bahwa celananya akan kotor nanti dan mulai membersihkan tanaman-tanaman liar yang sudah mulai tumbuh di sekitarnya. Setelah dirasa bersih, Changkyun meletakkan buket bunga yang di bawanya di atas gundukan tanah yang sedikit mengering itu.
"Maaf jika aku sudah lama tidak kesini."
"Dan sepertinya aku tidak akan bisa kembali lagi kesini untuk mengunjungimu."
"Maaf jika aku melanggar janji. Tapi aku sungguh sudah tidak sanggup."
Changkyun menundukkan kepalanya, tersenyum getir dan tanpa sadar air matanya sudah menetes, kembali terngiang ucapan Jooheon beberapa waktu lalu yang membuat Changkyun memutuskan untuk benar-benar menyerah.
"Berhentilah menjadi parasit di hidupku!"
"Aku muak melihatmu! Tidak di kampus, tidak di rumah, kau benar-benar membuatku muak Im Changkyun!"