Ramen

160 25 0
                                    

Malam sudah cukup larut ketika pemuda manis itu pulang dari tempat kerja paruh waktunya. Pemuda manis itu berjalan pelan sambil bersenandung, merasa cukup senang karena hari ini ia mendapat cukup banyak bonus dari bosnya karena menggantikan shift kerja temannya yang mendadak sakit.

Pemuda manis itu masih merasa senang hingga akhirnya ia berbelok ke sebuah gang gelap yang memang harus ia lewati untuk sampai ke rumah kontrakannya.

"Ah... Kenapa gelap sekali ya?" Pemuda manis itu mendongak dan mendapati lampu jalan di gang tersebut mati.

Menggosokkan kedua telapak tangannya yang dingin, pemuda manis itu melanjutkan langkahnya sambil memikirkan apa yang harus ia makan dalam cuaca dingin seperti ini.

"Ramen hangat tidak buruk." Gumam pemuda manis itu senang.

Tiba-tiba pemuda manis itu menghentikan langkahnya, sedikit melirik ke arah belakang karena ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Menggeleng pelan, ia melanjutkan langkahnya, berusaha berpikir bahwa mungkin saja orang itu memang memiliki tujuan yang sama dengannya atau bisa saja nanti orang itu akan berbelok ke arah yang berbeda.

Namun di pertigaan, orang itu nyatanya masih tetap mengikutinya. Bahkan ketika ia berhenti, orang itu juga akan berhenti.

Agak tergesa, pemuda manis itu mempercepat langkahnya, tidak menyadari seseorang yang berjongkok di dekatnya sedang memperhatikan dirinya.

Pemuda yang tadinya berjongkok itu memahami situasi dan dengan cepat ia bangkit berdiri kemudian merangkul pundak pemuda manis itu dengan santai.

"Lama sekali? Aku sudah menunggumu dari tadi."

"U-uh?"

Pemuda bermata sipit itu mendekatkan bibirnya ke telinga pemuda manis itu.

"Aku tahu dia membuntutimu. Kita berputar-putar saja dulu." Bisiknya pelan sambil mengusap lembut pundak pemuda manis itu.

Pemuda manis itu menggumam dan mengangguk pelan, menurut saja pada pemuda asing yang menolongnya itu. Dan benar saja, setelah memutar jalan beberapa kali, akhirnya penguntit itu pergi, membuat pemuda manis itu dibanjiri perasaan lega.

"Terima kasih ya! Eum... Siapa namamu?" Tanya pemuda manis itu sambil memiringkan kepalanya.

Pemuda asing itu tertawa pelan. "Kau tidak ingat padaku ya Im Changkyun?"

"Huh?" Pemuda manis bernama Changkyun itu menyipitkan matanya. "Aku sepertinya pernah melihatmu. OH!"

"Sudah ingat?" Pemuda asing itu terkekeh pelan melihat wajah menggemaskan Changkyun.

"Eum! Kau kan yang selalu membeli rokok di minimarket tempatku bekerja!"

"Err, itu..." Pemuda asing itu menggaruk tengkuknya canggung.

"Jangan merokok lagi." Ucap Changkyun sambil melotot, berusaha agar terlihat garang namun jatuhnya malah semakin menggemaskan.

"Ini..." Changkyun terlihat mengobrak-abrik isi tasnya dan mengeluarkan sebatang permen lollipop kesukaannya lalu memberikannya kepada pemuda di hadapannya.

"Makan permen saja! Ini kesukaanku! Kau tahu kan kalau merokok itu sangatlah tidak sehat? Oh iya! Siapa namamu??"

Pemuda bermata sipit itu terkekeh, mengambil lollipop di tangan Changkyun. "Terima kasih. Namaku Lee Jooheon."

"Baiklah Lee Jooheon-ssi! Terima kasih banyak atas bantuanmu hari ini! Dan juga aku akan menunggu kedatanganmu di minimarket! Tapi jangan membeli rokok lagi ya atau aku tidak akan mau melayanimu! Hehe~"

Pemuda bernama Jooheon itu tertawa pelan dan mengangguk. "Baiklah."

"Kalau begitu aku masuk dulu ya! Sampai jumpa lagi Jooheon-ssi~"

Changkyun melangkah dengan riang memasuki rumah kontraknya sementara Jooheon masih tidak bisa berhenti tersenyum. Akhirnya ia memiliki kesempatan untuk mendekati pujaan hatinya.

Ya, sebenarnya Jooheon sudah memperhatikan Changkyun sejak lama. Itulah sebabnya Jooheon selalu kembali ke minimarket itu meskipun ia tidak tahu harus membeli apa dan berakhir mengambil sekotak rokok yang tidak pernah ia gunakan.

Baru saja akan pergi, Jooheon menghentikan langkahnya ketika pintu rumah kontrakan Changkyun terbuka dan si pemilik rumah kontrakan itu menyembulkan kepalanya dari celah pintu dengan pipi yang merona.

"U-uh... Jooheon-ssi mau mampir makan ramen dulu?

Dan Jooheon mana mungkin akan melewatkan kesempatan emas seperti ini bukan?










Eum... Hai?
Apa masih ada yang baca dan nyimpen book ini?
Ehe~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Monsta X collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang