Hah~
Aku menatap segerombolan siswa di hadapanku dengan jengah.
Bukan, mereka bukan bergerombol untuk melihatku, tapi melihat saudara kembarku yang tidak lain adalah Daniel Im.
Ya, kami kembar, walaupun sulit untuk menerimanya tapi kenyataan berkata seperti itu.
Aku, Im Changkyun adalah adik kembar Daniel Im dengan usia yang hanya berbeda 5 menit.
Wajah kami mirip, tentu saja karena kame kembar identik.
Yang berbeda adalah kepribadianku dengannya yang berbanding 180°.
Jika kalian melihat Daniel, maka kalian akan menemukan sosok yang hangat, ramah, ceria, pintar, ah, semua yang baik bisa kalian lihat pada diri Daniel.
Dan kalian akan menemukan kebalikan dari Daniel pada diriku.
Aku adalah sosok yang tertutup, pendiam, dingin, yah... semua kebalikan dari Daniel.
Awalnya aku tidak mempermasalahkan hal ini, toh aku tidak merasa terganggu dengan kehidupanku yang sekarang.
Namun kehidupanku mulai terusik, saat kekasih Daniel itu datang dan dengan seenak jidatnya Daniel malah memintaku untuk menjadi penggantinya dan menemui kekasih yang sudah hampir 2 tahun itu tidak dijumpainya.
***
"Kau... berubah."
Changkyun hanya menatap datar ke arah sosok pria berusia 25 tahun di hadapannya itu. "Semua manusia yang hidup pasti berubah."
Pria itu terkekeh pelan. "Kau benar. Hanya orang yang sudah meninggal yang tidak berubah."
Changkyun menghela nafasnya. "Apa yang akan kita lakukan disini, Jooheon?" -ssi, tambah Changkyun di dalam hati.
"Makan, tentu saja. Untuk apa lagi kita ke caffe kalau tidak makan?"
Changkyun menerima buku menu yang diberikan oleh Jooheon dan mengerutkan keningnya menatap gambar-gambar makanan manis yang membuatnya mual.
Changkyun menutup buku menu itu dan menghela nafasnya.
"Wae? Kau tidak memesan sesuatu?"
Changkyun menggeleng. "Tidak suka makanan manis."
"Benarkah? Seingatku dulu kau sanggup menghabiskan 5 slice cakes dalam sekali makan dan masih sanggup memesan ice cream."
Changkyun merotasikan bola matanya. Tentu saja karena itu Daniel Im, bukan Im Changkyun.
"Mungkin seleraku juga berubah. Lagipula makanan manis seperti itu membuat lebih cepat mati."
Changkyun mengerutkan keningnya saat Jooheon tertawa. "Apa ada yang lucu?"
Jooheon menggeleng. "Tidak, tidak. Hmmm... jadi kau ingin makan apa?"
Changkyun menatap Jooheon dengan berbinar dan menjawab 'Pizza!' dengan suara yang terlampau lantang dan bersemangat hingga keduanya menjadi bahan tontonan seisi caffe.
***
Jika diperhatikan, Jooheon adalah tipe pria idaman.
Sungguh, untuk kali ini Changkyun tidak berbohong.
Jooheon itu perhatian. Lebih tepatnya peka ketika mendapati Changkyun yang terdiam di depan sebuah toko boneka dan matanya menatap lekat ke arah boneka beruang berwarna coklat muda yang seolah-olah memanggil Changkyun untuk membelinya.
Jooheon tersenyum dan segera masuk ke dalam toko tanpa sepengetahuan Changkyun, membeli boneka yang menarik atensi Changkyun dan menyerahkannya pada pemuda manis itu.